28
3.5. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan metode statistik untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang nyata antara aktivitas Cs-137 yang terakumulasi
dalam darah, organ dan terekskresi dalam feses dan urine berdasarkan dosis pemberian AFCF dan waktu pengambilan sampel. Dalam analisis data digunakan
analisis variansi satu arah dengan menggunakan program SPSS 12 sebagai alat bantu dan disain eksperimen melalui pola Rancangan Acak Lengkap RAL.
Apabila terdapat berbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan dengan taraf kepercayaan = 95.
3.5.1. Perhitungan Aktivitas Cs-137 dalam Sampel Bq
Aktivitas Cs-137 dalam sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Aktivitas Sampel Bq = cps Sampel - BG
X Aktivitas Standar Bq cps Standar - BG
cps Sampel = cps Standar =
Keterangan :
Area Sampel Integral Waktu Cacah detik
Area Standar Waktu Cacah detik
Aktivitas Sampel = Aktivitas Cs-137 dalam sampel pada saat pengukuran
Bq cps Sampe
= Jumlah cacahan per sekon sampel pada saat pengukuran
cps Standar =
Cacahan per sekon Cs-137 pada pengukuran BG Background
= Sumber alami
Waktu Cacah =
waktu pengukuran sampel detik
29
3.5.2. Presentase Aktivitas Cs-137 dalam Sampel
Aktivitas sampel = 37000 Bq – aktivitas sampel Bq
37000 Bq x 100
= 100 – Aktivitas Sampel
Keterangan :
37000 Bq = Aktivitas Cs-137 yang dimasukkan ke dalam tubuh monyet ekor panjang
30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Aktivitas Cs-137 Yang Terakumulasi Dalam Darah
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas Cs-137 yang
terakumulasi dalam darah pada monyet yang diberi dekontaminan AFCF lebih rendah dari pada kontrol Gambar 3. Aktivitas Cs-137 yang terakumulasi paling
rendah terjadi pada dosis 3000 mg, yaitu 13,15, dosis 4500 mg yaitu 22,57 dan dosis 6000 mg, yaitu 25,46 lebih rendah dibandingkan kontrol yaitu
26,85.
Gambar 3. Persentase Aktivitas Cs-137 Yang Terakumulasi dalam Darah Pasca Pemberian AFCF
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas Cs-137 yang terakumulasi dalam darah pada keempat perlakuan tidak terdapat perbedaan yang
nyata Lampiran 3.2a, maka pemberian dosis AFCF tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas Cs-137 yang diekskresikan melalui urin.
30
31
Pemberian AFCF dapat menekan aktivitas Cs-137 dalam darah monyet dibandingkan tanpa pemberian AFCF kontrol, karena AFCF mampu mengikat
Cs-137 yakni mencegah penyerapan Cs-137, sehingga Cs-137 dapat langsung diekskresikan melalui feses dan urin. Hasil pengamatan aktivitas Cs-137 harian
yang terakumulasi dalam darah menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada hari ke-3, ke-7 dan ke-14, kemudian terjadi penurunan pada hari berikutnya kecuali
pada hari ke-35 terjadi peningkatan kembali aktivitas Cs-137 yang terakumulasi dalam darah Gambar 3.
Pengamatan hari ke-14 menunjukkan aktivitas Cs-137 yang paling tinggi terakumulasi dalam darah, yaitu dosis 3000 mg terakumulasi sebesar 4,96, dosis
4500 mg sebesar 13,36 dan dosis 6000 mg sebesar 15,31, sedangkan kontrol sebesar 16,55. Peningkatan aktivitas Cs-137 pada hari ke-3, ke-7 dan ke-14
disebabkan karena Cs-137 yang terserap dalam darah tidak dikeluarkan dan hanya terakumulasi dalam darah, di dalam organ tubuh dan diserap kembali oleh organ
tubuh yang lain sehingga aktivitas Cs-137 dalam darah meningkat. Hasil penelitian Alatas et al 1996 menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas Cs-137
yang terakumulasi dalam darah monyet disebabkan karena darah merupakan media perpindahan radionuklida dari organ satu ke organ yang lain.
Aktivitas Cs-137 dalam darah pada hari ke-21 dan ke-28 mengalami penurunan karena telah terserap oleh organ lain atau telah diekskresikan melalui
feses dan urin, dengan demikian kondisinya diduga telah kembali normal. Meningkatnya aktivitas Cs-137 dalam darah hari ke-35 yaitu pada dosis 3000 mg
terakumulasi sebesar 1,29, dosis 4500 mg sebesar 1,27, 6000 mg sebesar
32 1,29 dan kontrol sebesar 1,28, karena ada kemungkinan Cs-137 berpindah
dari satu jaringan ke jaringan lain sehingga terjadi peningkatan aktivitas Cs-137 pada hari terakhir pengamatan.
Pengamatan hari ke-1 sampai ke-35 menunjukkan bahwa dosis 3000 mg paling efektif menekan aktivitas Cs-137 dalam darah dibandingkan dosis 4500
mg, 6000 mg dan 0 kontrol. Dengan demikian dapat diketahui semakin rendah dosis yang diberikan ternyata semakin kecil aktivitas Cs-137 yang terakumulasi
dalam darah.
4.2. Aktivitas Cs-137 Yang Terakumulasi Dalam Organ