Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis berpedoman pada prinsip-prinsip yang telah diatur dan dibukukan dalam buku pedoman
penulisan skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
H. Sistematika Penulisan
Pendahuluan terbagi dalam sub bab, yang berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metode penelitian, teknik dan sistematika penulisan. Sedangkan dalam bab kedua ini menjelaskan tentang Pengertian Harta
Bersama, kemudian menjelaskan tentang Pengertian Asas“Contra Legem”, dan yang terakhir memaparkan tentang Pembagian Harta Bersama Menurut
Hukum Islam dan menurut hukum perundang-undangan di Indonesia. Dalam bab ketiga ini menjelaskan tentang Gambaran umum Pengadilan
Agama Brebes yaitu histori pembentukan Pengadilan Agama, kemudian tentang strukrur organisasi Pengadilan Agama Brebes dan yang terakhir
tentang kedudukan dan kewenangan Pegadilan Agama Brebes. Kemudian dalam bab keempat ini penulis mencoba memaparkan dan
menjelaskan tentang Analisis Penerapan asas “Contra Legem” dalam pembagian harta bersama pada Putusan perkara Perkara Nomor :
1048Pdt.G2009PA-Bbs, kemudian tentang Analisis dasar hukum pertimbangan hakim dalam memutuskan pembagian harta bersama pada
Putusan Perkara Nomor: 1048Pdt.G2009PA-Bbs dan yang terakhir Analisis Penulis.
Dalam bab terakhir ini berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran penulis.
BAB II KAJIAN PEMBAGIAN HARTA BERSAMA BERDASARKAN ASAS
CONTRA LEGEM A. Harta Bersama
1. Pengertian Harta Bersama
Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami atau istri mempunyai harta yang dibawa dan diperoleh sebelum
melakukan akad perkawinan. Suami atau istri yang telah melakukan perkawinan mempunyai harta yang diperoleh selama perkawinan yang disebut harta bersama.
1
Meskipun harta bersama tersebut hanya suami yang bekerja dengan berbagai usahanya sedangkan istri berada di rumah dengan tidak mencari nafkah melainkan
hanya mengurus rumah tangga dan anak-anaknya.
2
Segala penghasilan suami istri baik keuntungan yang diperoleh perdagangan masing-masing, perolehan masing-masing sebagai pegawai jatuh
menjadi harta bersama suami istri, sepanjang mengenai penghasilan pribadi suami istri tidak terjadi pemisahan bahkan dengan sendirinya terjadi perhubungan
sepanjang suami tidak menentukan lain dalam perjanjian perkawinan.
3
1
Mohd. Idris Ramulyo, Hukum Perkawinan Islam, Cet.II, Bumi Aksara, Jakarta, 1999, h. 231
2
J.Satrio, Hukum Harta Perkawinan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, Cet. 1, 1991, h. 5
3
M.Yahya Harahap, Hukum Perkawinan Nasional, h. 302-306
18