10 Penelitian
toksisitas konvensional
pada hewan
coba sering
mengungkapkan serangkaian efek akibat pajanan toksikan dalam berbagai dosis untuk berbagai masa pajanan. Penelitian toksikologi biasanya dibagi menjadi tiga
kategori Lu, 1995: a. Uji toksisitas akut dilakukan dengan memberikan bahan kimia yang sedang
diuji sebanyak satu kali dalam jangka waktu 24 jam. b. Uji toksisitas jangka pendek dikenal dengan subkronik dilakukan dengan
memberikan bahan kimia berulang-ulang, biasanya setiap hari, selama jangka waktu kurang lebih tiga bulan untuk tikus dan satu atau dua tahun untuk
anjing. c. Uji toksisitas jangka panjang dilakukan dengan memberikan bahan kimia
berulang-ulang selama masa hidup hewan coba atau sekurang-kurangnya sebagian besar dari masa hidupnya, misalnya 18 bulan untuk mencit, 24 bulan
untuk tikus, dan 7-10 tahun untuk anjing dan monyet.
2.3.1 Uji toksisitas akut
Uji toksisitas akut adalah suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik yang muncul dalam waktu singkat setelah pemberian sediaan uji secara oral dalam
dosis tunggal yang diberikan dalam waktu 24 jam sebanyak satu kali pemberian Lu, 1995. Tujuan dilakukannya uji toksisitas akut adalah untuk menentukan
LD
50
potensi ketoksikan akut dari suatu senyawa Priyanto, 2009. Semakin kecil harga LD
50
maka semakin besar potensi ketoksikannya OECD, 2001. Prinsip uji toksisitas akut oral yaitu, sediaan uji dalam beberapa tingkat
dosis yang diberikan pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis per
Universitas Sumatera Utara
11 kelompok, kemudian dilakukan pengamatan terhadap adanya efek toksik dan
kematian OECD, 2001.
2.3.2 Uji Toksisitas Subkronik
Uji toksisitas subkronik merupakan suatu pengujian untuk mendeteksi efek toksik yang muncul setelah pemberian sediaan uji dengan dosis berulang yang
diberikan secara oral pada hewan uji OECD, 2008. Tujuan toksisitas subkronik oral adalah untuk memperoleh informasi
adanya efek toksik zat yang tidak terdeteksi pada uji toksisitas akut, informasi kemungkinan adanya efek toksik setelah pemaparan sediaan uji secara berulang
dalam jangka waktu tertentu, informasi dosis yang tidak menimbulkan efek toksik dan mempelajari adanya efek kumulatif dan efek reversibilitas zat tersebut
OECD, 2008. Serta bertujuan untuk menentukan organ sasaran organ yang rentan Priyanto, 2009.
Prinsip uji toksisitas subkronik oral adalah sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan setiap hari pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu
dosis per kelompok selama 28 atau 90 hari. Selama pemberian sediaan uji, hewan harus diamati setiap hari untuk menentukan adanya toksisitas. Selama waktu dan
pada akhir periode pemberian sediaan uji, hewan yang mati dan masih hidup diotopsi selanjutnya dilakukan pengamatan secara makropatologi pada setiap
organ dan jaringan. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan hematologi, biokimia klinis dan histopatologi OECD, 2008.
2.3.3 Uji Toksisitas Kronik