Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

2.4 Kinerja karyawan 2.4.1 Pengertian Kinerja Karyawan Kinerja karyawan sering diartikan sebagai pencapaian tugas, dimana karyawan dalam bekerja harus sesuai dengan program kerja organisasi untuk menunjukkan tingkat kinerja organisasi dalam mencapai visi, misi, dan tujuan organisasi. Menurut Mangkunegara 2002:67 “kinerja adalah suatu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Rivai 2004:14 mengatakan “kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standart hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama”. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan merupakan hasil yang dicapai karyawan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya baik secara kuantitas maupun kualitas melalui prosedur yang berfokus pada tujuan yang hendak dicapai serta dengan terpenuhinya standart pelaksanaan.

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Kinerja performance dapat dipengaruhi oleh dua faktor menurut Keith Davis dalam Mangkunegara 2002:13, yaitu : 1. Faktor Kemampuan Ability Universitas Sumatera Utara Secara psikologis, kemampuanterdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality. Artinya pimpinan dan karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai. 2. Faktor Motivasi Motivation Motivasi diartikan suatu sikap pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Menurut Kane 1986 “every job function could be assessed in terms of six dimensions: quality,quantity, timeliness, cost-effectiveness, need forsupervision, and interpersonal impact”.Artinya, setiap pekerjaan dapat dinilai dengan 6 dimensi: kualitas, kuantitas, pemanfaatan waktu, efektivitas biaya, supervisi, dan hubungan antar pribadi. Menurut Campbell 1990“the structure ofjob performance in terms of eight dimensions. The eight factors are: job-specific task proficiency, nonjob- specific task proficiency, written and oralcommunication, demonstrating effort, maintainingpersonal discipline, facilitating peer and teamperformance, supervision, and management oradministration”.Artinya, struktur dari kinerja terbagi dalam 8 dimensi yaitu kecakapan dalam melaksanakan tugas yang ada Universitas Sumatera Utara pada spesifikasi pekerjaan, kecakapan melaksanakan tugas yang tidak ada pada spesifikasi pekerjaan, kemampuan komunikasi dan menulis, menunjukkan usaha, memperbaiki disiplin, memfasilitasi rekan dan kinerja tim, supervisi, dan kemampuan administratif. Mathis dan Jackson 2002:180 menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dari individu yaitu: 1. Kualitas Kerja adalah kerapian, ketelitian, keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume kerja untuk menghindari kesalahan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. 2. Kuantitas Kerja adalah volume kerja yang dihasilkan di bawah kondisi normal yang menunjukkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan dalam mencapai efektivitas yang sesuai dengan tujuan perusahaan. 3. Pemanfaatan Waktu yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan dari perusahaan untuk mencapai ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. 4. Kemampuan Bekerja Sama yaitu di mana karyawan dapat melakukan pekerjaannya dengan karyawan lainnya atau kelompoknya dalam menyelesaikan pekerjaannya.

2.4.3 Manfaat Penilaian Kinerja