28
Faktor makro tersebut dapat berasal dari kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah yaitu kebijakan yang bertujuan untuk menjaga suku bunga agar tetap
stabil, menurunkan inflasi agar tetap stabil, dan nilai tukar rupiah pada tingkat yang stabil dapat memengaruhi jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan.
Berdasarkan kajian teori dan empiris, maka dapat disusun kerangka konseptual penelitian pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian
2.4 Pengembangan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut.
2.4.1 Pengaruh Capital Adequancy Ratio Terhadap Penyaluran Kredit
Capital Adequancy Ratio CAR merupakan rasio utama permodalan, angka rasio tersebut menunjukkan kecukupan modal suatu bank. Saryadi 2013
menyatakan bahwa CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha
dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank, salah satunya pemberian kredit yang dilakukan oleh perbankan. Nilai CAR
diperoleh dari hasil perbandingan modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko atau ATMR Djoko, 2006:78.
Semakin tinggi CAR yang dimiliki suatu bank, maka semakin besar kredit yang disalurkannya, begitu pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan, semakin tinggi
Penyaluran Kredit
NPL ROA
CAR DPK
SBI Inflasi
Kurs
Bank Faktor Fundamental
Faktor Makro
Penyaluran Kredit
NPL ROA
CAR DPK
SBI Inflasi
Kurs
Bank Faktor Fundamental
Faktor Makro
29
CAR, maka semakin besar sumber daya financial yang dapat digunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit,
sehingga pihak perbankan lebih percaya diri dalam menyalurkan kreditnya. Kajian teoritis tersebut sejalan dengan kajian empiris yang dilakukan oleh Dias dan
Rangga 2010, yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan, akan tetapi hasil penelitian yang dilakukan
oleh Billy 2010, serta Rosana 2012 yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. Berdasarkan kajian
teoritis dan empiris tersebut dapat dirumuskan hipotesis pertama sebagai berikut. H
1
: Capital Adequancy Ratio CAR berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit pada bank umum.
2.4.2 Pengaruh Return on Asset ROA Terhadap Penyaluran Kredit
Return on Asset ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan laba secara
keseluruhan. Keuntungan tersebut kemudian dibagi menjadi 2 macam, yaitu laba ditahan dan laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden.
Secara tidak langsung, jumlah laba yang diperoleh oleh bank dapat dijadikan sebagai penilaian kinerja bank, yang akhirnya dapat memengaruhi investasi serta
minat masyarakat dalam menggunakan produk bank tersebut Titia, 2015. Rasio ini merupakan rasio laba bersih terhadap total asset Brigham dan Houston, 2006:
148. Laba yang tinggi menyebabkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada bank semakin tinggi. Kepercayaan masyarakat terhadap bank dapat dicerminkan
dari besarnya dana yang ditempatkan di Bank. Jadi, semakin besar jumlah simpanan atau dana yang berhasil dihimpun oleh perbankan akan memungkinkan
bank untuk menyalurkan dana tersebut dalam bentuk kredit dengan jumlah yang lebih banyak, karena peningkatan kepercayaan masyarakat menyebabkan
permintaan kredit bertambah. Kajian teoritis tersebut sejalan dengan kajian empiris yang dilakukan oleh
Dias dan Rangga 2010, serta Ghalih 2014, menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan, akan tetapi
30
kajian empiris yang dilakukan oleh Bella 2015, menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit, berdasarkan kajian teoritis dan empiris
tersebut dapat dirumuskan hipotesis kedua sebagai berikut. H
2
: Return on Asset ROA berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit bank umum.
2.4.3 Pengaruh Dana Pihak Ktiga DPK Terhadap Penyaluran Kredit