32 1,29 dan kontrol sebesar 1,28, karena ada kemungkinan Cs-137 berpindah
dari satu jaringan ke jaringan lain sehingga terjadi peningkatan aktivitas Cs-137 pada hari terakhir pengamatan.
Pengamatan hari ke-1 sampai ke-35 menunjukkan bahwa dosis 3000 mg paling efektif menekan aktivitas Cs-137 dalam darah dibandingkan dosis 4500
mg, 6000 mg dan 0 kontrol. Dengan demikian dapat diketahui semakin rendah dosis yang diberikan ternyata semakin kecil aktivitas Cs-137 yang terakumulasi
dalam darah.
4.2. Aktivitas Cs-137 Yang Terakumulasi Dalam Organ
Kontaminan Cs-137 yang masuk ke dalam sirkulasi darah akan dibawa ke seluruh tubuh dan kontak dengan jaringan-jaringanorgan tubuh. Hasil
pengamatan Aktivitas Cs-137 yang terakumulasi dalam organ pada hari ke-35 pasca pemberian kontaminan, menunjukkan bahwa aktivitas Cs-137 pada monyet
yang diberi dekontaminan AFCF lebih rendah terakumulasi dalam organ daripada kontrol Gambar 4. Aktivitas Cs-137 yang terakumulasi paling rendah terjadi
pada dosis 3000 mg yaitu 21, dosis 4500 mg yaitu 21,52 dan dosis 6000 mg yaitu 23,45 lebih rendah dibandingkan kontrol yaitu 41,23.
Berdasarkan analisis statistik, menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas Cs- 137 yang terakumulasi dalam organ dan karkas pada keempat perlakuan tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata Lampiran 3.2b. Pemberian dosis AFCF ternyata tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas Cs-137
yang terakumulasi dalam organ.
33
Gambar 4. Persentase Aktivitas Cs-137 Yang Terakumulasi Dalam Organ Hari ke-35 Pasca pemberian AFCF
Pemberian AFCF dapat menekan aktivitas Cs-137 dalam organ, akan tetapi hasil pengamatan menunjukkan bahwa Aktivitas Cs-137 yang terakumulasi
dalam organ hari ke-35 pasca pemberian dekontaminan cukup tinggi. Aktivitas yang paling tinggi yaitu pada karkas, kemudian organ lain yang menunjukkan
aktivitas cukup tinggi yaitu pada ginjal, limpa dan tulang. Meningkatnya aktivitas Cs-137 dalam organ karena terjadinya penurunan aktivitas Cs-137 dalam darah
pada hari ke-35. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadinya perpindahan Cs-137 dari darah ke dalam cairan tubuh lainnya limpa dan cairan ekstra vaskuler,
jaringan serta organ-organ. Aktivitas Cs-137 yang terakumulasi dalam karkas menunjukkan aktivitas
Cs yang paling tinggi yaitu pada dosis 3000 mg sebesar 6,16, dosis 4500 mg sebesar 6,48, dan dosis 6000 mg sebesar 7,42, sedangkan kontrol sebesar
24,00. Tingginya aktivitas Cs-137 dalam karkas karena karkas merupakan
34 penjumlahan dari aktivitas sisa darah, tulang, otot dan organjaringan tubuh
monyet. Basyarahil 1997 menyatakan bahwa aktivitas Cs-137 sangat tinggi terakumulasi dalam karkas karena serapan dari Cs-137 setelah diikat oleh
dekontaminan AFCF banyak tersisa dalam karkas. Aktivitas Cs-137 dalam ginjal terlihat paling tinggi setelah karkas. yaitu
pada dosis 3000 mg sebesar 2,63, dosis 4500 mg sebesar 2,44 dan dosis 6000 sebesar 2,74, sedangkan pada kontrol lebih tinggi yaitu 2,81. Tingginya
aktivitas Cs-137 dalam ginjal, karena pengaruh dari peningkatan aktivitas Cs-137 yang terakumulasi dalam darah pada hari ke-35. Meningkatnya aktivitas Cs-137
dalam darah akan menyebabkan aktivitas Cs-137 dalam ginjal meningkat. Dakk 2002 menyatakan bahwa ginjal mempunyai kemampuan yang tinggi untuk
mengikat zat-zat kimia dan menghimpun toksikan-toksikan melebihi organ-organ lain.
Tingginya aktivitas Cs-137 yang terakumulasi dalam tulang, yaitu dosis 3000 mg sebesar 2,28, dosis 4500 mg sebesar 2,61, dosis 6000 mg sebesar
2,58 sedangkan pada kontrol lebih tinggi yaitu sebesar 2,58. Hal tersebut nenunjukkan bahwa banyak terjadi penyerapan Cs-137 di dalam tulang. Data
tersebut sesuai dengan hasil penelitian Alatas et al 1996 yang menyatakan bahwa tingginya aktivitas Cs-137 yang terakumulasi dalam tulang karena tulang
merupakan salah satu organ target Cs-137. Terjadinya peningkatan Aktivitas Cs-137 yang terakumulasi dalam organ-
organ target Cs-137 dapat diminimalisir dengan pemberian AFCF sehingga dapat terjadi penurunan aktivitas Cs-137 yang terakumulasi dalam organ. Organ-organ
35 yang cukup rendah telihat pada organ jantung, otot, hati, paru dan paling rendah
yaitu testis. Aktivitas Cs-137 yang terakumulasi ditestis menunjukkan nilai yang
paling rendah dibandingkan organ lain. Dosis 3000 mg aktivitas Cs-137 yang terukur sebesar 0,80, dosis 4500 mg sebesar 0,73 dan dosis 6000 mg sebesar
0,69, sedangkan kontrol aktivitas Cs-137 yang terakumulasi dalam testis yaitu sebesar 0,93. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian AFCF dapat
meminimalisir penyerapan Cs-137 dalam testis. Pemberian AFCF dapat menekan aktivitas Cs-137 dalam organ monyet
dibandingkan tanpa pemberian AFCF kontrol, karena pemberian AFCF efektif mencegah penyerapan Cs-137 melalui pencernaan sehingga pengendapan Cs-137
dalam organ dapat diminimalisir sekecil mungkin. Pemberian AFCF dosis 3000 mg paling efektif menekan aktivitas Cs-137 dalam organ dibandingkan dosis 4500
mg, 6000 mg dan 0 kontrol. Dengan demikian dapat diketahui semakin rendah dosis yang diberikan ternyata semakin kecil aktivitas Cs-137 yang terakumulasi
dalam darah
4.3. Aktivitas Cs-137 Yang Diekskresikan Melalui Urin