Tinjauan Pustaka Sistematika Penulisan Strategi Pendistribusian Dana CSR Corporate Social Responsibility

pada buku “Pedoman Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press Tahun 2007.

4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penulis akan melakukan penelitian pada bulan Mei 2008 sampai dengan Juni 2008. Adapun tempat penelitian PT.PERSERO ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA di Jalan Gedung 600 Bandar Udara Soekarno- Hatta Tangerang.

5. Teknis Analisis data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data; di mana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari pengamatan, kemudian menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka oleh penulis dan ternyata penulis tidak menemukan mahasiswai sebelumnya yang menulis dalam masalah yang hamper sama bahkan menyerupai dengan judul yang akan penulis buat. Dalam buku Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility karangan Edi Suharto, Ph.D menjelaskan definisi Corporate Social Responsibility adalah suatu kepedulian sosial organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORI

Terdiri dari : pengertian strategi, pengertian, fungsi dan macam- macam distribusi, pengertian dan pola CSR, dan pengertian kesejahteraan masyarakat.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Terdiri dari sejarah berdirinya perusahaan, visi, misi, strategi, struktur organisasi, program-program perusahaan, dan profil masyarakat sekitar Bandara Soekarno Hatta.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Terdiri dari : strategi PT.PERSERO ANGKASA PURA II KANTOR CABANG UTAMA dalam mendistribusikan dana CSR dan strategi membangun kepercayaan masyarakat sekitar Bandara Soekarno Hatta melalui mendistribusian dana CSR.

BAB V : PENUTUP

Terdiri dari : Kesimpulan dan Saran. DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Teori Strategi

1. Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Strategos yang diambil dari kata stratos yang berarti Militer dan Ag yang berarti memimpin. Pada awal perkembangannya istilah strategi digunakan dan popular di lingkungan militer dan peristiwa perang.. Sehingga pada konteks awalnya strategi diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang. 15 Namun pada akhirnya, strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi, social, budaya dan agama. 16 Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi oleh berbagai bidang ilmu atau kegiatn yang menempatkannya. Dan saat ini, pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang jendral dimasa perang, tetapi sudah berkembang pada tanggung jawab seorang pemimpin. Dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah seni atau ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan tertentu. 17 Sedangkan dalan Kamus Istilah Manajemen strategi adalah rencana 15 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep Pengantar , Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999, h. 8. 16 Rafi’udin dan Manan Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi dakwah , Bandung:Pustaka Setia, 1997, h. 76. 17 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997. H. 199. yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam hal waktu dan ukuran. 18 Penggunaan kata strategi dalam manajemen atau suatu organisasi diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan funsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi. 19 Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis akan memaparkan pengertian strategi yang dikemukakan oleh pakar, diantaranya : a. Menurut Karl Von Clausewitz seperti yang dikutip oleh Agustinus Sri Wahyudi mengatakan bahwa strategi adalah seni menggunakan suatu pertempuran untuk memenangkan suatu perang. 20 b. Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai. 21 c. Menurut William F. Glueck, yang dikutip dalam buku Amirullah, et. Al, strategi merupakan sesuatu yang dipersatukan, bersifat kompeherensif terintegritasi yang menghubungkan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan dirancang untuk meyakinkan bahwa sejarah dasar 18 Panitia Istilah Manajemen LPPM, Kamus Istilah Manajemen Panitia Istilah Manajemen LPPM , Jakarta:Pustaka Binaman Pressindo, 1994, h. 217. 19 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan , Yogyakarta:Gadjah Mada Universitas Press, 2000, Cet. Ke-1, h. 147 20 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik ; Pengantar Proses berpikir Strategik, Jakarta:Bina Rupa Aksara, 1996, cet. Ke-1, h. 16. 21 Geogre Stainer dan John Minner, Manajemen Strategi, Jakarta:Erlangga, t.t, h. 20. perusahaan atau organisasi akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi yang menerapkan. 22 d. Menurut Pof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan tujuan utama yang berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta pemilikan cara-cara bertindak dan mengalokasikan sumber daya- sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut. 23 e. Menurut Din Syamsudin, strategi mengandung arti antara lain : 1. Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan. 2. Seni dalam mensiasati pelaksanaan rencana atau program untuk mencapai tujuan. 3. Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan. 24 f. Menurut Dr. Fuad Ansyari mengatakan bahwa : “Dalam pengertian dasarnya strategi dan titik adalah metode titik untuk memenangkan suatu persaingan. Persaingan itu berbentuk pertempuran fisik untuk merebut suatu wilayah dengan memakai senjata dan tenaga manusia. Sedangkan dalam bidang non militer, strategi dan taktik adalah suatu cara untuk memenangkan suatu persaingan antara kelompok-kelompok yang berbeda orientasi hidupnya.” 25 Menurut Hisyam Ali yang dikutip oleh rafi’udin, strategi yang disusun, dikonsentrasikan dan dikonsepsikan dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan 22 Amirullah dan Sri Budi Cantika, Manajemen Strategi, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2000, Cet Ke-1, h. 4. 23 A.M Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta: Pronhallindo, t.t., h. 58. 24 Din Syamsudin, Etika Agama dalam Membangun Masyarakat Madani, Jakarta: Logos, 2000, Cet ke-1, h. 127. 25 Fuad Amsari, Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia, Bandung: Mizan, 1990, h. 40. yang disebut strategi. Menurutnya, untuk mencapai strategi yang strategis harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Kekuatan, yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan biasanya menyangkut manusia, dana dan beberapa piranti yang dimiliki. b. Kelemahan, yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki dan menyangkut aspek-aspek sebagaimana ketentuan. c. Peluang, melihat seberapa besar peluang yang tersedia di luar, hingga peluang yang sangat kecilpun dapat diterobos. d. Ancaman, yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman dari luar. 26 Menurut Sondang Siagian untuk memenuhi persyaratan-persyaratan strategi yang baik, ada beberapa criteria yang harus dipenuhi antara lain : 1 Strategi sebagai keputusan jangka pangjang harus mengandung penjelasan singkat tentang masing-masing komponen dari strategi organisasi yang bersangkutan, dalam arti terlihat kejelasan dari ruang lingkup, pemanfaatan sumber dana dan daya, serta keunggulannya, bagaimana menghasilkan keunggulan tersebut dan sinergi antara komponen- komponen tersebut di atas. 2 Strategi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya harus memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan membawa organisasi lebih cepat dan efektif menuju tercapainya tujuan dan berbagai sasaran organisasi. 26 Rafi’udin dan Manan Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi dakwah , Bandung:Pustaka Setia, 1997, h. 76. 3 Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam arti jelasnya satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui pembagian kerja yang jelas sehingga kemungkinan terjadinya tumpang tindih, saling lempar tanggung jawab dan pemborosan dapat dicegah. 4 Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan merupakan pernyataan-pernyataan yang masih dapat diimplementasikan dengan berbagai jenis interpretasi yang pada selere dan persepsi individual dari pembuat interpretasi. 27 Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan tentang strategi, yaitu : a. Strategi merupakan tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut. b. Dalam menyusun strategi dibutuhkan perencanaan dan sasaran yang jelas dalam membangun kekuatan strategi organisasi. c. Untuk mencapai tujuan dari organisasi perlu perumusan kebijakan dan strategi khusus yang dipilih. d. Strategi yang dipilih diimplementasikan oleh organisasi secara tepat dan mengevaluasi terhadap strategi tersebut.

2. Proses Strategi

Joel Ross dan Michael mengungkapkan, bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi seperti kapal tanpa ada kemudinya, bergerak berputus pada 27 Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, Jakarta: PT.Gunung Agung, 1986, cet. Ke-2, h.23. lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti pengembara tanpa adanya tujuan tertentu. 28 Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan : a. Perumusan Strategi Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan. 29 Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam satu proses kegiatan. Teknik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja diantarannya: 1. Tahap Input masukan Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi sebagai masukan awal, dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. 2. Tahap Pencocokan Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor eksternal dan internal. 30 3. Tahap Keputusan Menggunakan semacam teknik, diperoleh dari input sasaran dalam mengevaluasi strategi alternatif yang telah diidentifikasikan dalam tahap kedua. 31 28 Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo, 2002, h. 3. 29 Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo, 2002,h. 15. 30 Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo, 2002,h. 183. 31 Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo, 2002,h. 198. Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan dengan tujuan, artinya peran perencanaan amatlah penting dan memiliki andil yang besar. b. Implementasi Strategi Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang masuk. 32 Implementasi strategi sering pula disebut sebagai tindakan dalam strategi karena implementasi berarti juga memobilisasi untuk mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi tindakan. Menetapkan tujuan, melengkapi kebijakan, mengalokasikan sumber daya dan mengembangkan budaya yang mendukung strategi merupakan usaha yang dilakukan dalam mengimplementasikan strategi. Implementasi yang sukses membutuhkan dukungan disiplin, motivasi dan kerja keras. c. Evaluasi Startegi Tahapan terakhir dalam sebuah strategi adalah evaluasi strategi. Tiga macam aktivitas mendasar untuk melakukan evaluasi strategi yaitu: 1. Meninjau faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dan faktor-faktor internal kekuatan dan kelemahan yang menjadi dasar asumsi pembuatan strategi. Adapun perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang harus dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam mencapai tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya 32 Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo, 2002,h. 5. strategi yang tidak efektif atau aktifitas implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula pada hasil yang akan dicapai. 2. Mengukur prestasi membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan yang didapat. Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individu dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah penyampaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil yang lebih penting daripada kriteria yang mengungkapkan dengan apa yang telah terjadi. 3. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru dirumuskan. ”....Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula untuk pencapaian yang direncanakan maka disitulah tindakan korektif diperlukan.” 33 Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih baik untuk lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal, menghindari, mengurangi, dan meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan korektif harus konsisten secara internal dan bertanggungjawab secara sosial. 33 Fred R David, Manajemen Strategi Konsep, Jakarta: Prenhalindo, 2002,h. 104 Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan dimasa depan. Evaluasi strategi mungkin berupa tindakan yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang dicapai. Evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Evaluasi strategi sangat diperlukan untuk organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan dan asumsi manajerial, harus memicu tinjauan dan nilai- nilai yang merangsang kreatifitas.

B. Teori Distribusi

1. Pengertian Distribusi

Kata distibusi berasal dari bahasa Inggris yaitu distribute yang berarti pembagian atau penyaluran. Dalam kamus Bahasa Indonesia distribusi adalah pembagian pengiriman barang-barang kepada orang banyak atau ke beberapa tempat. 34 Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Distribusi adalah kegiatan menyampaikan atau menyalurkan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen atau dari rumah tangga produksi ke rumah tangga konsumsi. 35 Agar hasil produksi dapat dikonsumsi oleh konsumen, maka perlu adanya perantara dalam menyampaikan barangjasa tersebut kepada konsumen. Kegiatan perantara inilah yang disebut distribusi. 34 Desi Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya:Amelia, 2003, h. 125. 35 Wiji Slamet Subagya, dkk., Pengantar Ekonomi Untuk Kelas 1 SMU , Jakarta:Yudhistira,2001, h.68. Produsen adalah orang yang menghasilkan suatu barang atau jasa. Konsumen adalah orang yang mengkonsumsi barangjasa yang telah dihasilkan. Sedangkan distribusi berarti sebagai suatu proses yang menunjukkan penyaluran barangjasa dari produsen ke konsumen. Dalam Kamus Istilah Manajemen distribusi adalah proses penyebaran barang dari tempat produsen ke pemakai terakhir; mencakup semua segi pemasaran dan penjualan. 36 Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi. 37

2. Fungsi Distribusi

Yang dimaksud dengan fungsi pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak mau harus dilaksanakan. Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi : a Pengangkutan Transportation Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal konsumen, perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan. Pengangkutan sangat penting dalam rangka memindahkan barang dari tangan produsen ke tangan konsumen. b Penjualan Selling Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan ini maka konsumen dapat menggunakan baramg tersebut. 36 Panitia Istilah Manajemen LPPM, Kamus Istilah Manajemen Panitia Istilah Manajemen LPPM , Jakarta:Pustaka Binaman Pressindo, 1994,h. 48. 37 Artikel diakses pada 9 Juni 2008 dari http;www.e- dukasi.netmolmo_full.php?moid=1fname=eko102_19.htm. c Pembelian Buying Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan barang dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan oleh orang yang membutuhkan barang tersebut. Kegiatan membelian memiliki dua tujuan, yaitu membelian baragjasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan pembelian barangjasa dengan tujuan untuk dijual kembali. d Penyimpanan Stooring Fungsi ini berguna untuk menjaga kualitas, kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barang dagangan agar barang yang belum terjual tidak mudah rusak. e Pembakuan Mutu Standarisasi Fungsi ini untuk mempermudah produsen dan konsumen dalam memproduksi dan memilih barang untuk dikonsumsi sesuai dengan mutu yang dikehendaki. Oleh karena itu, perlu adanya pembakuan standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikan tersebut. f Penanggung Risiko Suatu barang yang didistribusikan selalu memiliki risiko, baik kerusakan maupun membusukan. Untuk mengurangi risiko ini, risiko perlu dilimpahkan kepada penanggung risiko yaitu perusahaan asuransi. 38 38 Artikel diakses pada 9 Juni 2008 dari http;www.e- dukasi.netmolmo_full.php?moid=1fname=eko102_19.htm.

3. Macam-Macam Distribusi

Menurut John Maynard Keynes, macam-macam distribusi diantaranya: a. Distribusi barang konsumsi Barang konsumsi adalah barang yang langsung digunakan oleh individu atau anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, jadi barang konsumsi tertaik langsung dengan kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen. b. Distribusi jasa Jasa adalah suatu perbuatan permormance atau usaha. Jasa hanya dapat dikonsumsi tidak dapat dimiliki. 39 c. Distribusi kekayaan Kekayaan merupakan bentuk jama’ dari kata maal, yang artinya adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia untuk menimpan dan memilikinya. 40 d. Distribusi pendapatan Pendapatan adalah total nilai penerimaan uang dan bukan uang atau suatu penghasilan rumah tangga selama periode tertentu. 41 Adapun bentuk-bentuk distribusi pendapatan diantaranya. 1 Baitul Maal Baitul maal merupakan kas Negara yang dikhususkan untuk pemasukan atau pengeluaran harta yang menjadi hak kaum muslim, mekanisme pemasukan maupun pengeluarannya ditentukan oleh syariat Islam. 39 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta:Andi, 2001, cet. Ke-5, h. 185. 40 Karom Al-Bustaniet, Kamus Al-Mujahid, Beirut:Dar al-Musyrik,1969, h. 780. 41 Pratama Raharja dan Mandah Manurung, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar, Jakarta: FEU, h.328. 2 Pajak Pajak hakikatnya adalah kewajiban yang dibebankan kepada seluruh masyarakat disuatu negara untuk memenuhi kebutuhan kontemporer sebagian masyarakat yang lain. 3 Zakat Zakat merupakan suatu pengeluaran wajib yang harus dibayarkan oleh setiap orang Islam yang sudah terkena kewajiban zakat dan diserahkan kepada yang berhak mustahik. Mekanisme ini jelas sangat membantu pendistribusian masyarakat yang memiliki kelebihan kepada yang membutuhkan. 4 Shadaqah Shadaqah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang yang membutuhkan. Shadaqah tidak terbatas pada pemberian materi saja, tetapi juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. 5 Hibah Hibah adalah pengeluaran harta semasa hidup atas dasar kasih saying untuk kepentingan seseorang atau untuk kepentingan suatu badan sosial keagamaan atau kepada seseorang yang menjadi ahli warisnya. Hibah merupakan mekanisme yang berstatus hukum sunnah.

C. Teori CSR Corporate Social Responsibility

1. Pengertian CSR Corporate Social Responsibility

Corporate Social Responsibility CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan saat ini menjadi konsep yang kerap kita dengar, walau definisinya sendiri masih menjadi perdebatan di antara para praktisi maupun akademisi. CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu konsep bahwa organisasi atau perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. 42 Schermerhorn 1993 memberi definisi CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Secara konseptual, TSP adalah sebuah pendekatan di mana perusahaan mengintegrasikan kepedulian social dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan stakeholders berdasarkan prinsip-prinsip kesukarelaan dan kemitraan. 43 Dalam pengertian lain tanggung jawab sosial perusahaan adalah kewajiban perusahaan untuk perumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang memberikan manfaat kepada masyarakat. 44 Sampai saat ini memang belum ada pengertian tunggal mengenai Corporate Social Responsibility CSR. Tapi jika ditarik benang merahnya, CSR merupakan bagian strategi bisnis korporasi yang berkaitan dengan kelangsungan usaha dalam jangka panjang. 45 CSR sesungguhnya adalah kedermawanan sosial dalam kerangka kesadaran dan komitmen perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab 42 Arikel diakses pada 17 Juni 2008 dari http:id.wikipedia.orgwikiTanggung_Jawab sosial_perusahaan. 43 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri ‘Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR, Bandung:Refika Aditama, 2007, h. 102. 44 Amin Wijaya Tunggal, Corporate Social Responsibility CSR Konsep dan Kasus Jakarta: Harvarindo, 2007, h. 1. 45 Artikel diakses pada 17 Juni 2008 dari www.pikiran rakyat.com. sosialnya. Tanggung jawab ini merupakan salah satu dari tempat bentuk tanggung jawab yang dimilikinya, tiga lainnya adalah tanggung jawab perusahaan secara ekonomi untuk menghasilkan laba, tanggung jawab dalam mentaati hukum, dan tanggung jawab etis. 46 Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social ResponsibilityCSR berupa kegiatan filantropi dan pengembangan komunitas, umumnya dikemas untuk mengupayakan citra positif alias promosi. Lebih jauh dari sekedar promosi, semakin berkembang pula pandangan bahwa keunggulan bersaing bisa dihasilkan dengan memadukan berbagai pertimbangan social dan lingkungan dalam strategi bisnis. Philip Kotler dan Nancy Kotler dalam Corporate Social Responsibility, Doing the Most Good for Your Company and Your Cause 2005, secara praktis menunjukkan, bagaimana perusahaan memaksimalkan tingkat pengembalian investasi melalui sejumlah kegiatan dan inisiatif sosial yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungannya. 47

2. Pola CSR

Menurut Saidi dan Abidin 2004:64-65 sedikitnya ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan di Indonesia. 48 46 Zaim Said dan Hamid Abidin, Sumbangan Sosial Perusahaan ‘Profil dan Pola Distribusinya di Indonesia: Survei 226 Perusahaan di 10 Kota , Jakarta:PIRAMEDIA, 2003, cet.ke-1, h. 13. 47 Amin Wijaya Tunggal, Corporate Social Responsibility CSR Konsep dan Kasus Jakarta: Harvarindo, 2007, h. 65. 48 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri ‘Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR, Bandung:Refika Aditama, 2007, h. 106. a. Keterlibatan langsung Perusahaan menjalankan CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation. b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. c. Bermitra dengan pihak lain Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerja sama dengan lembaga sosial organisasi non pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan modal lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara proaktif mencari mitra kerja sama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama. Bidang kegiatan yang dibantu perusahaan juga mencakup berbagai bidang. Dari jumlah dana yang disalurkan, bidang yang paling banyak hingga yang paling sedikit menerima sumbangan dari perusahaan berturut-turut adalah pendidikan dan penelitian, pelayanan sosial, kesehatan, musibah mendadak, pembangunan dan prasarana perumahan, seni dan pariwisata serta ekomoni produktif dan lingkungan. namun dari frekwensi bidang yang disumbang secara berturut mulai dari yang paling sering dilakukan adalah pelayanan sosial, pendidikan dan pelatihan, kesehatan, musibah mendadak, lingkungan hidup, ekonomi produktif, seni olah raga dan pariwisata, dan pembangun prasarana perumahan. Kedermawanan sosial juga berhubungan dengan beberapa hal, antara lain adalah motivasi yang mendorong perusahaan untuk melakukan kedermawanan sosial, cara pengambilan keputusan dan nilai-nilai yang akan dicapai dalam memberikan sumbangan. Hal-hal tersebut merupakan hal yang penting untuk diketahui dalam rangka menggali potensi dana lokal, karena selama ini ada kecenderungan dana lokal lewat dana sosial perusahaan tersalurkan dalam area yang sangat variatif sesuai dengan keinginan perusahaan penyumbang. Di Indonesia, kebiasaan perusahaan dalam menyumbang pada dasarnya tidak sepopuler dengan kebiasan individu yang menjadi pemilik atau eksekutif puncak perusahaan tertentu. Bahkan kadangkala sulit membedakan apakah sumbangan yang diberikan oleh perusahaan adalah sumbangan yang secara sengaja dan terencana menjadi program perusahaan, atau justru karena dorongan dan motivasi dari individu pemilik perusahaan. 49

D. Teori Kesejahteraan Masyarakat

1. Pengertian Kesejahteraan Masyarakat

Dalam mendefinisikan kesejahteraan sosial atau kesejahteraan masyarakat, para cendikiawan ilmu kesejahteraan social atau praktisi pekerjaan sosial merumuskan batasannya sendiri-sendiri sehingga terdapat beraneka ragam definisi. Diantaranya ada yang lebih menekankan pengertian kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan, seperti yang dikemukakan oleh Suparlan, Ia mengatakan bahwa kesejahteraan sosial, keadaan sejahtera pada umumnya, yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosial dan bukan hanya perbaikan dan pemberantasanan keburukan sosial saja, jadi merupakan suatu keadaan dan kegiatan. 50 Menurut Segal dan Brzruzy, “Kesejahteraan sosial adalah kondisi sejahtera dari suatu masyarakat. Kesejahteraan sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup masyarakat”. 51 Kesejahteraan sosial dalam arti luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Taraf kehidupan 49 Zaim Said dan Hamid Abidin, Sumbangan Sosial Perusahaan ‘Profil dan Pola Distribusinya di Indonesia: Survei 226 Perusahaan di 10 Kota , Jakarta:PIRAMEDIA, 2003, cet.ke-1, h. 15. 50 Mohammad Suud, 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial, Jakarta:Prestasi Pustaka, 2006, h. 5. 51 Mohammad Suud, 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial, Jakarta:Prestasi Pustaka, 2006, h. 5. yang lebih baik ini tidak hanya diukur secara ekonomi dan fisik belaka, tetapi juga ikut memperhatikan aspek sosial, mental dalam segi kehidupan spiritual. 52 Berbicara mengenai kesejahteraan, tidak bisa dilepaskan dari pemenuhan kebutuhan hidup pada masyarakat yang rata-rata pendidikannya rendah, komposisi penduduk yang beragam, tidak mempunyai faktor produksi sendiri, pendapatan rendah dan sebagainya. Senantiasa digolongkan pada masyarakat miskin yang dapat dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok atau yang mendasar. Menurut rumusan PBB FAO, kebutuhan mendasar meliputi : a. makanan dan gizi b. kesehatan c. perumahan d. pendidikan e. sandang f. kesempatan dan kondisi kerja g. rekreasi 53

2. Karakteristik Kesejahteraan Sosial

a. Kesejahteraan dari suatu keadaan, yakni suatu tatanan tata kehidupan yang meliputi kehidupan material maupun spiritual dengan tidak menempatkan suatu aspek lebih penting dari yang lainnya, tetapi mencoba melihat pada upaya mendapatkan titik keseimbangan. Titik keseimbangan 52 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Intervensi Komunikasi , Jakarta:FEUI, 2001, h. 24. 53 Sjahrir, Ekonomi Politik : Kebutuhan Pokok, Jakarta:LP3ES, 1986, h.47. yang dimaksud adalah keseimbangan antara aspek jasmaniah dan rohaniah, ataupun keseimbangan antara aspek material dan spiritual. b. Kesejahteraan sosial sebagai suatu ilmu. Ilmu kesejahteraan sosial mengembangkan intervensi mikro yang sasaran intervensinya adalah individu, kelompok dan keluarga, serta intervensi makro yang dimana sasaran yang akan diubah adalah organisasi dan masyarakat baik di tingkat lokal maupun di tingkat yang lebih luas. c. Kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan. Menurut Friedlander “Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dari berbagai institusi dan usaha-usaha kesejahteraan yang dirancang guna membantu individu maupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih memuaskan”. Ini menggambarkan kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem pelayanan atau kegiatan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. d. Kesejahteraan sebagai suatu gerakan keseluruhan usaha sosial yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan konteks sosialnya. Didalamnya mencakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat seperti pendapatan, jaminan sosial, kesehatan, perumahan, pendidikan, rekreasi, tradisi bidaya dan sebagainya. 54 54 Sjahrir, Ekonomi Politik : Kebutuhan Pokok, Jakarta:LP3ES, 1986, h.47.

3. Tingkatan Keluarga Sejahtera

Pada hekikatnya indicator Pendataan Keluarga Sejahtera menngunakan perumusan konsep “Keluarga Sejahtera” yang lebih luas daripada sekedar definisi kemakmuran atau kebahagian. Undang-Undang No.10 tahun 1992 menyebutkan bahwa Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota, serta antara keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya. 55 Pandataan kemiskinan dilakukan lewat pentahapan keluarga sejahtera yang dibagi menjadi lima tahap, yaitu :

a. Keluarga Pra Sejahtera Sangat Miskin

Belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi : 1 Indikator Ekonomi • Makan dua kali atau lebih sehari • Memiliki pakaian yang berbeda untuk aktifitas misalnya di rumah, bekerja sekolah dan bepergian • Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah 2 Indikator Non-Ekonomi • Melaksanakan ibadah • Bila anak sakit dibawa ke sarana kesehatan 55 Artikel diakses pada 9 Desember 2008 dari http :www.damandiri.or.iddetail.php?id=396

b. Keluarga Sejahtera I Miskin

Adalah keluarga yang karena alas an ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi : 1 Indikator Ekonomi • Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telur. • Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru • Luas lantai rumah paling kurang 8 m 2 untuk tiap penghuni 2 Indikator Non-Ekonomi • Ibadah teratur • Sehat tiga bulan terakhir • Punya penghasilan tetap • Usia 10-60 tahun dapat baca tulis huruf latin • Usia 6-15 tahun bersekolah • Anak lebih dari 2 orang, ber-KB

c. Keluarga Sejahtera II

Adalah kelurga yang karena alasa ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi : • Memiliki tabungan keluarga • Makan bersama sambil berkomunikasi • Mengikuti kegiatan masyarakat • Rekreasi bersama 6 bula sekali • Meningkatkan pengetahuan agama • Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah • Menggunakan sarana transportasi

d. Keluarga Sejahtera III

Sudah dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi : • Memiliki tabungan keluarga • Makan bersama sambil berkomunikasi • Mengikuti kegiatan masyarakat • Rekreasi bersama 6 bula sekali • Meningkatkan pengetahuan agama • Memperoleh berita dari surat kabar, radio, TV, dan majalah • Menggunakan sarana transportasi Belum dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi : • Aktif memberikan sumbangan material secara teratur • Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan

e. Keluarga Sejahtera III Plus

Sudah dapat memenuhi beberapa indikator yang meliputi : • Aktif memberikan sumbangan material secara teratur • Aktif sebagai pengurus organisasi kemasyarakatan 56 56 Artikel diakses pada 9 Desember 2008 dari http :www.bkkbn.go.id.

4. Relasi antara Kesejahteraan Masyarakat dan Pengembangan

Masyarakat Metode intervensi sosial atau metode pengembangan masyarakat dalam ilmu kesejahteraan sosial dapat dikelompokkan antara lain berdasarkan intervensinya ataupun berdasarkan fokus kelompok sasaran intervensi. Secara sederhana level intervensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : a. Level Mikro. Yaitu perubahan sosial ditingkat individu, keluarga dan kelompok kecil. b. Level Makro. Pada perubahan sosial di level makro ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu ; • Tingkat low level macro intervention adalah tingkat makro yang lebih rendah atau yang lebih dikenal dengan level mezzo. Pada level ini praktisi kesejahteraan sosial melakukan perubahan sosial terencana pada tingkat organisasi dan komunitas lokal. Biasanya dilakukan dengan berbagai model intervensi komunitas, atau dikenal dengan nama community work ataupun community practice. • Perubahan sosial terencana ditingkat makro yang lebih luas high level macro intervention . Disini perubahan diarahkan pada upaya merubah masyarakat secara lebih luas. 57 57 Isbandi Rukminto Adi, Psikologi Pekerjaan Sosial Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Dasar-dasar Pemikiran, Jakarta:FISIP UI Press, 2005, cet.ke-2, h. 128.

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Strategi Pendistribusian Dana CSR Corporate Social Responsibility

PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama Sebagaimana telah kita ketahui bahwa pengertian stategi pendistribusian dana CSR Corporate Social Responsibility adalah cara atau rencana untuk mengatur sesuai dengan fungsi manajemen dalam upaya menyalurkan dana CSR Corporate Social Responsibility PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama untuk masyarakat sekitar Bandara Soekarno-Hatta sesingga tercipta hubungan yang harmonis antara perusahaan serta terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Dalam pendistribusikan dana CSR, PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama tidak bekerja sama dengan perusahaan lain. Kerja sama dilakukan dengan LSM, Karangtaruna, dan Community Center yang berfungsi sebagai jembatan penghubung antara masyarakat dengan PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama. Pendistribusiannya dikelola oleh unit PKBL Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama hanya bekerja sama dengan pemerintah setempat seperti RT, RW, kelurahann, dan kecamatan. Strategi pendistribusian dana CSR yang dilakukan oleh PTPERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama yang pertama dilakukan adalah mengumumkan atau mensosialisasikan kepada masyarakat khususnya wilayah sekitar bandara yang membutuhkan bantuan agar menyampaikan permohonan mereka kepada bidang PKBL Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama. Sosialisasi ini dilakukan melalui seminar-seminar, rapat kepala desa yang diselenggarakan langsung oleh PTPERSERO Angkasa Pura II. Penyaluran dana CSR disalurkan dalam dua program, yaitu program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang dikelola oleh unit PKBL. Penyalurannya dana CSR PTPERSERO Angkasa Pura II ini tidak terbatas hanya untuk masyarakat sekitar atau karyawan, tetapi juga wilayah-wilayah lain yang ada di Indonesia. Namun dalam skripsi ini penulis hanya akan membahas penyaluran dana CSR untuk masyarakat sekitar bandara saja. Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil melalui meminjaman modal usaha agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Beberapa persyaratan untuk memperoleh dana pinjaman modal usaha Program Kemitraan yaitu : a. Sesuai KEP-236MBU2003 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.20.000.000,- tidak termasuk tanah dan bangunan. 2. Omset tidak lebih dari Rp.1.000.000.000,- tahun. 3. WNI Warga Negara Indonesia 4. Berdiri sendiri bukan anak perusahaan 5. Usaha perorangan, badan usaha yang berbadan dan tidak hukum, serta koperasi. 6. Minimal usaha 1 satu tahun. 7. Belum mendapat binaan dari BUMN lain. b. Sesuai SE-433MBU2003 1. Belum memiliki kemampuan akses perbankan. 2. Usaha kecil yang dibina untuk mewujudkan keterkaitan usaha. Agar bantuan modal bantuan dana ini tepat sasaran, maka suatu lokasipun sangat menentukan, PTPERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama lokasinya sangat strategis yaitu dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat yang meminjam dana tersebut dapat dengan mudah langsung datang ke PT PERSERO Angkasa Pura II dan juga agar PT PERSERO Angkasa Pura II dapat mengontrol masyarakat dalam penggunaan dana tersebut. Sebelum dana Program Kemitraan itu diberikan kepada masyarakat yang meminjam dana tersebut maka PT PERSERO Angkasa Pura II akan melakukan beberapa proses seperti : 1. Survey lapangan dan uji kelayakan dengan tujuan PT PERSERO Angkasa Pura II dapat melihat jenis usaha yang dijalankan seperti lokasi usahanya apakah strategis, bagaimana mengelola usahanya, berapa pendapatan tiap bulannya dan bagaimana kemampuan tuk membayar dana CSR tersebut. 2. Pembinaan dan pelatihan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dalam mengelola usaha, kepada calon mitra binaan yang pelaksanaannya bekerja sama dengan lembaga perguruan tinggi atau Kantor Dinas terkait di wilayah setempat. Jumlah dana yang diberikan kepada mitra binaan antara Rp.1.000.000 – Rp.10.000.000,-, atau sesuai dengan kebutuhan yang diajukan dalam proposal. Jangka waktu pengembalian dana kemitraan adalah antara 1-2 tahun. Adapun tingkatan bunga adalah sebagai berikut : Tabel 1. Tingkat Bunga Jumlah Pinjaman Tingkat Buka Sd Rp. 10.000.000,- 6 Rp.10.000.000,- s.d. Rp.30.000.000,- 6 Rp.30.000.000,- s.d. Rp.50.000.000,- 6 Di atas Rp.50.000.000,- 6 Prosedur peminjaman dana CSR untuk program Kemitraan yang harus dilakukan oleh calon mitra adalah membuat surat permohonan bantuan atau mengisi proposal yang telah disediakan oleh unit PKBL bagi peminjaman modal usaha kepada Bidang Umum. Setelah itu menyampaian permohonan beserta persyaratan kepada unit PKBL PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama. Tahap kedua unit PKBL meneliti dan menyeleksi surat permohonan bantuan atau proposal permohonan bantuan modal usaha dan kelayakan pemohon serta mengembalikan berkas persyaratan yang belum lengkap. Selanjutnya unit PKBL mewawancarai pemohon dan ,mengadakan peninjauan ke tempat usaha pemohon dan dibuatkan berita acara peninjauan untuk layak mendapatkan bantuan atau tidak baik untuk modal usaha maupun untuk kegiatan social. Tahap selanjutnya adalah unit PKBL membuat konsep surat perjanjian bagi pemohon yang disetujui dan mengirim surat pemberitahuan kepada pemohon yang tidak disetujui lalu meminta tanda tangan pemohon yang kepala unit satuan kerja. Unit PKBL dan pemohon menandatangani surat perjanjian beserta berkas permohonan yang telah disetujui. Unit PKBL memproses penerbitan surat perintah membayar uang pencairan pinjaman modal usaha serta berkas perjanjian yang juga sebagai kartu angsuran yang di dalamnya tertera waktu pembayaran angsuran pinjaman. Pemohon menandatangani tanda terima dan menerima dana pinjaman berupa uang tunai beserta surat perjanjian dan kartu angsuran kemudian membayar angsuran melalui bank atau langsung ke unit PKBL PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta. Tabel 2. Jenis Kelamin dan Status Nikah Uraian Jumlah Presentase 1. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 20 12 62,5 37,5 Jumlah 32 100 2. Status Nikah a. Belum menikah b. Sudah menikah c. Jandaduda 1 29 2 3,1 90,6 6,3 Jumlah 32 100 Dari tabel 2 dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok mitra binaan dana CSR lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Berdasarkan hasil kuisioner umur kelompok mitra bantuan dana CSR bervariasi antara 28-60 tahun, dan mayoritas penerima dana CSR itu adalah dari kalangan Bapak-Bapak. Dan ditinjau dari status perkawinan yang Sudah menikah lebih banyak, kemudian diikuti JandaDuda, kemudian diikuti yang Belum Menikah. Tabel 3. Pendidikan terakhir, Jenis usaha dan Penghasilan Uraian Jumlah Presentase 1. Pendidikan a. SDMI b.SMPTsanawiyah c. SMAAliyah d.S1Sarjana e. S2Pascasarjana 16 7 8 1 50 22 25 3,0 Jumlah 32 100 2. Jenis Usaha a. Pedagang klontong b.Pedagang buah c. Pedagang sayur d.Warung nasi e. Lain-lain 5 5 9 2 11 15,6 15,6 28,2 6,3 34,3 Jumlah 32 100 3. Penghasilan bulan a. Rp.500.000,- b.Rp.500.000,- 1 jt c. Rp. 1 jt – Rp. 2 jt d. 2 jt 16 14 2 50 43,7 6,3 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk pendidikan yang paling banyak adalah lulusan SD, kemudian SMA, kemudian diikuti SMP, dan yang terakhir S1, sedangkan untuk pendidikan S2 sama sekali tidak ada. Ditinjau dari jenis usaha mayoritas penerima dana CSR adalah pedagang sayur, pedagang buah, pedagang klontong, warung nasi dan lain-lain seperti konfeksi dan home industry lainnya. Berdasarkan penghasilan dari berdagang itu ternyata penerima dana CSR Program Kemitraan berpenghasilan Rp.500.000,-Rp. 1 juta yang paling banyak, kemudian 1-2 juta dan yang terakhir adalah dari 2 juta, sedangkan yang Rp.500.000,- tidak ada. Tabel 4. Prosedur Peminjaman Dana CSR PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama Uraian Jumlah Presentase a. sangat mudah b. mudah c. abstain d. tidak mudah e. sangat tidak mudah 3 9 3 16 2 9,4 28,1 9,4 50 3,1 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur peminjaman dana CSR di PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama itu tidak mudah, karena prosedur peminjaman dana CSR ini melalui proses yang cukup lama. Tabel 5. Kondisi Ekonomi Keuangan Masyarakat Sebelum Mendapatkan Pinjaman Dana CSR Uraian Jumlah Presentase a. sangat cukup b. cukup c. abstain d. tidak cukup e. sangat tidak cukup 1 18 1 10 2 3,1 56,3 3,1 31,2 6,3 Jumlah 32 100 Dari tabel tersebut bahwa kondis ekonomi keuangan masyarakat sebelum mendapatkan bantuan dana CSR cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari. Tabel 6. Kelancaran angsuran pembayaran dana CSR Program Kemitraan Uraian Jumlah Presentase a. sangat lancar b. lancar c. abstain d. tidak lancar e. sangat tidak lancar 5 8 3 9 7 15,6 25 9,4 28,2 21,8 Jumlah 32 100 Dapat ditarik kesimpulan dari tabel tersebut bahwa pinjaman dana CSR kebanyakan lancar karena usaha yang mereka geluti berkembang. Dan kebanyakan masyarakat tidak bisa mengangsur tiap bulan dikarenakan dana tersebut mereka gunakan untuk konsumsi ataupun usaha yang dijalankan tidak berkembang sehingga tidak bisa mengembalikan dana pinjaman tersebut. Tabel 7. Perkembangan usaha setelah mendapat bantuan modal usaha Uraian Jumlah Presentase a. sangat berkembang b. berkembang c. abstain d. tidak berkembang e. sangat tidak berkembang 2 25 3 2 6,3 78,13 9,4 6,3 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan bahwa dengan adanya modal usaha yang diberikan PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama melalui dana CSR program Kemitraan usaha mereka lebih berkembang karena ada suntikan dana segar. Tabel 8. Efek minjaman modal usaha terhadap peningkatan pendapatan Uraian Jumlah Presentase a. sangat meningkat b. meningkat c. abstain d. tidak meningkat e. sangat tidak meningkat 21 3 8 65,6 9,4 25 Jumlah 32 100 Dapat disimpulkan bahwa dengan usaha lebih berkembang secara otomatis keuntungan akan meningkat. Tetapi ada juga yang tidak meningkat karena mereka gunakan sebagian untuk konsumsi atau lain sebagainya. Tabel 9. Efek minjaman modal usaha terhadap pemenuhan kebutuhan Uraian Jumlah Presentase a. sangat cukup b. cukup c. abstain d. tidak cukup e. sangat tidak cukup 3 18 11 9,4 56,3 34,4 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan pendapatan yang meningkat masyarakat sudah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Mereka yang belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari walau pendapatan meningkat dikarenakan terus melonjaknya harga-harga kebutuhan pokok sehingga pendapatan yang diperoleh sebanding dengan pengeluarannya. Tabel 10. Tepat guna menyaluran dana CSR Uraian Jumlah Presentase a. sangat tepat b. tepat c. abstain d. tidak tepat e. sangat tidak tepat 3 19 9 1 9,4 59,4 28,1 3,1 Jumlah 32 100 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pengeluaran dana CSR program kemitraan sudah tepat berdasarkan KEP-236MBU2003 dan sesuai SE-433MBU2003 yaitu pedagang kecil atau UKM Usaha Kecil Menengah yang memerlukan modal untuk berwirausaha. Penyaluran dana CSR ini diatur spenuhnya oleh KEP-236MBU2003 dan SE-433MBU2003, sehingga untuk kegiatan-kegiatan tidak memenuhi dan tidak tercantum dan peraturan tersebut tidak mendapatkan bantuan dana. Tabel 11. Efektifitas dana CSR dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Uraian Jumlah Presentase a. sangat efektif b. efektif c. abstain d. tidak efektif e. sangat tidak efektif 1 14 13 4 3,1 43,8 40,6 12,5 Jumlah 32 100 Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa penyaluran dana CSR melalui program kemitraan sudah efektif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, berdasarkan rsponden hamper 43,8 . Dan yang abstain tidak mengetahui yakni 40,6 dikarenakan minimnya pengetahuan dan yang menyatakan tidak efektif yakni 12,5 . Berdasarkan hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari 32 responden yang meminjam dana CSR menyatakan bahwa penyaluran dana CSR melalui program kemitraan sudah efektif untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat hamper 43,8 , karena dengan adanya pinjaman dana CSR yaitu bantuan modal usaha sangat membantu pedagang kecil dan UKM Usaha Kecil Menengah untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Namun yang menjadi permasalahannya adalah dalam pengembalian dana CSR tersebut tidak lancar sehingga dana bergulir ini tidak dapat dikelola lebih luas lagi dengan kelompok mitra yang lebih banyak lagi. Berdasarkan data yang ada kondisi ekonomi keuangan masyarakat sebelum mendapatkan bantuan dana CSR adalah tidak mencukupi kebutuhan ekonomi masyarakat hamper 31,2 . Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Rafdi salah seorang kordinator PKBL, pada tahun 2007 ada sekitar 300 surat permohonan bantuan pinjaman atau proposal modal usaha yang masuk ke unit PKBL PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama. Sekitar 60 telah disalurkan dan 40 tidak disalurkan karena persyaratan yang belum lengkap. Bagi masyarakat yang sudah mengajukan surat permohonan atau proposal pinjaman modal usaha tetapi syarat-syaratnya belum terpenuhi bisa kembali mengajukan permohonan tentu dengan melengkapi semua persyaratan. Dana CSR yang dikeluarkan PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama untuk program Kemitraan selama 6 tahun 2001-2007 sejumlah Rp. 8 M. Tanggung jawab Sosial Perusahaan PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama juga dilaksanakan melalui Program Bina Lingkungan yang ditujukan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi bandara di wilayah kerja PT.PERSERO Angkasa Pura II. Bantuan Program Bina Lingkungan yang telah direalisasikan pada tahun 2006 sejumlah Rp. 5,3 M lebih untuk membantu aktifitas pendidikan dan kesehatan masyarakat dalam berbagai bentuk seperti beasiswa, pengobatan gratis, peningkatan gizi anak dan perbaikan sanitasi. Bantuan ini juga diperuntukkan bagi pembangunan atau perbaikan berbagai fasilitas umum seperti gedung sekolah, tempat ibadah, sarana olahraga dan lain sebagainya. Selain itu juga, dana program Bina Lingkungan di PT.PERSERO PT.PERSERO Angkasa Pura II Kantor Cabang Utama telah dialokasikan untuk membantu meringankan beban para korban bencara alam yang terjadi dibeberapa daerah di Indonesia pada tahun 2006. Untuk program Bina Lingkungan, PT. PERSERO Angkasa Pura II memberikan bantuan sesuai dengan permohonan yang diajukan atau sesuai dengan kebutuhan. PT. PERSERO Angkasa Pura II pada 17 Agustus 2008 memberikan bantuan berupa beasiswa untu 10 orang anak di MTS Madrasah Tsanawiyah Nurul Khoirat Tangerang. Beasiswa ini diberikan untuk anak-anak berprestasi dan kurang mampu. Adapun mengelolaannya diserahkan sepenuhnya ke pada pihak sekolah yang bersangkutan. Bantuan sosial juga diberikan PT. PERSERO Angkasa Pura II berupa santunan dan sembako sebanyak 250 paket untuk Kelurahan Benda dan 300 paket untuk Desa Rawa Burung pada Juli 2008. Untuk sarana dan prasarana umum, PT. PERSERO Angkasa Pura II telah membangun sebanyak 9 unit MCK Mandi Cuci Kakus yang tersebar di dua kelurahan Benda dan Rawa Burung. Pengelolaan dan pemeliharaannya diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat. Program Bina Lingkungan ini dirasakan masih sangat kurang efektif dalam mensejahterakan masyarakat sekitar bandara, karena bantuan yang diberikan relative kecil dan tidak berkelanjutan. Selain itu, proses yang lama dan berbelit-belit juga menjadi salah satu faktor penghambat penyaluran dana CSR untuk program Bina Lingkungan. Pada tahun 1992 Biro Pusat Statistik BPS mengembangkan suatu indikator kesejahteraan rakyat yang disebut indicator Susenas Inti. Indicator ini merupakan indikator “campuran” karena terdiri dari indicator ekonomi dan social. Indicator ini meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1. Pendidikan, indikatornya : Tingkat pendidikan, tingkat melek huruf, tingkat partisifasi pendidikan. 2. Kesehatan, indikatornya ; rata-rata hari sakit dan fasilitas kesehatan. 3. Perumahan, indikatornya ; sumber air bersih dan mutu rumah tinggal. 4. Angkatan kerja, indikatornya ; partisifasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, dan sumber penghasilan utama. 5. Ekonomi khususnya tingkat konsumsi perkapital. 6. Kriminalitas, indikatornya ; jumlah pencurian pertahun, jumlah perkosaan pertahun. 58 Berdasarkan indikator-indikator kesejahteraan rakyat dalam buku ekonomi pembangun, bahwa masyarakat yang menerima dana CSR baik melalui Program Kemitraan maupun Program Bina Lingkungan masih cukup jauh untuk mencapai kesejahteraan ekonomi masyarakat. Namun dengan adanya bantuan modal dana yakni dengan bentuk kemitraan dan Bina Lingkungan dapat meringankan beban masyarakat. 58 Lincolin Aisyad, Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta : PT. STIE, 2004, h. 26.

B. UPAYA YANG DILAKUKAN PT.PERSERO ANGKASA PURA II