Pemahaman Konsep Matematika Pemahaman Konsep Matematik

menangkap dan menerangkan suatu objek atau kejadian. Dengan pengetahuan sebelumnya yang dimiliki, maka siswa dapat mengkonstruk arti suatu konsep. Siswa dikatakan dapat memahami sebuah konsep jika dapat menyimpulkan suatu konsep berdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri. Siswa dapat mengingat kembali apa yang mereka ingat dan mencoba menggambarkan dengan menggunakan kalimat sendiri. Sehingga pemahaman konsep menjadi penting bagi siswa karena dengan memahami konsep yang benar maka siswa dapat menyerap, menguasai, dan menyimpan materi yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan pemaparan teori-teori di atas, definisi pemahaman konsep matematik dalam penelitian ini adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh siswa dalam memahami dengan benar definisi, ciri khusus, inti atau isi dari materi matematika dan kemampuan dalam mengaitkan ide-ide tersebut dan siswa mampu memilih serta menggunakan prosedur atau aturan secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.

2. Teknik Scaffolding dalam Pembelajaran Matematika

a. Belajar dan Pembelajaran

Bagi kita yang aktif berkecimpung dalam dunia pendidikan dan memiliki high responsibility terhadap dunia pendidikan pasti akan selalu mempertanyakan beberapa hal yang berkaitan langsung dengan dunia pendidikan yaitu apa itu belajar dan bagaimana belajar itu terjadi. Belajar merupakan hal terpenting dalam jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa adanya proses belajar maka tidak pernah ada pendidikan. Belajar menurut teori konstruktivistikbukanlah sekedar menghafal akan tetapi proses mengkonstruk pengetahuan melalui pengalaman. 22 Sehingga yang menjadi centre bukanlah guru melainkan 22 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2008,h.246 siswa. Siswa membangun sendiri pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar yang dialaminya. Belajar merupakan hal terpenting dalam jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa adanya proses belajar maka tidak pernah ada pendidikan. Menurut Fontana, belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman. 23 Belajar adalah perubahan yang terjadi didalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. 24 Belajar merupakan hal terpenting dalam jenis dan jenjang pendidikan,sehingga tanpa adanya proses belajar maka tidak pernah ada pendidikan. Menurut Fontana, “belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman ”. 25 Menurut Gagne, belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar merupakan kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan: 1 stimulasi yang berasal dari lingkungan; dan 2 proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. 26 Dengan demikian belajar seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi kapabilitas baru. Jadi, belajar terjadi bila ada hasilnya yang dapat diperlihatkan, anak-anak demikian juga orang dewasa dapat mengingat kembali kata-kata yang pernah didengar dan dipelajarinya. Jadi belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Dalam pandangan konstruktivisme belajar bukan hanya sekedar mentransfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana 23 Erman Suheman, Strategi pembelajaran Matematika Kontemporer,Bandung:JICA UPI,2001,h.8 24 Pupuh Fathurrohman, Straetegi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan konsep Islami, Bandung: PT. Refika Aditama,2009,cetakan ketiga,hal.6 25 Erman Suherman, StrategiPpembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA UPI, 2001,hal.8. 26 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta,2010, ceta.ke-8, hal.17. otak memproses dan menginterpretasikan pengalaman yang baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya dalam format yang baru. Dari definisi di atas yang perlu digaris bawahi adalah bahwa proses belajar itu dapat terjadi dengan berbagai cara, baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan perilaku berupa pengetahuan, pemahaman,keterampilan, dan kebiasaan baru yang diperoleh individu. Sedangkan pengalaman merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan yang sebagai sumber belajarnya. Jadi, belajar diartikan sebagai proses perubahan dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. Jadi yang terlebih penting dalam belajar adalah proses bukan hasilnya. Artinya belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik. Pembelajaran dalam arti sempit dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang dapat melakukan kegiatan belajar. 27 Kat a “pembelajaran” lebih menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara sungguh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial. Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono adalah “kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar ”. 28 Dengan demikian pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran itu dikembangkan melalui pola pembelajaran yang 27 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung:PT.Rosdakarya,2009,cet.Pertama,hal.10. 28 Syaiful Sagala, op.cit.,h.62. menggambarkan kedudukan serta peran pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru sebagai sumber belajar, penentu metode belajar dan juga penilai kemajuan belajar meminta para pendidik untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Dari definisi diatas yang perlu di garis bawahi yaitu bahwa pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistematik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, bail di kelas maupun diluar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.

b. Teori Vygotsky

Vygotsky dalam teorinya mengatakan, “orang lain dan bahasa memainkan peran kunci dalam perkembangan kognitif seorang anak ” . Fungsi-fungsi mental mempunyai hubungan eksternal atau hubungan sosial. Dalam teori Vygotsky menyatakan bahwa anak-anak menegembangkan konsep-konsep yang lebih sistematis, logis dan rasional yang merupakan hasil dari dialog bersama pembimbingnya yang terampil. Vygotsky 1896-1934, seorang psikolog Rusia, menyatakan bahwa peserta didik dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial. Proses mengkonstruksi ini oleh Vygotsky disebut konstruktivisme sosial. 29 Sumbangan penting teori Vygotsky adalah penekanan pada hakikat pembelajaran sosiokultural. Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek internal dan eksternal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pembelajaran. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif manusia berasal dari interaksi sosial masing-masing individu dalam konteks 29 Adinegara, Vygotskian Perspective: Proses Scaffolding untuk Mencapai Zone of Proximal Development ZPD, tersedia dalam : http:blog.unnes.ac.idadinegara20100304Vygotskian- perspective-proses-scaffolding-untuk-mencapai-zone-of-proximal-development-zpd.