12 interaksi ini maka elektron-elektron atom bahan detektor akan terpental keluar
sehingga atom-atom itu berada dalam keadaan tereksitasi. Atom-atom yang tereksitasi akan kembali ke keadaan dasarnya sambil
memancarkan kerlipan cahaya. Cahaya yang dipancarkan itu selanjutnya diarahkan ke foto katoda sensitif. Apabila foto katoda terkena kerlipan cahaya,
maka dari permukaan foto katoda itu akan dilepaskan elektron. Elektron yang dilepaskan oleh foto katoda akan dipercepat oleh medan listrik dalam tabung
pelipat ganda elektron menuju dinoda pertama. Hasil akhir jumlah pelipatgandaan elektron bergantung pada jumlah
dinoda. Tabung pelipat ganda elektron yang mempunyai 10 tingkat dinoda misalnya, pada anoda dinoda terakhir yang sekaligus berperan sebagai pelat
pengumpul elektron bisa didapatkan faktor penggandaan elektron antara 107 - 108. Dengan demikian, sinar gamma yang dipantau akan menghasilkan pulsa
listrik sebagai keluaran dari detektor NaITl. Tenaga elektron yang dilepaskan ini bergantung pada intensitas sinar gamma yang mengenai detektor. Makin tinggi
energi elektron, makin tinggi pula pulsa listrik yang dihasilkannya, sedang makin banyak elektron yang dilepaskan makin banyak pula cacahan pulsanya Akhadi,
2000
2.3. Kontaminasi Bahan Radioaktif
Dalam kecelakaan yang melibatkan zat radioaktif, ada kemungkinan individu terkontaminasi zat radioaktif. Bahaya kontaminasi radioaktif dibedakan
13 menjadi 2 macam yaitu kontaminasi eksterna dan kontaminasi Interna
Darussalam, 1996.
2.3.1. Kontaminasi Eksterna
Kontaminasi eksterna radionuklida adalah penempelan atau pengendapan suatu bahan radioaktif pada bagian luar tubuh seperti kulit, pakaian, sepatu, jas
lab, sarung tangan dan masker akibat emisi tak terkendali dalam suatu kedaruratan nuklir. Beberapa radionuklida yang terkumpul di permukaan tubuh bagian luar
sebagai kontaminan eksterna dapat masuk ke dalam tubuh baik melalui pori-pori kulit maupun melalui kulit terluka Nurhayati, 1999.
2.3.2. Kontaminasi Interna
Kontaminasi interna adalah masuknya radionuklida ke dalam tubuh akibat emisi tak terkendali dalam suatu kedaruratan nuklir. Dekontaminasi interna harus
dilakukan secepat mungkin untuk menghindari penyerapan lebih lanjut. Radionuklida dapat masuk ke dalam tubuh melalui:
1. Saluran pencernaan ingesti
Bahan radioaktif dapat tertelan dalam bentuk larutan atau makanan yang sudah terkontaminasi zat radioaktif. Tempat absorbsi yang utama dalam saluran
pencernaan adalah usus halus. 2.
Saluran Pernafasan inhalasi Resiko kontaminasi melalui saluran pernapasan ini tiga kali lipat lebih besar
karena paru-paru langsung menerima paparan radiasi yang diikuti dengan
14 terjadinya proses penyerapan secara langsung bahan radioaktif tersebut ke dalam
darah. Radionuklida yang masuk kedalam saluran pernapasan kemungkinan berasal dari debu radioaktif yang terlepas kelingkungan seperti yang terjadi pada
kecelakaan reaktor nuklir fallout Nurhayati, 1999.
Menelan ingesti
Saluran Pencernaan
Cairan Ekstra Seluler
Jaringan Organ Tubuh
Feses Hati
Ginjal Keringat
Urin
Gambar 2. Skema masuknya bahan radioaktif ke dalam tubuh secara Ingesti Nurhayati, 1999.
Keterangan Gambar : a.
Awal mula suatu radionuklida dapat memasuki tubuh karena tertelan bersama makanan dan minuman.
b. Translokasi dan penimbunan akumulasi radionuklida pada bagian-bagian
tubuh berlangsung dengan bantuan cairan ekstraseluler.
15 c.
Sebagian radionuklida dalam cairan ekstraselular akan diekskresikan ke luar tubuh oleh ginjal, hati, ataupun saluran empedu terus ke usus.
d. Sebagian radionuklida yang lain akan diakumulasi deposit dalam suatu
jaringan atau organ tubuh. e.
Eliminasi bahan atau unsur radioaktif dari dalam tubuh dapat berlangsung bersama-sama jalan nafas ke luar berupa gas, urin, keringat dan tinja
Darussalam, 1996.
2.4. Waktu Paruh Biologi