Eka Krisnawati : Tindak Pidana Perompakan Di Wilayah Perairan Selat Malaka, 2007. USU Repository © 2009
Sebelum tahun 1989 Selat Malaka dipandang sebagai wilayah lautan yang relatif aman. Namun pada masa-masa berikutnya menjadi kawasan yang
cukup rawan. Setiap tahunnya dilaporkan telah terjadi sekitar 28 kali penyerangan dan sejak tahun 1991 jumlahnya terus bertambah hingga 50
kali serangan per tahun. Kebanyakan penyerangan tersebut adalah terhadap kapal-kapal dagang yang sedang berlayar.
Perlu juga diketahui bahwa kejahatan perompakan yang terjadi di Selat Malaka mungkin tidak murni bersifat mencari keuntungan semata-mata
tetapi mengandung tujuan politis sebagaimana dilaporkan oleh beberapa ICC Commercial Crimes Services tanggal 23 September 2003. Dalam
laporan tersebut dinyatakan : . . . .There was evidence to suggest Aceh rebels are responsible for
the growing piracy in the area. Their principal motivation … Is to fund their political cause by holding hostages for ransum.
Yang secara bebas dapat diartikan sebagai berikut : ……….terdapat bukti yang mengarahkan bahwa pemberontak di Aceh
bertanggung jawab atas pertumbuhan perompakan di wilayah ini. Tujuan utama mereka……… adalah untuk mendanai usaha politik mereka dengan
melakukan penyanderaan untuk persediaan.
c. Laut Cina Selatan
Dalam waktu tujuh bulan Mei hingga Desember, telah terjadi 42 kasus perompakan terhadap kapal besar dan kecil.
Eka Krisnawati : Tindak Pidana Perompakan Di Wilayah Perairan Selat Malaka, 2007. USU Repository © 2009
d. Amerika Selatan
Penyerangan perompak di Colombia, Venezuela tahun 1998 terjadi 38 kasus.
Adapun pola modus operasi yang dipergunakan perompak adalah naik dan menyerang kapal pada malam hari.
Berikut adalah peristiwa perompakan dan modus operandinya secara garis besarnya.
Tabel 1
No. Perompakan yang terjadi dalam kurun tahun 1999 - 2003
Waktu Kejadian Lokasi Kejadian
Keterangan 1
13 November 1999 Pelabuhan Surabaya
Ketika sedang berlabuh, perompak naik kapal dan
mencuri peralatan kapal.
2 19 November 1999
15 : 32 U dan 041 : 53 T dekat Jazirat
Ta’ir Laut Merah Kapal yang sedang
berlayar dinaiki 7 perompak bersenjata
canggih.
3 21 November 1999
Karang Channing Shoal, P. batu Gelasa
Perompak berusaha menaiki kapal dan awak
kapal berusaha membunyikan sinyal dan
memukul balik serangan peompak.
4 23 November 1999
Tanjung Priok Kapal ditumpangi 10
perompak bersenjata dengan pisau panjang,
namun mereka melarikan diri setelah awak kapal
menghidupkan alarm.
Eka Krisnawati : Tindak Pidana Perompakan Di Wilayah Perairan Selat Malaka, 2007. USU Repository © 2009
5 26 November 1999
025 : 63 S dan 106 : 58 T di Leplia Str
5 perompak bersenjata dengan pisau panjang
menaiki kapal, menahan nahkoda, pegawai dan
menyandera kepala pegawai. Perompak
melompat ke air ketika ada perlawanan dari
tawanan. 6
26 November 1999 03 : 01 S dan 106 :
58 T di Gelasa Str 7 perompak dengan
senjata panjang menaiki kapal, menahan nahkoda,
pegawai, menyandera serta mencuri uangmilik
awak kapal dan perlengkapan kapal.
7 1 Oktober 2002
_ Perompak menyerang
kapal tanker 8
2 September 2003 Selat Malaka
Perompak mengancam kapal tanker minyak
Sumber : Buku Isu-isu Kelautan “dari kemiskinan hingga bajak laut”
Sebagai suatu negara maritim, wilayah laut Indonesia memiliki peran yang sangat vital dan strategis dalam aspek kedaulatan, keamanan, transportasi,
industri, perekonomian, sosial, sebagai sumber penghidupan masyarakat, dan hubungan luar negeri.
4. Aspek Sosial-Ekonomi Kejahatan Perompakan