Teori Konsep dan Teori .1 Konsep

8 Mandailing juga termasuk suatu kebudayaan karena termasuk pada kesenian masyarakat. Istilah idiophone adalah klasifikasi alat musik yang ditinjau berdasarkan penggetar utamanya sebagai penghasil bunyi yaitu badan dari alat musik tersebut. klasifikasi alat musik oleh Curt Sach dan Hornbostel, 1890. Etek mandailing sendiri termasuk ke dalam klasifikasi struck idiophone yang mana disini adalah jenis idiophone yang dipukul. Etek Mandailing sendiri sejatinya adalah alat musik yang dikategorikan solo instrumen, mengingat pada dasarnya dimainkan oleh seseorang yang sedang menjaga ladang atau kebun dan sawahnya. Namun dewasa ini sudah banyak penggunaan alat musik Etek ini yang digabungkan dengan alat musik lain sperti:gondang buluh, saleot,tali sisayak walaupun penggunaannya hanya sebatas permainan saja. Dari konsep-konsep yang telah penulis sebutkan, dapat disimpulkan Etek dalam kebudayaan Mandailing di desa Marisi, Kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan adalah penelitian secara mendalam mengenai sejarah dan deskripsi instrumen, juga mengenai teknik-teknik pembuatan, cara memainkan, dan fungsi dari instrumen Etek Mandailing tersebut.

1.4.2 Teori

Etnomusikologi bukan hanya studi musik dari aspek oralnya, akan tetapi juga dari aspek sosial, kultural, psikologi, dan estetika. Ada setidaknnya enam wilayah penyelidikan yang menjadi perhatian dan salah satunya adalah mengenai budaya material musik. Penulis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Khasima Shusumu yaitu Measuring and Ilustrating Musical Instrument. 9 Pendekatan yang mendasar untuk membahas mengenai budaya material instrument musik yaitu pendekatan secara struktural serta fungsional dalam laporan Asia Performing Traditional Art APTA 1978:174. Struktural berkaitan dengan pengamatan observasi, pengukuran, perekaman atau pencatatan bentuk, ukuran besar kecil konstruksi, serta baha- bahan yang dipakai untuk pembuatan alat musik tersebut. Fungsional memperhatikan fungsi dari alat-alat atau kompenen yang memproduksi menghasilkan suara antara lain membuat pengukuran dan pencatatan terhadap metode memainkan alat musik tersebut, metode pelarasan dan keras lembutnya suara bunyi, nada, warna nada, serta kualitas suara yang dihasilkan. Dalam tulisan ini mengenai proses dan teknik pembuatan etek akan memakai pendekatan secara struktural serta fungsional. Menurut teori yang dikemukakan oleh Curt Sach dan Hornbostel 1961 sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yaitu : Idiophone penggetar utama bunyinya adalah badan dari alat musik itu sendiri, Aerophone, penggetar utama bunyinya adalah udara, Membranophone, penggetar utama bunyinya adalah kulit atau membran, Kordophone, penggetar utama bunyinnya adalah senar atau dawai. Mengacu pada teori tersebut, maka Etek mandailing termasuk ke dalam kelompok Idiophone, dimana penggetar utama bunyinya berasal dari badan alat musik itu sendiri. Untuk mengkaji aspek organologis alat musik etek ini menurut pandangan masyarakat pendukungnya secara emik, penulis menggunakan sebuah teori yang lazim digunakan di dalam antropologi maupun etnomusikologi, yaitu yang disebut 10 dengan teori etnosains ethnoscience. Menurut Ihromi 2006 yang dimaksud dengan teori etnosains adalah sebuah teori di dalam disiplin ilmu antropologi yang menekankan perhatian kepada latar belakang ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat yang kita teliti. Jadi masyarakat atau informanlah yang lebih diperhatikan oleh peneliti dibandingkan dengan pandangan dan penafsiran dari peneliti itu sendiri. Dalam rangka studi alat musik etek ini, penulis menggunakan teori etnosains berdasarkan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat Mandailing mengenai alat musik ini.

1.5 Metode Penelitian