18
b. Keterkaitan Inflasi dan Kredit Perbankan
Inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga barang-barang adalah peristiwa moneter yang biasa dijumpai dihampir semua negara. Yoga et al. 2002:
158 menyatakan bahwa inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga- harga secara umum yang bersumber dari terganggunya keseimbangan antara arus
kas dan barang. Jadi, Inflasi dapat didefinisikan sebagai kecenderungan meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus. Berikut ini disajikan
beberapa teori mengenai penyebab terjadinya inflasi. 1 Teori klasik
Teori ini mengemukakan bahwa tingkat harga yang berlaku dalam masyarakat pada dasarnya ditentukan oleh jumlah uang beredar. Jika jumlah uang
bertambah, nilai uang merosot, dan harga-harga naik. Oleh karena itu, berdasarkan teori ini, penyebab dari inflasi yaitu terlalu banyak uang beredar.
Cara mengatasinya adalah dengan membatasi jumlah uang yang beredar dan kredit Gilarso, 2004:203.
2 Teori Kuantitas Teori kuantitas menjelaskan bahwa jika jumlah barang yang ditawarkan
tetap, sedangkan jumlah uang ditambah menjadi dua kali lipat, maka cepat atau lambat harga akan naik menjadi dua kali lipat Alam, 2006:220-221.
Bertambahnya jumlah uang yang beredar dapat berasal dari jumlah kredit yang disalurkan. Jadi, berdasarkan teori ini dapat dinyatakan bahwa inflasi terjadi
ketika kredit yang disalurkan lebih besar, sehingga jumlah uang beredar melebihi jumlah barang yang tersedia. Cara mengatasi inflasi menurut teori ini yaitu
dengan membatasi jumlah uang yang beredar atau membatasi jumlah kredit sama seperti yang dikemukakan pada teori klasik.
3 Teori Inflasi Keynes Teori Keynes mengemukakan bahwa inflasi terjadi karena adanya perilaku
masyarakat yang menginginkan barang dan jasa lebih besar daripada yang mampu disediakan oleh masyarakat itu. Hal ini menimbulkan inflationary gap karena
permintaan total melebihi jumlah barang yang tersedia. Analisa Keynes mengenai inflasi permintaan dirumuskan berdasarkan inflationary gap. Menurut Keynes,
19
inflasi permintaan yang benar-benar penting adalah yang ditimbulkan oleh pengeluaran pemerintah, terutama yang berkaitan dengan peperangan, program
investasi yang besar-besaran dalam capital social Alam, 2006:221. Berdasarkan Keynes Theory dapat dinyatakan bahwa penyebab terjadinya inflasi adalah jumlah
uang beredar, pengeluaran pemerintah, suku bunga, dan investasi. 4 Teori Inflasi Moneterist
Teori Inflasi Moneterist berpendapat bahwa inflasi disebabkan oleh kebijaksanaan moneter dan fiskal yang ekspansif, sehingga jumlah uang beredar
di masyarakat sangat berlebihan. Kelebihan uang beredar di masyarakat akan menyebabkan terjadinya kelebihan permintaan barang dan jasa di sektor riil.
Menurut golongan moneteris inflasi dapat diturunkan dengan cara menahan dan menghilangkan kelebihan permintaan melalui kebijakan moneter dan fiskal yang
bersifas kontraktif, atau melalui kontrol terhadap peningkatan upah serta penghapusan terhadap subsidi atas nilai tukar valas. Berdasarkan teori ini dapat
dinyatakan bahwa terjadinya inflasi berasal dari kebijakan moneter ekspansif, kebijakan fiskal ekspansif Virdila, 2015.
Teori-teori tersebut secara garis besar membahas mengenai keterkaitan antara inflasi dan kredit yang disalurkan oleh perbankan, berdasarkan teori
tersebut dapat dinyatakan bahwa salah satu cara mengatasi terjadinya inflasi adalah melakukan kebijakan pengurangan jumlah kredit yang disalurkan oleh
perbankan. Hal tersebut mengindikasi bahwa ketika terjadi inflasi, pemerintah akan melakukan kebijakan pengurangan jumlah kredit, sehingga pada saat terjadi
inflasi yang tinggi akan menyebabkan jumlah kredit yang disalurkan mernurun, begitu pula sebaliknya.
c. Keterkaitan Nilai Tukar Kurs dan Kredit Perbankan