Dalam Bidang Sosial Teknis Analisis Data

Gambar 4.3.9 : Muda-Mudi Manortor Menari Dalam setiap manortor menari tentu harus berdiri dan tidak ada manortor yang pelaksanaannya duduk apalagi tidur. Meskipun ada orang yang menggerakkan badannya pada saat seseorang manortor, gerakan itu bukan disebut manortor melaqinkan manatea yaitu suatu gerakan yang hanya menggerak-gerakkan sepuluh jarinya. Maksudnya adalah untuk memberikan perhatian kepada orang yang sedang menari dan supaya terlihat lebih sempurna.

4.4. Dalam Bidang Sosial

Penduduk kota Medan terdiri atas berbagai suku bangsa dengan pola budaya yang berbeda. Salah satu dari suku bangsa tersebut adalah suku bangsa Batak Toba yang menganut agama Malim. Berdasarkan tempat tinggalnya di kota Medan, tidak ada tempat tinggal yang di dalamnya terdapat mayoritas penganut agama Malim. Kecamatan Denai, tepatnya di Kelurahan Binjai yang merupakan tempat berkumpul parpunguan awal Parmalim di Medan, tidak semua penganut Universitas Sumatera Utara agama Malim bermukim di sisni melainkan secara menyebar hampir di 21 kecamatan di kota Meda. Sehingga tidak satupun permukiman yang diidentikkan dengan penganut agama Malim. Jumlah parmalim yang tidak banyak bukanlah penghalang bagi mereka untuk menyebar dalam menentukan tempat bermukimnya. Di tempat pemukiman tertentu yang hanya terdapat satu dan dua keluarga Parmalim, tetap dapat melakukan aktifitas sosialnya dengan baik terhadap penduduk disekitar tempat tinggalnya. Keadaan penduduk di Kecamatan Medan Denai sangatlah majemuk, terdapat berbagai suku bangsa seperti: Batak, Jawa, Minang, Melayu dan suku bangsa lainnya, yang saling berinteraksi dalam kehidupan sosial. Keadaan Parmalim dalam lingkungan yang demikian mengakibatkan mereka tidak hanya berinteraksi dengan sesama Parmalim saja, juga harus berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum penganut agama Malim telah memiliki tingkat interaksi yang cukup baik dengan masyarakat lainnya. Berdasarkan pengamatan penulis, secara umum penganut agama Malim telah memiliki tingkat interaksi yang cukup baik dengan masyarakat sekitarnya. Interaksi yang terjadi dapat terlihat adanya perkawinan campuran antara penganut agama Malim dengan suku bangsa lain yang telah menganut agama modern. Perkawinan dengan suku bangsa lain yang tentunya berbeda agama dengan Parmalim, bukanlah suatu larangan. Akan tetapi mereka selalu berharap apabila seorang parmalim tetap mempertahankan agama Malim. Namun hal demikian bukanlah suatu paksaan melainkan hanya berupa himbauan terhadap Naposo bulung muda-mudi parmalim. Dan sebaliknya apabila seorang Parmalim menikah Universitas Sumatera Utara dengan yang bukan penganut agama Malim serta mengikuti agama lain tersebut, tetap diharapkan untuk menjalankan ajaran hamalimon dalam diri keluarganya. Selain perkawinan sebagai strategi adaptasi yang dilakukan mereka juga menyesuaikan diri dengan penggunaan bahasa Indonesia yang sangat dikuasai dalam segala usia. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari adanya hubungan saling ketergantungan antra mereka dalam lingkungan sosial masyarakat kota Medan. Dari pengakuan informan akibat dari adanya pergaulan dengan suku bangsa lain seperti Jawa, Minang, Karo dan lain-lain. Mereka dapat mengetahui bahasa daerah dari suku tersebut sehingga sangat memudahkan dalam melakuakn interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan keagamaan Parmalim juga berusaha untuk tetap mempererat hubungan sosial diantara sesama mereka. Hubungan sosial akan dapat terwujud apabila sesama penganut agama Malim saling mengenal dan melakukan interaksi. Dalam perayaan upacara keagamaan adalah merupakan suatu hal yang bersifat tradisi bagi mereka untuk bersalaman dan menyebut marga masing-masing yang dilanjutkan kemudian dengan martarombo menarik garis keturunan terhadap orang yang belum dikenal dalam punguan agama Malim. Proses saling mengenali bagi mereka melalui martarombo menjadikan hubungan yang lebih dekat berdasarkan “partuturon” hubungan kekeluargaan. Dengan mengetahui hubungan kekeluargaan maka akan dimengerti pula bagaimana cara pemanggilan yang sopan dan perlakuan sesuai dengan kedudukan seseorang dalam hubungan pertuturan. Hubungan sosial diantara sesama penganut agama Universitas Sumatera Utara Malim juga dapat terlihat apabila ada suatu acara keagamaan Parmalim khususnya naposobulung muda-mudi akan secara bersama-sama marhobas bergotong royong baik dalam persiapan acara hingga acara tersebut selesai. Penganut agama Malim akan saling melayani tanpa memandang status sosial diantara sesama mereka dalam sebuah punguan pertemuan. Dalam hal kelengkapan administrasi di kota Medan penganut agama Malim masih tetap mengalami suatu bentuk diskriminasi seperti dalam pengurusan dokumen kependudukan KTP. Berbeda halnya dengan parmalim yang berada di Hutatinggi Laguboti sebagian dari mereka masih dapat mencantumkan agama Malim pada kolom agama di KTP. Sementara di Medan sewaktu peraturan lama pada kolom agama di KTP penganut kepercayaan seperti parmalim, cukup dikosongkan atau ditandai dengan “-”. Dan hingga saat ini tanda tersebut seringkali dimaknai secara ekstrim bahwa penganut kepercayaan tersebut adalah orang yang tidak beragama dan tidak ber-Tuhan. Dengan kemunculan KTP spontan memang terlihat mengalami perubahan. Kolom agama yang sebelumnya harus dikosongkan atau ditandai dengan “-” kini diganti dengan kolom yang berisi kalimat “Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa”. Penganut agama Malim di kota Medan kecamatan Medan Denai dengan jumlah kurang lebih 40 kk yang jika diasumsikan 1 kk terdiri dari 4 orang, maka jumlah mereka sekitar 160 jiwa terdapat hanya 7 laki-laki dan 8 perempuan saja yang memilih kepercayan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jumlah tersebut berdasarkan data jumlah penduduk menurut agama yang dianut pada kecamatan Medan Denai. Selain 15 orang, penganut agama Malim lainnya memilih untuk dikosongkan dengan memberi tanda “-” pada kolom agama pada KTP. Sebagian Universitas Sumatera Utara lagi diantara mereka memilih mencantumkan agama lain yaitu agama Kristen pada kolom agama di KTP yang mereka miliki.

4.5. Dalam Bidang Ekonomi