Tabel 2.7.3 : Sarana Pendidikan Kecamatan Medan Denai
No Jenis Pendidikan
Keterangan
1 SD Sederajat
44 unit 2
SLTP Sederajat 15 unit
3 SMU Sederajat
16 unit 4
Akademi 3 unit
5 Universitas
-
Sumber Data: Kantor Camat Medan Denai
2.8. Kelurahan Binjai 2.8.1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan
Pada tabel berikut ini dapat terlihat secara terperinci pemanfaatan wilayah dengan penggunaan luas wilayah yang sangat efesien dalam pengunaan lahan
dalam tata ruang daerah perkotaan. Dimana luas daerah pemukiman lebih luas dari luas wilayah lainya yakni 300 ha. Dengan luas wilayah pemukiman yang demikian
dibarengi dengan luas wilayah persawahan seluas 0,20 ha, sebagai lahan persawahan yang dapat dimanfaatkan sebagian kecil masyarakatnya. Adapun jenis
daerah persawahan yang dikelola oleh masyarakat di Kelurahan Binjai adalah merupakan daerah persawahan yang pasang surut dimana musim tanam yang
dilakukan para petani adalah dua kali tanam dalam setahun.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.8.1 : Luas Wilayah Menurut Penggunaan No
Penggunaan Luas
1 Luas Pemukiman
300 Ha 2
Luas Persawahan 0,20 Ha
3 Luas Kuburan
0,07 Ha 4
Luas Pekarangan 0,60 Ha
5 Luas Taman
0,05 Ha 6
Luas Daerah perkantoran 0,30 Ha
7 Luas Prasarana umum lainnya
0,02 Ha
Total luas wilayah 414 Ha
Sumber Data: Buku Profil Kelurahan Binjai Tahun 2008
Menurut informasi yang diperoleh penulis penggunaan lahan pertanian di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai semakin lama semakin berkurang, hal
tersebut dimungkinkan terjadi seiring dengan berkembangnya pengelolaan tata ruang kota Medan menuju kota metropolitan. Sehingga tidak sedikit jumlah
penduduk yang mengalihkan daerah persawahan menjadi daerah pemukiman. Ada juga sebagian peduduk yang memilih lahan pertanianya dijual untuk keperluan lain,
seperti untuk keperluan pendidikan anak dan kebutuhan lainya.
Universitas Sumatera Utara
2.8.5. Potensi Sumber Daya Manusia
Pada tabel berikut ini dapat diketahui bahwa keluraham Binjai Kecamatan Medan Denai merupakan penduduk yang sangat sadar akan pentingnya pendidikan
dengan terdapatnya jumlah tamatan SMA sederajat sebanyak 3984 orang laki-laki dan 4244 orang perempuan. Selain penduduk tamatan SMA tedapat juga penduduk
yang sudah menempug perguruan tinggi dengan jumlah penduduk yangsudah memperoleh gelas S-1 sederajat sebnyak 866 orang laki-laki dan 622 orang
perempuan. Terdapat juga penduduk yang sudah memperoleh gelar S-2 sederajat, jumlah laki-laki sebanyak 145 orang dan 131 orang perempuan dan tamatan S-3
sederajat, laki-laki sebanyak 22 orang dan 13 orang perempuan. Berdasarkan data yang diperoleh tersebut umlah penduduk tamatan SMA
sederajat berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari jumlah laki-laki , dengan selisih perbandingan sebanyak 260 orang perempuan. Sementara hal tersebut
berbanding terbalik dengan jumlah penduduk yang melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan data yang terlihat di atas jumlah
penduduk laki-laki yang melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi lebih banyak dari jumlah perempuan.
Tabel 2.8.2 : Potensi Sumber Daya Manusia No
Tingkat Pendidikan Laki-laki
Perempuan
1 Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK
879 Orang 906 Orang
2 Usia 3-6 tahun yang sedang TKPlay Group
669 Orang 750 Orang
3 Usia 7-17 tahun yang tidak pernah sekolah
405 Orang 424 Orang
4 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah
2681 Orang 2777 Orang
Universitas Sumatera Utara
5 Usia 18-56 tahun yang tidak pernah sekolah
430 Orang 702 Orang
6 Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat
907 Orang 710 Orang
7 Tamat SD sederajat
2030 Orang 2064 Orang
8 Jumlah usia 12-56 tahun tidak tamat SLTA
1747 Orang 1809 Orang
9 Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA
1073 Orang 1356 Orang
10 Tamat SMP sederajat
1747 Orang 1809 Orang
11 Tamat SMA sederajat
3984 Orang 4244 Orang
12 Tamat D-I sederajat
318 Orang 192 Orang
13 Tamat D-II sederajat
105 Orang 101 Orang
14 Tamat D-III sederajat
181 Orang 202 Orang
15 Tamat S-1 sederajat
866 Orang 662 Orang
16 Tamat S-2 sederajat
145 Orang 131 Orang
17 Tamat S-3 sederajat
22 Orang 13 Orang
18 Tamat SLB A
3 Orang 4 Orang
19 Tamat SLB B
1 Orang 1 Orang
20 Tamat SLB C
1 Orang 1 Orang
J u m l a h 17686 Orang
18461 Orang J u m l a h T o t a l
36147 Orang
Sumber Data: Buku Profil Kelurahan Binjai Tahun 2008
Universitas Sumatera Utara
2.8.6. Mata Pencaharian Pokok
Berdasarkan data pada tabel dibawah ini jenis pekerjaan yang paling banyak dilakukan masyarakat adalah karyawan perusahaan swasta dengan rincian laki-laki
sebanyak 1353 orang dan perempuan sebanyak 756 orang, diikuti dengan jumlah penduduk yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil 625 orang laki-laki dan
perempuan 442 orang dan jumlah penduduk yang berprofesi sebagai pengusaha kecil dan menengah sebanyak 598 orang laki-laki dan 292 orang perempuan.
Dengan melihat uraian data penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian pokok dapat diperoleh gambaran bahwa penduduk kelurahan Binjai kecamatan Medan
Denai adalah penduduk yang sudah tersepeialisasi berdasarkan keahlian masing- masing yang diperoleh dalam memperoleh jenis pekerjaan yang diminati
Tabel 2.8.3 : Mata Pencaharian Pokok No Mata Pencaharian
Laki-laki Perempuan
1 Petani
43 Orang 45 Orang
2 Buruh migrant
82 Orang 66 Orang
3 Pegawai Negeri Sipil
625 Orang 442 Orang
4 Pengrajin Industri Rumah Tangga
134 Orang 89 Orang
5 Pedagang Keliling
265 Orang 87 Orang
6 Peternak
24 Orang -
7 Montir
60 Orang 6 Orang
8 Dokter Swasta
20 Orang 9 Orang
9 Bidan Swasta
- 36 Orang
10 Perawat Swasta
2 Orang 27 Orang
11 Pembantu Rumah Tangga
39 Orang 328 Orang
12 TNI
34 Orang 3 Orang
13 POLRI
313 Orang 19 Orang
14 Pensiunan PNSTNIPOLRI
342 Orang 142 Orang
15 Pengusaha kecil dan menengah
598 Orang 292 Orang
Universitas Sumatera Utara
16 Pengacara
3 Orang -
17 Notaris
1 Orang 1 Orang
18 Dukun Kampung Terlatih
2 Orang 3 Orang
19 Jasa Pengobatan Alternatif
7 Orang 6 Orang
20 Dosen Swasta
34 Orang 23 Orang
21 Arsitektur
3 Orang -
22 SenimaArtis
3 Orang -
23 Karyawan Perusahaan Swasta
1353 Orang 756 Orang
24 Karyawan Perusahaan Pemerintah
214 Orang 86 Orang
25 Pendeta
4 Orang - Orang
26 Buruh Kasar
46 Orang 14 Orang
27 Wiraswasta
302 Orang 1471 Orang
28 Jasa dan lain-lain
728 Orang 618 Orang
J u m l a h T o t a l P e n d u d u k 8 5 1 0 O r a n g
Sumber Data: Buku Profil Kelurahan Binjai Tahun 2008
2.8.7. Berdasarkan Etnis
Bedasarkan pada tabel pengelompokan penduduk menurut etnis dapat dilihat data yang menunjukkan jumlah penduduk terbanyak adalah etnis Batak,
yang berjumlah laki-laki sebanyak 9657 orang dan perempuan sebanyak 10616 orang. Dan etnis terbanyak peringkat kedua adalah etnis jawa sebanyak 5028 orang
laki-laki dan permpuan 5282 orang. Dari data dapat pula dilihat hampir setiap jumlah perbandingan penduduk berdasarkan jenis kelamin, dimana jumlah
penduduk perempuan cenderung lebih banyak dari jumlah perempuan. Data jumlah penduduk menurut etnis tersebut juga menunjukkan bahwa
terdapat berbagai macam etnis yang berbeda heterogen dengan latar belakang budaya yang berbeda pula. Dengan kondisi kemajemukan etnis yang demikian
Universitas Sumatera Utara
maka sangatlah tepat mengkaji strategi adaptasi penganut agama Malim dalam mempertahankan eksistensi agama yang mereka miliki yaitu agama Malim
khususnya di kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai dan di kota Medan secara umum.
Tabel 2.8.4 : Penduduk Berdasarkan Etnis No
Etnis Laki-laki
Perempuan
1 Aceh
405 Orang
472 Orang
2 Batak
9657 Orang
10616 Orang
3 Nias
509 Orang
502 Orang
4 Melayu
1487 Orang
1636 Orang
5 Minang
4778 Orang
5601 Orang
6 Betawi
58 Orang
67 Orang
7 Sunda
175 Orang
243 Orang
8 Jawa
5028 Orang
5284 Orang
9 Madura
31 Orang
42 Orang
10 Bali 3
Orang 3
Orang 11 Banjar
329 Orang
337 Orang
12 Bugis 11
Orang 17
Orang 13 Makasar
14 Orang
21 Orang
14 Ambon 2
Orang 2
Orang 15 Flores
4 Orang
7 Orang
16 Cina 2
Orang 3
Orang
J u m l a h 22493 Orang 24851
Orang
Universitas Sumatera Utara
Sumber Data: Buku Profil Kelurahan Binjai Tahun 2008
2.8.5. Berdasarkan Agama
Sebagai negara yang besar Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang majemuk. Kemajemukan tersebut dapat dilihat dengan adanya
perbedaan-perbedaan yang jelas dan dapat membedakan diantara mereka masyarakat Indonesia salah satu dari kemajemukan yang dimiliki Bangsa
Indonesia adalah kemajemukan dibidang agama. Di Indonesia ada lima agama yang diakui oleh negara yaitu: agama Islam
sebagai agama yang terbanyak penganutnya, agama Kristen, agama Katolik, agama Hindu, dan agama Budha, serta ditambah dengan agama Konghuchu yang
belakangan ini diakui dan diahkan keberadaanya di Indonesia sebagai agama. Keenam agama tesebut adalah agama “pendatang” di bumi nusantara
Indonesia selain dari agama pendatang trersebut, Bangsa Indonesia sudah sejak dulu kala telah mempunyai agama tradisional yang lahir dari ibu pertiwi bangsa
Indonesia salah satrunya adalah agama Malim yang dimiliki oleh suku bangsa Batak Toba yang berpusat di kecamatan Laguboti Kabupaten Tobasamosir. Agama
Malim tersebut masih tetap dipertahankan oleh pengikutnya yang disebut Parmalim secara turun-temurun hingga saat ini.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun di Indonesia dijumpai kemajemukan dalam beragama, bukan berarti hubungan antar agama yang satu
dengan agama yang lainya menjadi tidak harmonis. Realita ini dapat dilihat pada acara hari besar keagamaan tertentu yang tidak hanya di hadiri oleh penduduk
agama yang bersangkutan, akan tetapi juga dihadiri oleh pemeluk agama yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Demiklian juga dengan agama Malim sebagai agama yang minoritas tetap bisa berdampingan dengan agama mayoritas dan telah diakui keberadaanya oleh negara.
Kondisi diatas juga terlihat di kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai, dimana perbedaan dalam hal beragama bukanlah sebagai alat untuk membeda-
bedakan warganya melainkan dijadikan sebagai sarana untuk memperkaya budaya bangsa.
Tabel 2.8.5 : Penduduk Berdasarkan Agama No
Agama Laki-laki
Perempuan
1 Islam
14031 Orang 14621 Orang
2 Kristen
6452 Orang 7825 Orang
3 Katolik
856 Orang 954 Orang
4 Hindu
26 Orang 37 Orang
5 Budha
- -
6 Konghuchu
- -
7 Kepercayaan Kepada Tuhan YME
4 Orang 4 Orang
8 Ajaran Kepercayaan lainnya
3 Orang 4 Orang
J u m l a h 21372 Orang
23445 Orang
Sumber Data: Buku Profil Kelurahan Binjai Tahun 2008
Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa agama yang paling banyak penganutnya di kelurahan Binjai yaitu agama Islam denngan jumlah penganut
terbanyak yaitu 14.031 orang laki-laki dan 14.621 orang perempuan. Kemudian diikuti dengan agama Kristen, Katolik dan Hindu. Sementara agama Budha dan
Universitas Sumatera Utara
agama Konghuchu tidak mempunyai penganut walaupun agama ini merupakan agama resmi yang keberadaanya telah diakui oleh negara.
Akan tetapi selain dari adanya ke enam agama tersebut di kelurahan Binjai terdapat juga Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan jumlah
penganut laki-laki 4 orang dan perempuan 4 orang dengan total penganut 8 orang. Dan terdapat juga Aliran Kepercayaan Lainya dengan jumlah penganut laki-laki 3
orang dan perempuan 4 orang dengan total jumlah penganut 7 orang. Ahmad Efendi seorang staff kelurahan menyatakan bahwa: jumlah
penduduk yang terdaftar sebagai pemeluk Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Aliran Kepercayaan yang berjumlah 15 orang adalah penganut
agama Malim. Lebih lanjut Ahmad Efendi menjelaskan perbedaan pilihan yang dilakukan oleh penganut agama Malim terhadap dua jenis kepercayaan tersebut
adalah atas keinginan mereka untuk dicantumkan status keagamaan yang dianut pada kolom agama KTP. Berdasarkan informasi yang di peroleh peneliti dai pihak
kelurahan bahwa agama tradisional yang ada di kelurahan Binjai kecamatan Medan Denai hanyalah agama Malim.
Adapun alasan pemilihan penganut agama Malim untuk memilih mencantumkan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esapada kolom agama
KTP, menurut Supano seorang staff kelurahan Binjai yang menangani kepengurusan KTP menyatakan:
“adanya pemilihan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk dicantumkan pada kolom agama KTP adalah
berdasarkan keinginan Parmalim itu sendiri. Hal ini mereka lakukan sejak diberlakukanya UU No. 23 tahun 2006 tentang Undang-
Undang Administrasi kependudukan. Dengan adanya Undang- Undang tersebut Parmalim Memperoleh kesempatan dicatatkan
sebagai warga negara Republik Indonesia melalui kantor catatan sipil, namun mereka tidak diberikan pengakuan sebagai agama”.
Universitas Sumatera Utara
Lebih lanjut Supano menjelaskan: “sebelum diberlakukanya UU NO. 23 tahun 2006 yang
mengatur tentang administrasi kependudukan, penganut agama Malim lebih memilih untuk dicantumkan tanda “-“ pada kolom KTP
yang mereka miliki. Jumlah penduduk yang menggunakan tanda “-“ pada kolom agama KTP berdasarkan data kelurahan disebut dengan
Aliran Kepercayaan Lainya, namun yang sebenarnya mereka adalah Parmalim. Namun walaupun telah diberlakukan UU No. 26 yang
telah memberikan kesempatan kepada Parmalim untuk memilih Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa agar dicantumkan
pada kolom agama KTP yang mereka miliki, hingga saat ini masih terdapat penganut agama Malim yang memilih mengunakan
mencantumkan tanda “-“ pada kolom agama KTP yang dimilikinya”.
Universitas Sumatera Utara
BAB. III. KEBERADAAN PENGANUT AGAMA MALIM DI KOTA MEDAN
Keberadaan penganut agama Malim, tentu tidak dapat dipisahkan dari ajaran dan sumber hukum yang dijalankan di kota Medan. Menurut ulupunguan
Parmalim sekota Medan amang Simanjuntak jumlah Parmalim saat ini kurang lebih 40 kk jika diasumsikan 1 kk terdiri dari 4 orang maka jumlah Parmalim
sekota Medan sebanyak 160 jiwa. Menurut penganut agama Malim ajaran agama Malim tersebut berasal dari Debata Mulajadi Nabolon dan sebagian lagi berasal
dari para Malim Debata. Semua ajaran agama yang diperoleh dibagi menjadi empat jenis yaitu: tona pesan, poda sabda, patik peraturan dan uhum hukum.
Sebagian ajaran itu tercantum dalam pustaha habanaron yaitu semacam kitab suci atau kumpulan peraturan-peraturan yang isinya mengatur hubungan antara manusia
dengan Debata dan hubungan manusia dengan sesamanya. Sejak zaman dahulu istilah ugamo atau agama telah dikenal dalam bahasa
Batak. Istilah tersebut bukanlah yang baru muncul di kalangan orang Batak. Menurut istilah agama Malim, ugamo atau agama adalah jalan perjumpaan antara
manusia dengan Debata melalui sesaji yang bersih dan suci dalam perdomuan ni hajolmaon tu Debata marhite pelean na ias orang yang masuk dalam agama
Malim disebut parugamo Malim pengikut ugamo Malim yang sering disingkat dengan parmalim penganut agama Malim. Dengan demikian Parmalim berarti
orang-orang yang menuruti ajaran Malim atau kehidupan Malim yang diwujudkan dengan pengumpulan ramuan benda-benda pelean sesaji berdasarkan pada ajaran
Debata Mulajadi Nabolon. 40
Universitas Sumatera Utara
3.1. Peresmian Agama Malim