18
1. Variabel Situasional
a Lingkungan toko Beberapa variable yang ada di lingkungan toko antara lain adalah penampilan
fisik produk, cara menampilkannya, atau adanya tembahan seperti harumnya toko, warna yang indah atau music yang menyenangkan. Isyarat ini dapat
menarik perhatian, menimbulkan motivasi untuk membeli, dan menimbulkan suasana hati yang positive. Dimana keduanya merupakan karakteristik dari
impulsive buying. b Ketersediaan waktu dan uang
Variabel situasional lain juga dapat mempengaruhi impulsive buying adalah tersedianya waktu dan uang, baik benar-benar tersedia benar-benar memiliki
waktu dan uang, maupun hanya perasaan saja hanya merasa memiliki waktu dan uang.
c Karakteristik Produk Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi impulsive buying. Faktor-
faktor tersebut antara lain adalah karakteristik produk dan marketing. Karakteristik produk yang mempengaruhi impulsive buying adalah:
1. Memiliki harga yang rendah 2. Adanya sedikit kebutuhan terhadap produk tersebut
3. Siklus kehidupan produk pendek 4. Ukurannya kecil dan ringan
19
5. Mudah disimpan d Faktor Marketing
1. Adanya distribusi massa untuk self-service outlet 2.
Iklan yang besar 3.
Posisi display dan lokasi yang menonjol turut mempengaruhi belanja impulsive.
2. Variabel Person-related
Impulsive buying berada dalam batas yang berhubungan dengan manusia, yaitu :
a Emosi. Verplanken Herabadi 2001 mengemukakan perilaku
impulsive buying berhubungan dengan suasana hati tertentu. Sebagai contoh adanya percampuran rasa senang, kegairahan dan kekuasaan
menimbulkan kecenderungan untuk melakukan impulsive buying. Salah satu alasan konsumen melakukan impulsive buying adalah
menghilangkan depressed mood . b Konformitas. Aronson 1992 mengemukakan bahwa konformitas
merupakan faktor internal terbentuk dari lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi munculnya impulsive buying. Perilaku ini muncul
akibat pembelajaran atau pengaruh dari lingkungan sosial.
c Sex. Rook Hoch 1985 mengatakan bahwa perempuan membeli
barang dengan tingkat emosi yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Jumlah pembelian yang masi stabil, maka antara laki-laki dan
20
perempuan memiliki perbedaan kerentanan untuk melakukan impulsive
buying. d Motif hedonis. Rook 1987 menyebutkan bahwa impulsive buying
berkaitan dengan kepuasan hedonis. Sifat dasar hedonis itu sendiri yaitu,
kesenangan, kejutan,
kepuasan, sesuatu
yang baru,
menyenangkan dan keakraban. Konsumen melakukan impulsive buyingpada saat mereka sedang termotivasi oleh kebutuhan hedonis
nya.
e Karakteristik konsumen yang mempengaruhi impulsive buying adalah
demografis usia dan jenis kelamin. 2.2
Personality Trait 2.2.1 Definisi
personality trait
Personality merupakan suatu bagian yang khas dari setiap individu. Hal tersebut yang membedakan antara satu individu dengan individu lainnya. Feist Feist
2009 menyatakan bahwa personality adalah sebuah pola dari sifat yang relatif menetap dan karakteristik unik, dimana memberikan konsistensi dan
individualitas pada perilaku seseorang. Trait menunjukan perbedaan individual dalam berperilaku, perilaku yang konsistensi sepanjang waktu, dan stabilitas
perilaku dalam berbagai situasi. Tokoh lain mengatakan bahwa personality trait adalah struktur psikologi
yang mendasari watak dan perilaku individu yang bersifat abadi, yakni
21
kecenderungan untuk merespon dengan cara tertentu ketika berada dalam situasi tertentu Tellegen, 1982.
Berdasarkan beberapa definisi di atas mengenai personality maka penulis menggunakan teori Tellegen 1982 yang mengatakan bahwa personality trait
adalah struktur psikologi yang mendasari watak dan perilaku individu yang bersifat abadi, yakni kecenderungan untuk merespon dengan cara tertentu ketika
berada dalam situasi tertentu.
2.2.2 Dimensi-dimensi personality trait