97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian Johansen cointegaration test, VAR vector autoregression, dan VECM Vector error correction model mengenai
pengaruh dari perubahan harga komoditas dunia terhadap pergerakan IHSG, Indeks LQ 45, dan Jakarta Islamic Index JII di Bursa Efek Indonesia BEI
periode Januari 2005 sampai Desember 2009, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan analisis variance decomposition, maka terlihat harga
minyak mentah hanya mampu berkontribusi terhadap variabilitas Indeks Harga Saham Gabungan IHSG sebesar 0.3 sampai dengan
1.5. Kontribusi dari harga minyak kelapa sawit CPO dalam menjelaskan variabilitas Indeks Harga Saham Gabungan IHSG hanya
mampu menjelaskan sebesar 0.5 sampai dengan 2.6. Pada periode kedua harga nikel dalam menjelaskan variabilitas dari Indeks Harga
Saham Gabungan IHSG adalah mampu menjelaskan sebesar 0.9. dan mengalami peningkatan dalam jangka panjang yaitu sebesar 2.6.
Hal ini menunjukan pengaruh yang diberikan oleh harga minyak kelapa sawit dan nikel terhadap nilai IHSG adalah cukup besar.
Sementara itu, kontribusi harga timah dalam menjelaskan variabilitas dari Indeks Harga Saham Gabungan IHSG adalah sebesar 0.3.
98 sampai dengan 5.8. Kontribusi harga emas dalam menjelaskan
variabilitas dari Indeks Harga Saham Gabungan IHSG adalah mampu menjelaskan sebesar 0.6 sampai dengan 11.59. Hal ini menunjukan
bahwa fluktuasi dari nilai IHSG lebih banyak dipengaruhi oleh harga emas dan timah dibandingkan harga komoditas lainnya.
Berdasarkan analisis variance decomposition pada Indeks LQ 45, maka terlihat harga minyak mentah hanya mampu berkontribusi
terhadap variabilitas Indeks LQ 45 sebesar 0.4 sampai dengan 1.3. Kontribusi harga nikel, timah, dan minyak kelapa sawit CPO pada
periode kedua dalam menjelaskan variabilitas dari Indeks LQ 45 adalah mampu menjelaskan sebesar 0.9, 0.05, dan 0.5. Sampai
dengan 10 periode mendatang kontribusi harga nikel, timah, serta minyak kelapa sawit CPO dalam menjelaskan variabilitas Indeks LQ
45 hanya mampu menjelaskan sebesar 2.2, 2.8, serta 2.7. Hal ini menunjukan pengaruh yang diberikan oleh harga nikel, timah, dan
CPO terhadap Indeks LQ 45 adalah tidak terlalu besar. Sementara itu, kontribusi harga batubara dalam menjelaskan
variabilitas dari Indeks LQ 45 adalah sebesar 3.2 sampai dengan 4.3. Kontribusi harga emas dalam menjelaskan variabilitas dari
Indeks LQ 45 adalah mampu menjelaskan sebesar 12.88. dalam jangka panjang. Hal ini menunjukan bahwa fluktuasi dari Indeks LQ
45 lebih banyak dipengaruhi oleh harga emas dan batubara dibandingkan harga komoditas lainnya.
99 Berdasarkan analisis variance decomposition pada Jakarta Islamic
Index JII, maka terlihat kontribusi harga nikel dan timah dalam menjelaskan variabilitas dari JII adalah hanya mampu menjelaskan
sebesar 0.02 dan 0.0002. Sampai dengan 10 periode mendatang kontribusi harga nikel dan timah dalam menjelaskan variabilitas JII
adalah sebesar 0.3 dan 0.4. Kontribusi dari harga minyak kelapa sawit CPO dalam menjelaskan
variabilitas JII hanya mampu menjelaskan sebesar 1.5 sampai dengan 1.8. Pada periode kedua harga minyak mentah dalam
menjelaskan variabilitas dari JII adalah tidak mempunyai pengaruh dan mengalami peningkatan dalam jangka panjang yaitu sebesar 1.4. Hal
ini menunjukan kontribusi dari harga minyak kelapa sawit CPO dan minyak mentah adalah sangat lemah dalam mempengaruhi pergerakan
nilai JII. Sementara itu, kontribusi harga emas dalam menjelaskan variabilitas
dari JII adalah sebesar 0.2. sampai dengan 10.72. Kontribusi harga batubara dalam menjelaskan variabilitas dari JII adalah mampu
menjelaskan sebesar 3.5 sampai dengan 12.8. Hal ini menunjukan bahwa fluktuasi dari nilai JII lebih banyak dipengaruhi oleh harga
emas dan batubara dibandingkan harga komoditas lainnya. 2.
Berdasarkan analisis impulse response pada IHSG menunjukan bahwa adanya shock harga minyak mentah direspon negatif oleh Indeks
Saham Gabungan IHSG dalam jangka panjang. Sedangkan hasil
100 impulse reponse menunjukan bahwa adanya shock dari harga emas dan
nikel direspon positif dan permanen oleh Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Berdasarkan hasil analisis impulse response
lainnya menunjukan bahwa adanya shock dari harga timah dan batubara direspon negatif oleh Indeks Harga Saham Gabungan IHSG
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sementara itu, hasil impulse reponse menunjukan bahwa adanya shock dari harga
CPO direspon positif dan permanen oleh Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.
Berdasarkan analisis impulse response pada Indeks LQ 45 menunjukan bahwa adanya shock harga minyak mentah direspon negatif oleh
Indeks LQ 45 dalam jangka panjang. Sedangkan hasil impulse reponse menunjukan bahwa adanya shock dari harga emas dan nikel direspon
positif dan permanen oleh Indeks LQ 45. Berdasarkan hasil analisis impulse response lainnya menunjukan bahwa adanya shock dari harga
timah dan batubara direspon negatif oleh Indeks LQ 45 baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sementara itu, hasil impulse
reponse menunjukan bahwa adanya shock dari harga CPO direspon positif dan permanen oleh Indeks LQ 45.
Berdasarkan analisis impulse response pada Jakarta Islamic Index JII menunjukan bahwa adanya shock harga minyak mentah direspon
negatif oleh JII dalam jangka panjang. Sedangkan hasil impulse reponse menunjukan bahwa adanya shock dari harga emas dan nikel
101 direspon positif dan permanen oleh JII Berdasarkan hasil analisis
impulse response lainnya menunjukan bahwa adanya shock dari harga timah dan batubara direspon negatif oleh JII dalam jangka panjang.
Sementara itu, hasil impulse reponse menunjukan bahwa adanya shock dari harga CPO direspon positif dan permanen oleh JII.
B. Implikasi Penelitian