Keterkaitan Nilai Tukar Kurs dan Kredit Perbankan

19 inflasi permintaan yang benar-benar penting adalah yang ditimbulkan oleh pengeluaran pemerintah, terutama yang berkaitan dengan peperangan, program investasi yang besar-besaran dalam capital social Alam, 2006:221. Berdasarkan Keynes Theory dapat dinyatakan bahwa penyebab terjadinya inflasi adalah jumlah uang beredar, pengeluaran pemerintah, suku bunga, dan investasi. 4 Teori Inflasi Moneterist Teori Inflasi Moneterist berpendapat bahwa inflasi disebabkan oleh kebijaksanaan moneter dan fiskal yang ekspansif, sehingga jumlah uang beredar di masyarakat sangat berlebihan. Kelebihan uang beredar di masyarakat akan menyebabkan terjadinya kelebihan permintaan barang dan jasa di sektor riil. Menurut golongan moneteris inflasi dapat diturunkan dengan cara menahan dan menghilangkan kelebihan permintaan melalui kebijakan moneter dan fiskal yang bersifas kontraktif, atau melalui kontrol terhadap peningkatan upah serta penghapusan terhadap subsidi atas nilai tukar valas. Berdasarkan teori ini dapat dinyatakan bahwa terjadinya inflasi berasal dari kebijakan moneter ekspansif, kebijakan fiskal ekspansif Virdila, 2015. Teori-teori tersebut secara garis besar membahas mengenai keterkaitan antara inflasi dan kredit yang disalurkan oleh perbankan, berdasarkan teori tersebut dapat dinyatakan bahwa salah satu cara mengatasi terjadinya inflasi adalah melakukan kebijakan pengurangan jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan. Hal tersebut mengindikasi bahwa ketika terjadi inflasi, pemerintah akan melakukan kebijakan pengurangan jumlah kredit, sehingga pada saat terjadi inflasi yang tinggi akan menyebabkan jumlah kredit yang disalurkan mernurun, begitu pula sebaliknya.

c. Keterkaitan Nilai Tukar Kurs dan Kredit Perbankan

Kurs adalah rasio antara suatu unit mata uang tertentu dengan sejumlah mata uang lain yang bisa ditukar pada waktu tertentu. Kurs mata uang asing mengalami perubahan nilai yang terus menerus dan relatif tidak stabil. Nilai tukar memengaruhi perekonomian melalui berbagai jalur. Jika dilihat dari perdagangan antar negara, volatilitas nilai tukar berdampak pada ekspor maupun impor 20 sehingga memengaruhi kondisi dunia usaha. Madura 2000:42 menyatakan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif terhadap ekspor sebuah Negara. Ketika terjadi depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar, nilai produk di dalam negeri menjadi lebih murah dibandingkan dengan di Amerika. Hal tersebut dapat menyebabkan jumlah ekspor meningkat, akan tetapi bagi perusahaan yang membutuhkan impor bahan baku, keadaan ini menjadi kurang menguntungkan karena harga barang impor mengalami peningkatan akibat depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar. Peningkatan biaya produksi produk yang mengandung komponen impor tinggi dapat mendorong peningkatan harga-harga secara umum atau inflasi. Keterkaitan antara nilai tukar dengan kredit perbankan, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga berpengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan kredit perbankan. Nilai tukar rupiah terlebih dahulu memengaruhi perekonomian melalui inflasi, kemudian dampak nilai tukar pada dunia usaha terlihat dalam penyaluran kredit oleh perbankan. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar membuat perusahaan ragu untuk berinvestasi sehingga permintaan akan kredit mengalami gangguan. Pihak perbankan juga akan bersikap hati-hati dalam menyalurkan kredit pada kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar yang tidak stabil. Krisis ekonomi ditahun 1997 menggambarkan bagaimana depresiasi nilai tukar rupiah memengaruhi kondisi perbankan Indonesia, terutama pada ketidakmampuan perusahaan untuk mengembalikan kredit pada perbankan Luh, 2010. Penjelasan tersebut secara garis besar mengungkapkan bahwa, ketika mata uang rupiah mengalami apresiasi, maka jumlah kredit yang disalurkan akan meningkat, akan tetapi pada saat nilai tukar mata uang rupiah mengalami depresiasi, maka jumlah kredit yang disalurkan semakin menurun. Menurut Madura 2000:89-94 terdapat beberapa faktor yang memengaruhi nilai tukar, yaitu. 1 Laju Inflasi Relatif Perdagangan internasional dipengaruhi oleh laju inflasi. Misalnya Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami inflasi yang cukup tinggi, maka permintaan akan produk Amerika akan berkurang. Secara otomatis, hal iniakan 21 berdampak terhadap penawaran dan permintaan mata uang antar negara. Permintaan Amerika terhadap rupiah akan meningkat namun di lain pihak penawaran rupiah dalam pasar akan berkurang. Jadi, dengan berkurangnya ketersediaan rupiah di pasar mengakibatkan kenaikan nilai rupiah, dengan demikian, terdapat pengaruh laju inflasi terhadap nilai tukar. 2 Suku Bunga Relatif Perubahan dalam suku bunga relatif memengaruhi investasi sekuritas- sekuritas asing, yang selanjutnya akan memengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing, dan nilai tukar. Kenaikan suku bunga dalam negeri membuat kegiatan investasi dalam negeri menjadi lebih menarik bagi penanam modal dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini akan memengaruhi permintaan dan penawaran valuta asingdan nilai tukar. Keadaan ini membuat permintaan mata uang luar negeri menurun karena semua pihak tertarik dengan mata uang dalam negeri untuk kepentingan investasi, sehingga nilai mata uang dalam negeri akan meningkat. 3 Tingkat Pendapatan Relatif Faktor ketiga yang memengaruhi nilai tukar adalah tingkat pendapatan nasional relatif. Jika di asumsikan bahwa tingkat pendapatan nasional Indonesia meningkat relatif terhadap Amerika, maka impor atas barang-barang dari Amerika akan mengalami peningkatan. Hal ini menyebabkan permintaan jumlah dolar AS akan semakin banyak, sehingga nilai dolar AS akan mengalami peningkatan. 4 Kontrol pemerintah Terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan pemerintah untuk memengaruhi nilai tukar, diantaranya melalui hambatan jual-beli valuta asing, hambatan perdagangan, pembelian dan penjualan valuta dalam pasar valuta, maupun mengubah variabel-variabel makro seperti inflasi, suku bunga, dan tingkat pendapatan nasional. 5 Ekspektasi Ekspektasi terhadap nilai tukar mata uang di masa depan akan memengaruhi nilai tukar mata uang itu sendiri. Pasar valuta asing akan bereaksi dengan cepat terhadap berita yang berdampak pada masa depan, misalnya terdapat 22 berita bahwa akan terjadi inflasi di Amerika. Keadaan ini kemungkinan akan memengaruhi para pedagang saham untuk menjual dolar karena berfikir bahwa nilai tukar akan mengalami penurunan di masa depan.

2.2 Penelitian Terdahulu