Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
menyolati jenazah yang kadang-kadang guru juga tidak memahami cara mempraktekkannya. Hal ini disebabkan kurangnya contoh, model atau media
untuk didemonstrasikan baik oleh guru atau siswa, sehingga berdampak pada kurangnya penguasaan siswa pada konsep yang diberikan oleh guru, sebab salah
satu dari prinsip belajar yaitu siswa mampu menerapkan apa yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari sudah tidak terpenuhi.
Tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran yang baik dalam kegiatan pembelajaran, memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik pula antara guru
yang mengajar dan peserta didik yang belajar. Namun, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan terkadang muncul persoalan mengenai metode
yang tepat dan akurat guna menghasilkan pencapaian pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Menentukan metode atau kegiatan belajar merupakan langkah penting yang dapat menunjang keberhasilan pencapaian tujuan, kegiatan itu harus
disesuaikan dengan tujuan. Dalam menetapkan kegiatan belajar ini guru harus mengetahui kegiatan yang perlu dan tidak perlu dilakukan. Tidak dapat dipungkiri
bahwa setiap metode pembelajaran memiliki implikasi strategi untuk pengembangan potensi siswa. Tetapi pada umumnya para guru masih memiliki
kelemahan dalam menetukan metode yang terbaik untuk dipilih dan diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran, khususnya dikelas. Oleh karena itu, metode
pembelajaran yang digunakan guru harus benar-benar mampu memancing emosi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Dari uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa secara umum semua metode tidak ada yang kurang bagus, namun memiliki kelebihan dan kekurangan
tersendiri, maka pemakaian metode harus disesuaikan dengan pertimbangan dalam pemilihan metode pembelajaran seperti yang telah disebutkan diatas,
dengan pemakaian metode yang tepat maka akan membantu terhadap keberhasilan materi yang akan disampaikan.
Salah satu metode yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran Fiqh serta dapat memberikan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran adalah
metode demonstrasi. “Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atau pertanyaan-pertanyaan
seperti: bagaimana cara membuatnya, terdiri dari bahan apa, bagaimana cara mengaturnya, bagaimana proses bekerjanya, bagaimana proses mengerjakannya,
dll.”
2
Oleh karena itu untuk bahan ajar yang sukar dipahami peserta didik, guru dapat membantunya dengan cara memperagakan apa yang diajarkan.
Demonstrasi dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang berdiri sendiri dalam proses belajar mengajar atau dapat digunakan bersama-sama dengan
metode lain dalam suatu kombinasi multimetode. Jika demonsrasi digunakan dalam proses pembelajaran sebagai kombinasi metode diantara metode yang lain,
pelaksanaan demonstrasi dapat ditempatkan pada awal, inti atau penutup pelajaran. Dalam penelitian ini metode demonstrasi digunakan sebagai metode
yang berdiri sendiri. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dalam menerapkan suatu metode dengan metode tersendiri yaitu metode
demonstrasi. Menurut penulis, tidak semua bahan pelajaran dapat peserta didik pahami
dengan mudah. Usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan metode demonstrasi. Melalui peranannya sebagai demonstrator, guru hendaknya
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu
yang dimilikinya. Karena hal itu akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Dari beberapa jawaban dan jalan keluar yang ada serta cara mendapatkan jawaban yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai dengan ilmu yang
ada. Jadi, metode demonstrasi tidak hanya melakukan suatu praktek saja, melainkan juga cara untuk mendapatkan tingkat pemahaman yang lebih
mendalam.
2
J.J. Hasibun, Dip., Ed. Dan Moedjiono., Proses Belajar Mengajar, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1995., Cet. Ke-6., h. 29
Pengajaran adalah suatu usaha manusia yang bersifat kompleks, oleh sebab banyaknyanya nilai-nilai dan faktor manusia yang turut terlibat di
dalamnya. Dikatakan sangat penting, sebab pengajaran adalah usaha membentuk manusia yang baik. Kegagalan pengajaran dapat merusak satu generasi
masyarakat.
3
Dalam setiap peroses belajar mengajar sekurang-kurangnya terdapat unsur tujuan yang akan dicapai, bahkan pelajaran yang menjadi peroses, pelajar yang
aktif belajar, guru yang aktif membimbing murid, metode belajar mengajar dan situasi belajar. Pengajaran sebagai suatu sistim menuntut agar semua unsur
tersebut saling berhubungan satu sama lain atau dengan kata lain tak ada unsur yang dapat ditinggalkan tanpa menimbulkan kepincangan dalam peroses belajar
mengajar. Oleh karenanya setiap metode itu mempunyai ciri dan kegunaan secara khusus, seorang guru tidak cukup hanya mengetahui berbagai metode dan
penggunaannya. Ia harus menguasai pula relavansi setiap metode itu dengan unsur-unsur lainnya dalam peroses belajar mengajar.
Pertanyaan yang biasa kita dengar dan umum berlaku pada masa lampau dan bahkan sampai sekarang ialah : metode-metode apakah yang akan digunakan
dalam peroses belajar mengajar ? jarang sekali ditanyakan tentang tujuan apa yang harus diusahkan untuk dicapai oleh murid yang dimaksud dengan tujuan dalam
uraian ini selanjutnya adalah tujuan intruksional khusus.
4
Dalam mengelola aktifitas pembelajaran, digunakan materi dan berbagai media serta metode, sumber dan berbagai faktor pendukung. Guru harus
melakukan aktifitas strategi yang meliputi: memberi penjelasan, ide, mendemonstrasikan,
mendefinisikan, membandingkan,
memotivasi, membimbing, mendisiplinkan, bertanya dan memberikan pengetahuan.
3
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar Mengajar, Jakarta Bumi Aksara 2005, Cet Ke 4, h. 135
4
Zakiah Daradjat dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi Aksara 1996, Cet 1, h. 203
Dalam mengimplementasikan pembelajaran, guru harus memiliki keterampilan tertentu, meliputi pengetahuan dan kemampuan. Melakukan
pembelajaran pada dasarnya menciptakan sistem pembelajaran sesuai yang direncanakan sebelumnya. Sementara itu kemampuan yang harus dimiliki
melipiti: kemampuan membuka pelajaran, kemampuan menjelaskan, memberi ide, mendemonstrasikan,
mendefinisikan, membandingkan,
memotifaisi, mendisiplinkan, bertanya, maupun mendorong untuk berfikir, memberikan
pengetahuan, dengan menggunakan materi dan berbagai siasat, metode, media, sumber belajar dan semua faktor pendukung yang sesuai serta kemampuan untuk
menyimpulkan pembelajaran.
5
Metode pengajaran memiliki kedudukan yang amat strategis dalam mendukung keberhasilan pengajaran. Itulah sebabnya para ahli pendidikan
sepakat bahwa seorang guru yang ditugaskan mengajar di sekolah, haruslah guru yang profesional, yaitu yang antara lain ditandai oleh penguasaan yang perima
terhadap metode pengajaran. Melalui metode pengajaran, mata pelajaran dapat disampaikan secara efisien, efektif dan steruktur dengan baik sehingga dapat
dilakukan perencanaan dan perkiraan dengan tepat.
6
Salah satu metode pembelajaran yang dapat memberikan peran aktif siswa dalam peroses pembelajaran adalah metode demonstrasi, metode demonstrasi
adalah salah satu metode yang memungkinkan terciptanya situasi yang melahirkan rasa ingin tahu curiosity, dapat melatih kemampuan memperediksi
suatu kejadian dan dapat melatih siswa agar terbiasa untuk menemukan pengetahuan berdasarkan pengalaman. Selain itu, metode ini dapat mengarahkan
siswa agar tetap fokus pada materi pelajaran yang didemontrasikan. Metode demonstrasi ini merupakan metode yang efektif, sebab membantu para siswa
untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu peroses atau peristiwa
5
Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta : Raja Wali Pers 2009, h. 337
6
Abuddin Nata, persepektif Islam Tentang strategi pembelajaran, Jakarta : Kencana , 2009, Cet ke 1 h. 176-177
tertentu.
7
Oleh karna itu, untuk bahan ajar yang sukar dipahami peserta didik, guru dapat membantunya dengan cara memperagakan apa yang diajarkan.
Dengan metode demonstrasi ini pengajaran menjadi semakin jelas, ,mudah diingat dan difahami, peroses belajar lebih menarik, mendorong kreatifitas peserta
didik dan sebagainya.
8
Metode demonstrasi dalam pelaksanaannya antara lain dapat digunakan dalam menyampaikan bahan pelajaran fiqih,
misalnya bagaimana berwudhu’ yang benar, bagaimana mengerjakan shalat yang benar, baik itu shalat lima waktu
sehari semalam maupun shalat sunnah seperti shalat janazah, shalat sunnat istikharah, shalat sunnah tahajjud, shalat sunnah istisqa’ dan lain-lain sebagainya.
Sebab kata demonstrasi terambil dari Demonstrasion = to show memperagakan atau memperihatkan peroses kelangsungan sesuatu.
9
Demonstrasi dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang berdiri sendiri dalam peroses belajar mengajar, atau dapat digunakan bersama-sama
dengan metode lain dalam satu kombinasi multimetode. Jika demonstrasi digunakan dalam peroses pembelajaran sebagai kombinasi metode di antara
metode yang lain, pelaksanaan demonstrasi dapat ditempatkan pada awal, inti atau penutup pelajaran. Dalam penelitian ini metode demonstrasi digunakan sebagai
metode yang berdiri sendiri. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalah pahamanan dalam menerapkan satu metode, dan peroses pembelajaran memang
dilaksanakan dengan metode tersendiri yaitu metode demonstrasi. Dalam intraksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat peserta didik
pahami dengan mudah. Apalagi peserta didik yang mengalami intelegensi yang sedang. Usaha yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan metode
demonstrasi. Melalui peranannya sebagai demonstator, lecturer, atau pengajar,
7
R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h. 106
8
Abuddin Nata, persepektif Islam Tentang strategi pembelajaran, Jakarta : Kencana , 2009, Cet ke 1 h. 184
9
Tayut Yusuf, Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama Dan Bahasa Arab, Raja Grafindo Persada Jakarta, 1995, cet ke 1, h.27
guru hendaknya menguasai bahan atau meteri pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkanya dalam arti meningkatkan kemampuannya
dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
10
Melalui peranannya sebagai demonstator, guru hendaknya mengetahui bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya dan
mengembangkannya. Karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Sebagai pengajar, ia harus membantu perkembangan anak didik untuk dapat menerima, memahami, serta mengetahu ilmu pengetahuan. Untuk itu, guru
guru hendaknya menyampaikan fakta-fakta atau cara-cara secara tepat dan menarik kepada siswa sehingga penyerapan materi pelajaran oleh siswa dapat
lebih optimal.
11
Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu
ialah guru tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya.
12
Guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam pelajaran, dimana peroses
pembelajaran merupakan intidari peroses pendidikan secara keseluruhan. Peroses pembelajaran merupakan suatu peroses yang mengandung
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, dimana dalam
peroses tersebut terkandung multiperan dari guru. Peran guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing,
pengatur lingkungan belajar, perencana pembelajaran, supervisor, motivator dan sebagai evaluator.
Pada dasarnya guru harus mampu membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswanya dalam peroses pembelajaran, untuk itu guru dituntut untuk
10
Uzer Usman, Menjadi Guru Propesional, jakarta: Rosda Karya, 2005, Cet ke-17. h. 9
11
Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta : Raja Wali Pers 2009, h. 328-329
12
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar Mengajar, Jakarta Bumi Aksara, 2005, Cet Ke 4, h.135
mengenal lebih dekat keperibadian siswanya. Peroses assesing atau memperkirakan keadaan siswa adalah langkah awal untuk mengetahui lebih lanjut
kondisi siswa untuk kemudian dievaluasi agar lebih kongkrit dan mendekati tepat untuk memahami keadaan siswanya, sehingga diharapkan jika guru telah
mengetahui betul kondisi siswanya akan mempermudah memberikan meteri pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat siswa.
13
Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah kelas. Ia menyampaikan pelajaran agar murid memehami dengan baik semua pengetahuan
yang telah disampaikan itu. Selain dari itu juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, apresiasi dan sebagainya melalui
pengajaran yang diberikan. Untuk mencapai tujuan-tujuan itu maka guru harus memahami sedalam-
dalamnya pengetahuan yang akan menjadi tanggung jawabnya dan menguasai dengan baik metode dan tehnik mengajar.
14
SMP Al Amanah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang berusaha membantuorang tua agar anaknya dapat melanjutkan pendidikan ke
sekolah lanjutan tingkat pertama dan berusaha melahirkan generasi yang berkualitas, berilmu, kreatif dan berahklak mulia.
Dalam rangka membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. SMP Al Amanah selalu berusaha meningkatkan kualitas pendidikanya. Salah satu usaha
yang dilakukan ialah menggunakan metode-metode yang sesuai dengan kebutuhan para siswa dan materi pelajarannya. Hal ini dimaksudkan untuk
mempermudah peroses penyampaian meteri pembelajaran kepada siswa, sehingga siswa mampu memahami materi yang telah disampaikan.
Guru bidang studi fiqih, sama saja dengan guru-guru lainnya menginginkan materi yang telah disampaikan dan diajarkan mampu dipahami
13
Rusman, . Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Propesionalisme Guru. Cet Ke 4, Oktober 2011. Hal. 58-59
14
Ibid, hal.124
oleh seluruh siswanya, sehingga mereka dapat menguasai semua materi yang telah disampaikan. Dengan menggunakan metode yang baik dan benar, maka akan
membantu mempermudah proses penyampaian materi pelajaran. Secara umum metode-metode yang ada, tidak ada yang tidak bagus atau
kurang tepat, mamun semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Akan tetapi pemilihan metode mengajar yang kurang tepat akan berpengaruh
negatif terhadap hasil belajar siswa. Salah satu bentuk metode pembelajaran adalah metode demonstrasi.
Dimana metode ini berusaha untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara pemperaktekan atau memperagakan terkait dengan materi pelajaran yang sedang
di bahas. Dengan alasan tersebut dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
jika yang digunakan adalah metode demonstrasi pada bidang studi fiqih, maka diadakan penelitian yang berj
udul : “Pengaruh Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Bidang Studi Fiqih Studi Kasus di SMP Al-Amanah
Pamulang
” B.
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu :
1. Kurangnya kreatifitas guru dalam menentukan metode pembelajaran khusus
pada bidang studi Fiqih. 2.
Guru kurang melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam belajar disebabkan metode yang digunakan kurang tepat.
3. Untuk efektifitas pembelajaran Pendidikan Fiqih Memerlukan media atau alat
peraga yang agak sulit. 4.
Rendahnya motivasi siswa dalam belajar Fiqih. 5.
Guru kurang menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
6. Penerapan pembelajaran Fiqih dengan menggunakan metode demonstrasi
jarang dipraktekkan oleh guru.
C.
Pembatasan Masalah
Dalam tulisan ini penulis tidak akan membahas seluruh permasalahan yang ada, maka untuk itu perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti
sehingga tidak terlalu luas dan terarah. Penelitian ini dibatasi pada tinjauan empiris tentang: Penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran Fiqih Bab
Haji kelas VII dan IX di SMP Al Amanah Pamulang: a.
Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Fiqih dengan metode demonstrasi.
b. System Penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran Fiqih.