Konsep sosialisasi 1. Pengertian sosialisasi

b. Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara terintegrasikan dan bukan hanya beberapa aspek saja dari keseluruhan itu. c. Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja yang ada pada fikiran orang lain dan isi fikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang sosial seseorang. d. Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badan atau ras tetapi menyertakan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku seseorang. e. Kepribadian tidak berkembang secara pasif saja, setiap orang mempergunakan kapasitasnya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan sosial. 52 Dari keenam konsep di atas menentukan yang sangat erat sekali dengan sikap, akan tetapi konsep sikap yang apabila masuk kepada salah satu dari enam konsep di atas dapat berbeda-beda dalam hal penilaiannya terhadap sikap itu sendiri, misalnya baik buruknya perbuatan seseorang bila dinilai dari segi moral maka dapat di tentukan dengan nilai yang ada di dalam masyarakat, lain halnya dengan akhlak, baik buruknya perbuatan seseorang bila dinilai dari segi akhlak maka dapat ditentukan dengan nilai yang ada di dalam Al-Qur`an dan Sunnah, akan tetapi persamaannya adalah pada letak obyeknya yaitu sama-sama menilai baik burukbenar salah tingkah laku manusia, dengan kata lain tingkah laku yang timbul dari diri seorang manusia, yang diawali dengan adanya sikap yang lahir akibat respon terhadap obyekorang terlebih dahulu

C. Konsep sosialisasi 1. Pengertian sosialisasi

Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai “a process by which a child learns to be a participant member of socienty” proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. 52 Jalaluddin dan Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Kalam Mulia, 1998, Cet IV, hal 88-89. George herbert mead menguraikan tahap pengembangan diri self manusia. Manusia yang baru lahir belum mempunyai diri. Diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Pengembangan manusia ini berlangsung melalui beberapa tahap, tahap play stage, tahap game stage, tahap generalizez other. Menurut Mead play stage, seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orang yang berada di sekitarnya. Pada tahap ini sang anak belum sepenuhnya memahami isi peran-peran yang ditirunya. Pada tahap game stage, seorang tidak hanya telah mengetahui peran yang harus dijalankan oleh orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Pada tahap ketiga sosialisas generalized other, seorang anak dianggap telah mampu mengambil peran-peran yang dijalankan orang lain dalam masyarakat. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami perananya sendiri serta peran orang lain dengan siapa ia berinteraksi. 53 Sedangkan yang dimaksud dengan sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap obyek sosial.misalnya: sikap masyarakat terhadap bendera kebangsaan. Mereka selalu menghormatinya dengan secara khidmat dan berulang-ulang pada hari nasional di negara-negara tersebut. 54 Bagi Islam bentuk disiplin sosial adalah kesadaran menghayati dan melakukan hak dan kewajiban bagi para pemeluknya, baik dalam sikap, prilaku, perkataan, perbuatan maupun pemikiran. Bila hak dan kewajiban masing-masing bisa dipenuhi, maka tentu akan timbul sikap-sikap solideritas sosial, toleransi, kerjasama dan lain-lain Sikap-sikap itu merupkan disiplin sosial yang sangat erat hubungannya dengan ajaran Islam yang mempunyai cakupan luas, seluas aspek kehidupan yang berarti, bahwa Islam sebenarnya mampu menjadi sumber referensi nilai bagi 53 Kamanto sunarto, Pengantar Sosiologi, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2002, hal 23-28. 54 Abu Ahmadi dkk, Psikologi Sosial..., hal 163. bentuk-bentuk kehidupan sosial. Lebih dari itu, mengaktualisasikan sikap-sikap itu dengan motivasi ajaran dan perintah agama, berarti melakukan ibadah. 55 Sejalan dengan semangat Al-Qur`an yang bersifat sosiologis kemanusiaan yang berbunyi : ☺ ☺ ⌧ ☺ ☯ ⌧ ⌧ ⌧ ⌧ ⌧ 56 Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu masa Jahiliyah bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dalam al-hadits pun banyak menyinggung betapa penting pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam hubungannya dengan mengangkat status soaial masyarakat, untuk mewujudukan misi pendidikan Islam itu, seluruh komponen yang terdapat dalam pendidikan, seperti kurikulum, guru, metode, pendekatan, sarana prasarana, waktu, dan sebagainya harus dirancang dengan mempertimbangkan kepentingan sosial. 55 Mahfud Sahal, Nuansa Fiqih…,hal 260. 56 Departeman agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya…, juz 4, hal 93. Kurikulum yang biasanya berisi sejumlah mata pelajaran yang akan diajarkan, misalnya harus didasarkan pada asas manfaat, kepentingan anak didik, dan kepentingan sosial pada umumnya. Sejauh mungkin setiap mata pelajaran yang diajarkan tidak hanya berhenti pada segi kognitif dan keterampilan semata, tetapi harus pula memunculkan aspek pendidikan. Seorang guru yang mengajarkan matematika misalnya mengemban misi pengajaran dan pendidikan. Misi pengajaran adalah melatih agar anak didik menguasai teori dan rumus matematika serta menerapkannya dalam hitung-menghitung secara cepat, tepat dan benar sedangkan misi pendidikannya adalah membentuk pribadi anak agar memiliki kepribadian yang teliti, cermat, bekerja secara sistematis dan jujur. Sikap-sikap ini selanjutnya dijabarkan dan diterapkan di dalam kehidupan sehari- hari. Demikian pula pelajaran agama yang diberikan di sekolah-sekolah seharusnya tidak berhenti hanya sekedar menjadi pengetahuan dan keahlian, tetapi juga dapat membentuk perilaku. Dengan kata lain, pelajaran agama tersebut memiliki nilai taransformatif bagi kehidupan jika dalam pelajaran fiqih seorang anak diajarkan shalat, maka bagaimana shalat tersebut tidak hanya berhenti sekedar formalitas tanpa makna transformatif bagi kehidupan sosial. Padahal dalam ayat Al-Qur`an sudah dengan jelas bahwa shalat yang dikerjakan seseorang seharusnya dapat membentengi dirinya dari perbuatan yang keji dan munkar. Demikian pula dalam hadits qudsi dijelaskan bahwa shalat yang diterima oleh Allah adalah shalat yang menbuat pelakunya merendah diri terhadap kebesaran Allah, tidak bersikap sombong terhadap makhluk Allah, tidak berkeras menentang perintah Allah, tetapi senantiasa ingat kepada Allah dan menaruh perhatian dan kasih sayang kepada orang miskin, orang yang terlantar dalam perjalanan dan orang yang ditimpa kesusahan. Dengan demikian dalam konteks sosiologis, kurikulum pendidikan Islam harus dirancang untuk mewujudkan mata pelajaran yang diajarakan memiliki nilai transformatif bagi perbaikan sosial. hal ini perlu dilakukan, mengingat pendidikan Islam dengan kurikulum yang dibuatnya baru dapat menghasilkan orang-orang yang pandai menguasai seperangkat ilmu agama dan umum, namun belum berhasil mentransformasikan nilai-nilai sosial kemanusiaan dari ilmu-ilmu tersebut. 57

D. Sikap Keagamaan