anak tersebut tidak terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gizi. Kelompok anak balita merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan
yang pesat. Anak balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi Sediaoetama, 2000.
Kondisi gizi salah di Indonesia yang terbanyak termasuk berat badan di bawah garis merah kebanyakan disebabkan oleh konsumsi pangan yang tidak mencukupi
kebutuhan badan. Kondisi gizi salah terutama diderita oleh anak-anak yang sedang tumbuh dengan pesat yaitu kelompok balita bawah lima tahun dimana
prevalensinya pada anak balita masih tinggi Wirawan, 2007. Keluarga yang mempunyai pendapatan rendah relatif sulit memenuhi
kebutuhan makanan apalagi untuk berbagai jenis makanan yang beraneka ragam. Kemampuan keluarga untuk mencukupi kebutuhan makanan juga tergantung dari
harga bahan makanan.
2.3.4. Jumlah Anggota Keluarga
Hubungan antara laju kelahiran yang tinggi dan kurang gizi terlihat nyata pada masing-masing keluarga. Sumber pangan keluarga terutama mereka yang miskin
akan lebih mudah memenuhi kebutuhan makannya jika yang harus dilayani jumlahnya sedikit. Besar keluarga mungkin berpengaruh terhadap distribusi makanan
dalam keluarga. Keadaan demikian juga dapat mengakibatkan perhatian ibu terhadap perawatan anak menjadi berkurang, karena perhatian ibu dalam merawat dan
membesarkan anak balita dapat terpengaruh bila banyak anak yang dimiliki. Bila besar keluarga bertambah maka porsi makanan untuk setiap anak berkurang
Notoatmodjo, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah anggota keluarga dan banyaknya anak dalam keluarga akan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi pangan, jumlah anggota keluarga yang besar
dibarengi dengan distribusi pangan yang tidak merata sehingga menyebabkan anak dalam keluarga mengalami kekurangan gizi. Berdasarkan pendapat di atas bahwa
besarnya tanggungan keluarga akan semakin kecil tingkat konsumsi pangan untuk masing-masing anggota keluarga atau dapat dikatakan semakin besar tanggungan
keluarga semakin besar pula pangan yang harus tersedia Suharni, 1995. Dalam keluarga besar dengan keadaan ekonomi lemah, anak-anak dapat
menderita oleh karena penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang. Semakin banyak jumlah anggota keluarga, tentunya akan semakin bervariasi
aktivitas, pekerjaan dan seleranya, sehingga jumlah anggota keluarga berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan gizi yang dipengaruhi oleh konsumsi makanan. Dalam
hal ini faktor selera dari masing-masing anggota keluarga sangat berpengaruh, karena tidak semua anggota keluarga menyukai jenis makanan yang sama Suhardjo, 2003.
Diantara semua anggota keluarga, anak yang paling kecil biasanya yang paling terpengaruh jika terdapat kekurangan pangan. Dan situasi seperti ini terjadi
jika besar keluarga bertambah. Menurut penelitia terdahulu yang dilakukan oleh Mia Sarah, 2008 menemukan bahwa jumlah anggota keluarga yang banyak dapat
mengakibatkan status gizi anggota keluarga terutama anak menjadi buruk. Jumlah anggota keluarga yang banyak mengakibatkan kebutuhan makanan meningkat
sementara pendapatan keluarga tidak meningkat. Jika pendapatan keluarga rendah sementara jumlah anak banyak, maka diperlukan pembagian makan yang merata
didalam keluarga tersebut. Dalam acara makan misalnya anak- anak yang lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
akan mendapatkan jatah makanan yang kurang mencukupi karena kalah dengan kakaknya yang makannya lebih cepat dan dengan porsi tiap suapan yang lebih besar.
2.3.5. Budaya Tradisi