18 memberikan peluang kesempatan kepada pemilik dana untuk memperoleh
imbalan Pandji Anoraga, 2006:14.
B. Indeks Harga Saham
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks harga saham merupakan salah satu indikator
utama pergerakan harga saham. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi Ana Oktavia, 2007:18.
Pada Bursa Efek Indonesia BEI terdapat lima indeks, yaitu : Indeks Harga Saham Gabungan IHSG, Indeks LQ 45, Jakarta Islamic Index JII,
indeks individual, dan indeks sektoral. Namun dalam penelitian ini hanya digunakan 3 indeks harga saham yaitu IHSG, indeks LQ 45, dan Jakarta
Islamic Index JII untuk melihat respon dari indeks harga saham terhadap perubahan harga komoditas dunia :
1 Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
Merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983,
sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di
BEI. Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan
saham tercatat pada saat itu berjumlah 13 saham. Rekor posisi tertinggi
19 yang pernah dicapai IHSG adalah 2.830,26 poin yang tercatat pada 9
Januari 2008 Pandji Anoraga, 2006:102. Perhitungan IHSG dilakukan setiap hari, yaitu setelah penutupan
perdagangan setiap harinya. Dalam waktu dekat, diharapkan perhitungan IHSG dapat dilakukan beberapa kali atau bahkan dalam beberapa menit,
hal ini dapat dilakukan setelah sistem perdagangan otomasi diimplementasikan dengan baik Paulus Situmorang, 2008:137.
2 Indeks LQ 45
Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang dipilih setelah melalui bebrapa kriteria. Indeks ini terdiri saham-saham yang mempunyai
likuiditas yang tinggi dan juga mempunyai nilai kapitalisasi pasar yang relatif besar. Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama
likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan pasar, dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas,
maka sejak review bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas Paulus
Situmorang, 2008:140. Kriteria suatu saham untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ
45 adalah sebagai berikut: a
Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan b
Masuk dalam 60 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar regular. c
Dari 60 saham tersebut, 30 saham dengan nilai transaksi terbesar secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ45
20 d
Untuk mendapatkan 45 saham akan dipilih 15 saham lagi dengan menggunakan kriteria Hari Transaksi di Pasar Reguler, Frekuensi
Transaksi di Pasar Reguler dan Kapitalisasi Pasar. Metode pemilihan 15 saham tersebut adalah:
• Dari 30 sisanya, dipilih 25 saham berdasarkan Hari Transaksi di Pasar Reguler.
• Dari 25 saham tersebut akan dipilih 20 saham berdasarkan Frekuensi Transaksi di Pasar Reguler
• Dari 20 saham tersebut akan dipilih 15 saham berdasarkan Kapitalisasi Pasar, sehingga akan didapat 45 saham untuk
perhitungan indeks LQ45 e
Selain melihat kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan
perusahaan tersebut. Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja
komponen saham yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham
tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Untuk menjamin kewajaran
fairness pemilihan saham, BEI juga dapat minta pendapat kepada komisi penasehat yang terdiri dari para ahli dari Bapepam, Universitas dan
profesional di bidang pasar modal yang independen. Indeks LQ 45 diluncurkan pada bulan Februari 1997. Akan tetapi untuk mendapatkan
21 data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah
tanggal 13 Juli 1994, dengan nilai indeks sebesar 100 Paulus Situmorang, 2008:142.
3 Jakarta Islamic Index JII
Menurut Ana Oktavia 2007:17 Jakarta Islamic Index atau Indeks Syariah merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEI bekerja
sama dengan PT. Danareksa Investment Management. Indeks ini merupakan indeks yang mengakomodasi syariah investasi dalam Islam.
Saham-saham yang masuk dalam JII adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti :
a. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang b.
Usaha lembaga keuangan konvensional ribawi termasuk perbankan dan asuransi konvensional.
c. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan
makanan dan minuman yang tergolong haram. d.
Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan atau menyediakan : barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.
Selain kegiatan usaha dan produk yang dihasilkan harus sesuai dengan syariah terdapat syarat yang harus dipenuhi yaitu bahwa semua saham
yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Karena saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran setiap pemilik saham
ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun pada
22 kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan dua macam saham, yaitu
saham biasa dan saham preferen yang tidak punya hak suara namun punya hak untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti. Tentunya hal ini
bertentangan dengan aturan syariah tentang bagi hasil. Maka saham yang sesuai syariah adalah saham yang setiap pemiliknya memiliki hak yang
proporsional dengan jumlah lembar saham yang dimilkinya Nurul Huda, 2007:55.
C. Harga Komoditas