Lokasi Penelitian Metode Penelitian

12 wawancara adalah untuk mencatat keterangan-keterangan yang dibutuhkan dengan maksud agar data atau keterangan tidak ada yang hilang. Sebagai alat perekam pada saat penelitian penulis menggunakan Handphone Android bermerk Asus. Sedangkan untuk pengambilan gambar foto digunakan kamera digital bermerk Casio Exilim,dan alat tulis seperti pena serta buku tulis untuk mencatat hasil wawancara.

1.5.4 Kerja Laboratorium

Sebagai kerja laboratorium maka data-data yang diperoleh dari hasil kerja lapangan selanjutya diproses dalam kerja laboratorium. Data-data yang bersifat analisi nantinya akan disusun dengan sistematika penulisan ilmiah. Data- data yang berupa gambar dan rekaman diteliti kembali sesuai ukuran yang telah ditentukan kemudian dianalisis seperlunya. Semua hasil pengolahan data tersebut disusun dalam satu laporan hasil penelitian berbentuk skripsi. Meriam, 1995:85. Untuk mengkaji teknik permainan etek Mandailing, terutama dalam bentuk notasi musik di dlaam etnomusikologi, penulis menggunakan pendekatan yang dikemukakan oleh Nettl 1963:98 ”Kita dapat menganalisis dan mendeskripsikan musik dari apa yang kita dengar, dan kita dapat menuliskan musik tersebut di atas kertas dan mendeskripsikan apa yang kita lihat.

1.5.5 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang penulis pilih adalah lokasi yang merupakan salah satu daerah kebuayaan dari masyarakat atau orang mandailing yang bertempat didesa Marisi, kecamatan Angkola Timur, Kabupaten Tapanuli Selatan. Dimana 13 pada desa ini penulis menjumpai seorang Bapak yang dianggap paham tentang daerah tersebut dan terlebih juga tentang alat musik Etek yang notabene sebagai fokus penulis. 14

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Pada Bab ini, penulis akan menjelaskan gambaran umum tentang lokasi penelitian sedikit menjelaskan tentang Mandailing baik itu sejarahnya atau juga adat istiadat mandailing. Penulis juga akan menjelaskan beberapa hal, seperti sistem bahasa, sistem kesenian, sistem kekerabatan, dan sistem kepercayaannya. 2.1 Sejarah Singkat tentang Mandailing Mandailing jika ditinjau dari Sejarah dan asal usulnya bukan Batak. Ini berdasarkan kitab tua Mpu Prapanca, Negarakertagama 5 Dalam kitab tersebut Mpu Prapanca Ompung Prapanca: dalam bahasa mandailing mencatat banyak hal tentang Majapahit, termasuk negara yang ditaklukkannya. Mpu Prapanca menyebut belahan timur adalah Melayu, termasuk di dalamnya; Mandailing, Pane Panai, Toba, Barus dan lain-lain. Saat itu Toba, Mandailing dan Barus dikategorikan rumpun Melayu. Tidak ada BATAK pada saat itu. Tidak dijumpai terminologi Batak dalam kosa kata kuno Sanskertaatau . Patut di ingat, catatan ini adalah kitab tertua yang pernah ada di Indonesia dan diakui kebenarannya oleh UNICEF dan dunia ilmiah. Jadi dapat dipastikan bahwa kitab mpu Prapanca yang berjudul Negarakertagama ini adalah benar-benar dapat dijadikan suatu opsi untuk mengulik tentang sejarah walaupun dengan cara yang singkat dari masyarakat Mandailing itu sendiri. 5 Lebih dikenal dengan kakawin desawarnana. Menurut J.L.A Brandes seorang ilmuwan dari Belanda yang menemukan kitab ini pada tahun 1894 kitab ini dibuat pada tahun 1365 yang berisi tentang pemerintahan kerajaan Majapahit dibawah naungan prabu Hayam Wuruk pada tahun 1350-1389 Maehi.