Kapal tersebut terlibat dalam perompakan.

Eka Krisnawati : Tindak Pidana Perompakan Di Wilayah Perairan Selat Malaka, 2007. USU Repository © 2009 3. Terjadi suatu peristiwa di atas kapal sebagaimana diatur dalam UNCLOS 1982 Pasal 27 4. Kapal dagang yang mengangkut senjata amunisi selama dalam lintas pelayaran. b. Dilakukan di Zona Ekonomi Eksklusif apabila terdapat bukti atau petunjuk kuat bahwa : 1. Melakukan penelitian kelautan tanpa persetujuan pemerintah Republik Indonesia. 2. Melakukan eksplorasi eksploitasi sumber daya di ZEEI tanpa persetujuan pemerintah Republik Indonesia 3. Melakukan kegiatan yang mengakibatkan tercemarnya lingkungan laut 4. Membongkar kabel dasar laut tanpa persetujuan pemerintah Republik Indonesia 5. Melakukan kejahatan internasional antara lain pembajakan di laut, perdagangan budak, perdagangan narkotika 6. Kapal dagang yang mengangkut senjata amunisi dan ditujukan untuk mengancam keamanan integritas wilayah dan kedaulatan Republik Indonesia. c. Dilakukan di Laut Lepas apabila terdapat bukti atau petunjuk kuat bahwa :

1. Kapal tersebut terlibat dalam perompakan.

2. Kapal tersebut terlibat dalam perdagangan budak. Eka Krisnawati : Tindak Pidana Perompakan Di Wilayah Perairan Selat Malaka, 2007. USU Repository © 2009 3. Kapal tersebut terlibat dalam penyiaran gelap. 4. Kapal tersebut tanpa kebangsaan. 5. Kapal tersebut mengibarkan bendera asing atu menolak untuk memperlihatkan benderanya. 2. Prosedur Penghentian Kapal a. Harus didahului dengan peran pemeriksaan b. Dimulai dengan memberikan isyarat keinginan untuk berkomunikasi c. Apabila komunikasi belum terjalin, dilakukan dengan cara : 1. Mengibarkan bendera L pada batas cuaca yang dapat dilihat, atau 2. Megaphone pada batas yang dapat didengar 3. Isyarat gaung d. Apabila tidak diindahkan, diberi peringatan sebagai berikut : 1. Tembakan meriam peluru hampa, atau 2. Peluru tajam dengan senjata kaliber kecil dengan arah ke atas e. Jika tidak juga diindahkan, laksanakan tembakan dengan senjata kaliber kecil atau meriam ke arah air laut di sekitar kapal yang percikan airnya dapat dilihat dengan jelas dari kapal yang dicurigai. 3. Hal – hal khusus Apabila peringatan – peringatan tersebut di atas kapal tidak juga berhenti maka komandan kapal dapat mengambil tindakan sebagi berikut : Eka Krisnawati : Tindak Pidana Perompakan Di Wilayah Perairan Selat Malaka, 2007. USU Repository © 2009 a. Menembak ke arah badan kapal yang diperkirakan tidak ditempati oleh ABK seperti propeller, daun kemudi dan haluan kapal sehingga tidak meninggalkan korban jiwa b. Menembak ke arah anjungan jika tembakan badan kapal di atas tidak membuahkan hasil c. Melaksanakan tindakan pertolongan kepada ABK yang berada di air sebagai akibat bila kapal tenggelam dengan memperhatikan keamanan sendiri d. Tindakan di atas juga dilakukan bila kapal yang akan diperiksa mengadakan manufer yang membahayakan kapal pemeriksa e. Apabila di antara ABK melakukan perlawanan bersenjata dilakukan tindakan tegas dengan mempergunakan senjata api secara proporsional 4. Pengejaran Seketika Hot Persuit Dilakukan jika penghentian tidak dapat dilaksankan, menurut UNCLOS 1982 Pasal 111 diatur sebagai berikut : a. Apabila pihak yang berwenang mempunyai alasan yang cukup untuk mengira bahwa kapal tersebut telah melanggar peraturan perundang-undangan. b. Hak pengejaran seketika berhenti segera setelah kapal yang dikejar memasuki laut teritorial negara lain. Apabila terdapat bukti atau petunjuk yang kuat telah terjadi suatu tindak pidana maka : Eka Krisnawati : Tindak Pidana Perompakan Di Wilayah Perairan Selat Malaka, 2007. USU Repository © 2009 1. Perwira pemeriksa setelah mendapat pengarahan dari komandan kapal menyatakan kepada nahkoda kapal yang diperiksa bahwa nahkoda, ABK bersama kapalnya tidak diizinkan melanjutkan pelayaran dan akan dibawa ke pangkalan pelabuhan yang ditentukan serta dijelaskan secara singkat tentang jenis pelanggaran hukum yang dilakukan. 2. Meminta pernyataan kepada nahkoda pada peta posisi atau gambar situasi pengejaran dan penghentian 3. Komandan mengeluarkan Surat Perintah kepada Tim Kawal untuk membawa kapal dan awak kapal ke pelabuhan yang telah ditentukan. 4. Komandan mengeluarkan Surat Perintah Penahanan Kapal. 23 Sampai disini, perompak akan diselidiki oleh pihak TNI AL dengan cara interogasi dan pengumpulan alat-alat bukt i. Setelah berdasarkan hasil penyidikan ternyata tersangka terbukti melakukan tindak pidana perompakan, maka selanjutnya kasus dilimpahkan kepada pihak Kejaksaan.

C. Analisa Kasus