Metode Ekstraksi TINJAUAN PUSTAKA

7

2.1.2 Nama lokal

Jawa : jarong Sunda, biron, karomenal, sekar laru, ngadirenggo jawa Dalimartha, 2000.

2.1.3 Nama asing

Yu long Bian Cina, Snakeweed Inggris Dalimartha, 2000.

2.1.4 Kandungan kimia

Pecut kuda mengandung glikosida, flavonoid dan alkaloid Dalimartha, 2000.

2.1.5 Khasiat tumbuhan

Herba pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl digunakan sebagai obat infeksi dan batu saluran kencing, rematik, sakit tenggorokan, pembersih darah, haid tidak teratur, keputihan, hepatitis A. Bunga dan tangkainya untuk pengobatan radang hati sedangkan akarnya untuk pengobatan keputihan Dalimartha, 2000.

2.2 Metode Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan Depkes, 2000. Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung BPOM, 2012. Ekstraksi dalam istilah farmasi yaitu proses pemisahan bagian senyawa aktif yang berkhasiat sebagai obat dari jaringan tanaman atau hewan dengan menggunakan pelarut tertentu, sesuai prosedur standart yang akan menghasilkan Universitas Sumatera Utara 8 ekstrak Depkes, 1979. Zat aktif yang terdapat dalam simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain Ditjen POM, 2000. Tujuan utama ekstraksi adalah untuk mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan Syamsuni, 2006. Metode ekstraksi yang umum digunakan antara lain yaitu: a. Maserasi Maserasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan, sedangkan remaserasi merupakan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya Ditjen POM, 2000. b. Perkolasi Perkolasi adalah proses penyarian simplisia dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Serbuk simplisia yang akan diperkolasi tidak langsung dimasukkan kedalam bejana perkolator, tetapi dibasahi atau dimaserasi terlebih dahulu dengan cairan penyari sekurang-kurangnya selama 3 jam Ditjen POM, 2000. c. Refluks Refluks adalah proses penyarian simplisia dengan menggunakan alat pada temperatur titik didihnya dalam waktu tertentu dimana pelarut akan terkondensasi menuju pendingin dan kembali ke labu Ditjen POM, 2000. d. Sokletasi Sokletasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut yang selalu baru, dilakukan dengan menggunakan alat soklet dimana pelarut akan Universitas Sumatera Utara 9 terkondensasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi sampel Ditjen POM, 2000. e. Digesti Digesti adalah proses penyarian dengan pengadukan kontinu pada temperatur lebih tinggi dari temperatur kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50°C Ditjen POM, 2000. f. Infundasi Infundasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 15 menit Ditjen POM, 2000. g. Dekoktasi Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit Ditjen POM, 2000.

2.3 Toksisitas