Cendekiawan sebagai Kekuatan Politik Penyeimbang

54

A. Cendekiawan sebagai Kekuatan Politik Penyeimbang

Kaum cendekiawan dan intelektual adalah individu yang memang diperlukan daalam struktur kekuasaan baca-partai politik, pemerintahan. Mereka sering dianggap sebagai penyelesai masalah. Mereka juga mempunyai jawaban dalam permasalahan masyarakat. Pada tahap inilah, cendekiawan ditarik masuk ke dalam politik agar bisa menjadi juru bicara dalam setiap pekerjaan yang diemban partai tersebut. Akan tetapi karena partai politik adalah ajang bagi sekumpulan individu atau kelompok yang berorientasi pada kekuasaan, tidak jarang seorang intelektual yang idealis tersingkir jika tidak mempunyai persiapan mental yang kuat. Tujuan para intelektual masuk ke dalam partai politik ataupun pemerintah tentu berharap ke arah yang positif. Tapi pertanyaannya adalah apakah mereka bisa bertahan dalam dunia yang penuh dengan kelicikan dan saling bersiasat antara satu individu dengan yang lain demi mendahulukan kepentingan pribadi. Intelektual yang bertujuan bisa memberi kebenaran bagi masyarakat, dituntut untuk bertanggung jawab yang besar demi membenahi partai politik yang sekarang. Sebelum kemerdekaan para intelektual Indonesia didorong untuk masuk ke dalam pemerintah. Hal ini muncul karena mereka dianggap kritis, sehingga diharapkan mampu untuk menjadi tulang punggung demokrasi. Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya kekuasaan yang ada pada saat itu. Partai politik dan pemerintahan pada saat itu diisi oleh orang yang bukan bidangnya, sehingga tujuan untuk memberikan kebaikan kepada rakyat terabaikan. 55 Dewasa ini walaupun para intelektual hanya menjadi seorang pengamat politik, mereka bisa mengarahkan pandangan masyarakat tentang pemerintahan. Mereka bisa menolong siapa saja yang terkena bencana. Ini dimungkinkan karena organisasi politik relatif banyak. Tapi ternyata masih sedikit yang menyadari bahwa mereka bisa berkiprah secara bebas di luar partai politik. Tampaknya ada kepentingan yang lebih mendasar sehingga mereka memutuskan bergabung dengan partai politik. Fadli Zon, misalnya mengatakan bahwa untuk menjadi kekuatan penyeimbang, maka intelektual yang berada di luar politik juga baik untuk mengontrol. Tetapi dampaknya akan beda apabila mereka masuk ke dalam politik. Kita bisa ambil contoh, kalau ada orang yang seperti Drajat Wibowo, orang yang berpikiran tajam masuk PAN, maka lembaga pemerintahannya juga akan menjadi berkualitas. 2 Seorang pengamat politik yang telah masuk ke dalam struktur kekuasaan, maka segala tanggung jawabnya teralihkan untuk membela platform yang diikutinya. Sehingga mereka tidak lagi bisa berkritik secara bebas, karena terikat dengan partai yang memayungi mereka. Hal itu yang membuat mereka buruk di mata intelektual yang lain. Selama mereka di luar mereka menulis dan mengkritisi keadaan pemerintahan, dan pada suatu hari mereka masuk dan menjadi bagian dari kelompok itu. Tidak ada yang salah, itu tujuan dan cita-cita yang ingin mereka 2 Wawancara pribadi dengan Fadli Zon, Jakarta, 9 Juli 2011 56 perjuangkan, apabila mereka bisa bertahan di tengah-tengah kepentingan orang dengan mengorbankan orang banyak. Cendekiawan atau intelektual yang masuk ke dalam struktur pemerintahan memang dalam situasi yang sulit, apalagi struktur kekuasaan itu masi dijadikan sebagai penopang kehidupan bagi individu-individu yang mempunyai kepentingan lebih untuk bisa mengontrol segala sesuatu yang ada di dalam. Tidak peduli orang lain keluar dari ruang lingkup kelompok tersebut. Berada dalam situasi yang sulit berjuang untuk bisa merubah keadaan di dalam pemerintah adalah tugas siapa saja yang merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan dan kebaikan rakyat. Bukan hanya cendekiawan ataupun intelektual. Politisi yang berada di dalam dengan masuknya cendekiawan dan intelektual harusnya lebih bisa bekerja sama dalam segala hal. Akan tetapi para intelektual yang masuk hanya dijadikan sebagai tameng pemerintah dalam memberikan argumen kepada rakyat. Walaupun ada sejumlah cendekiawan atau intelektual yang membantu suau golongan tertentu tanpa harus memasuki golongan tersebut. Hal itu mungkin menjadi prinsipnya sendiri. Setiap orang pastinya tidak lepas dari kepentingan yang mengelilinginya. Karena mereka butuh kepentingan untuk makan, sekolah dan lain sebagainya. Hal ini menggambarkan bahwa di luar kehidupan politik semua orang mempunyai kepentingan masing-masing.

B. Faktor-Faktor yang Mendorong Cendekiawan Terlibat dalam Politik