Kerangka Berfikir Pengajuan Hipotesis

positip terhadap pendidik, mencintai pekerjaannya, merasa terpanggil dan menyenangi pekerjaannya. 65 Dalam buku pedoman Administrasi dan Supervisi yang di terbitkan Dep P dan K 1978: 4 tertulis tugas dan tanggung jawab guru sebagai manajer, sebagai berikut. a. Menguasai program pengajaran garis-garis besar program b. Menyusun program kegiatan mengajar. c. Menyusun model satuan pelajaran dan pembagian waktu. d. Melaksanakan tata usaha kelas, antara lain pencatatan data murid. 66

D. Kerangka Berfikir

Pendidikan agama Islam merupakan salah satu jalan untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri seseorang akan pentingnya ajaran agama Islam dalam kehidupan, karena hanya dengan pendidikan agama Islam seseorang dapat menjalankan kehidupannya dengan sempurna sebagai seorang makhluk dimuka bumi. Salah satu tujuan dilaksanakanya pendidikan agama Islam adalah supaya seseorang itu dapat terbentuk menjadi manusia yang sempurna kepribadiannya, berakhlak mulia, bertaqwa kepada sang khalik serta mampu menjalankan hidupnya dengan mandiri tanpa bergantung dengan orang lain. Dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam seseorang dituntut untuk menyampaikan nilai-nilai ataupun norma-norma agama Islam serta mampu merepleksikannya dalam kehidupan sehari-hari melalui sikap sosial keagamaan dengan baik dalam institusi sekolah, keluarga dan masyarakat. Dalam hal diatas, nilai-nilai agama Islam serta pengetahuan dasar tentang sikap sosial keagamaan siswa akan menjadi penentu dalam besarnya kualitas sosial siswa semakin baik pendidkan agama yang diberikan maka akan semakin baik pula sikap sosial keagamaan yang akan dihasilkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan agama Islam itu mempengaruhi sikap sosial 65 Soetinah Soewondo dan Anggota IKAPI, Dasar-Dasar Pendidikan…, hal 54. 66 Suryosubroto, Manajemen Pendidikan…, hal 170. keagamaan siswa. Jika guru selalu menyalurkan atau memberikan pengajaran yang khusus berkaitan dengan masalah sosial maka akan meningkatkan kualitas bersosialisasi siswa sehingga apa-apa yang dilakukan siswa akan menjadi sempurna.

E. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan : Ha : Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara pendidikan Agama Islam dengan sikap sosial keagamaan siswa kelas II SLTP Negeri 253 Cipedak Jakarta Selatan di sekolah. Ho : Tidak ada pengaruh positif yang signifikan antara pendidikan agama Islam dengan sikap sosial keagamaan siswa kelas II SLTP Negeri 253 Cipedak Jakarta Selatan di sekolah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan penelitian lapangan. Data dan informasi dari objek penelitian digali dan diambil melalui pengamatan observasi, angket kuesioner dan wawancara. Melalui ketiga cara ini diharapkan agar hasil yang diperoleh pengaruh pendidikan agama Islam terhadap sikap sosial keagamaan siswa mendekati gambaran yang sama dengan keadaan yang sebenarnya.

A. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLTPN 253 cipedak jakarta selatan pada tanggal 12 sampai dengan tanggal 13 februari 2008. adapun alasan penulis memilih tempat penelitian di SLTPN 253 cipedak dikarenakan: 1. Letak lokasi SLTPN 253 yang dekat dengan rumah peneliti 2. Kemasyuran nama SLTPN 253 dalam hal kualitas sarana prasarana. sehingga penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan pendidikan agama Islam yang ditetapkan di sekolah tersebut, dan pengaruhnya terhadap sikap sosial keagamaan siswa

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang tetap dalam suatu kegiatan points to be noticed, yang menunjukan variasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. 67 Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian. F.N.Kerlinger menyebutkan variabel sebagai suatu konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam kesadaran. Prof. Drs. Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki- 67 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996, hal 12. 42