Banyak ibu yang tidak memberikan ASI kepada anaknya dikarenakan tidak mengetahui manfaat ASI. Sebagian besar ibu memberikan Air gula, air campuran
madu dan susu kental manis sebagai pengganti ASI. Kebiasaan memberikan mie instan kepada balita juga banyak terjadi, mie
instan diberikan sebagai pengganti nasi bagi balita dikarenakan agar lebih irit dan murah dan sianak lebih mudah kenyang dan tidak rewel. Sebagian besar ibu balita
BGM mempunyai kebiasaan memberikan makanan seadanya dan tidak memperhatikan asupan gizi yang dibutuhkan tubuh balia,dikarenakan rendahnya
tingkat pengetahuan ibu dan pendapatan keluarga. Jika keadaan ini berlangsung terus- menerus maka balita akan kekurangan zat gizi, sehingga dapat menghambat
pertumbuhan balita dan akhirnya menjadi sangat pendek dan kurus. Oleh karena itu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “ Bagaimana Karakteristik dan Pola Asuh Keluarga yang memiliki Balita dengan berat badan BGM di wilayah kerja Puskesmas Cengkeh Turi Kecamatan
Binjai Utara, Binjai Tahun 2014”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu Bagaimanakah Karakteristik dan Pola Asuh keluarga yang memiliki
balita dengan berat badan BGM di wilayah kerja Puskesmas Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara, Binjai Tahun 2014.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengetahui bagaimana Karakteristik dan Pola Asuh keluarga yang memiliki balita berat badan BGM di wilayah kerja Puskesmas Cengkeh Turi
Kecamatan Binjai Utara, Binjai Tahun 2014.
1.3.2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui karakteristik keluarga balita dengan berat badan BGM
berdasarkan tingkat pengetahuan ibu. 2.
Untuk mengetahui karakteristik keluarga balita dengan berat badan BGM berdasarkan tingkat pendidikan ibu.
3. Untuk mengetahui karakteristik keluarga balita dengan berat badan BGM
berdasarkan pendapatan keluarga. 4.
Untuk mengetahui karakteristik keluarga balita dengan berat badan BGM berdasarkan pola asuh.
5. Untuk mengetahui karakteristik keluarga balita dengan berat badan BGM
berdasarkan jumlah anggota keluarga. 6.
Untuk mengetahui karakteristik keluarga balita dengan berat badan BGM berdasarkan budaya atau tradisi kebiasaan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat untuk instansi terkait
a. Sebagai bahan informasi dan masukan untuk petugas kesehatan di Puskesmas
Cengkeh Turi, Binjai. Sehingga dapat diketahui mengenai hubungan pola asuh dan sosial ekonomi dengan balita BGM.
2. Manfaat untuk masyarakat
Universitas Sumatera Utara
a. Sebagai informasi kepada masyarakat setempat mengenai gambaran pola asuh
dan sosial ekonomi keluarga balita BGM b.
Sebagai informasi kepada masyarakat setempat mengenai pentingnya memperhatikan pola asuh anak.
c. Sebagai referensi untuk dapat memberikan informasi, tentang program
pendidikan gizi kepada masyarakat khususnya ibu-ibu untuk memperhatikan status gizi balitanya
d. Sebagai informasi kepada masyarakat setempat khususnya ibu-ibu mengenai
betapa pentingnya mengetahui cara memberikan makanan, serta perawatan kesehatan balita.
3. Manfaat untuk peneliti
a. Dari hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan wawasan peneliti
tentang karakteristik keluarga balita BGM, dan dapat menambah wawasan pengetahuan tentang ilmu gizi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Balita Bawah Garis Merah BGM
Balita merupakan individu yang berumur 0-5 tahun, dengan tingkat plastisitas otak yang masih sangat tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk proses pembelajaran
dan pengayaan Departemen Kesehatan RI, 2009. Balita terbagi menjadi dua golongan yaitu balita dengan usia satu sampai tiga tahun dan balita dengan usia tiga
sampai lima tahun Soekirman, 2006. Balita BGM adalah balita dengan berat badan menurut umur BBU berada di
bawah garis merah pada KMS. Balita BGM tidak selalu berarti menderita gizi kurang atau gizi buruk. Akan tetapi, itu dapat menjadi indikator awal bahwa balita tersebut
mengalami masalah gizi.
2.2. Pola asuh
2.2.1. Pengertian
Pola asuh anak berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal kedekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberikan
kasih sayang dan sebagainya. Kesemuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan fisik dan mental, pendidikan umum, pengetahuan dan keterampilan
tentang pengasuhan anak yang baik, peran dalam keluarga atau di masyarakat, dan sebagainya dari si ibu atau pengasuh anak Sunarti, 1998.
Konsep pola asuh sebagi faktor penentu status gizi anak masih baru bagi banyak orang diluar bidang gizi. Pola asuh adalah kemampuan keluarga dan
masyarakat untuk menyediakan waktu, perhatian dan dukungan dalam memenuhi
Universitas Sumatera Utara