Pilihan Partai dalam Politik dan Tujuannya

61 dan konsekuensinya terhadap kehidupan demokrasi Indonesia pada masa depan. Ketiga , motif ekonomi, zaman sekarang menjadi politikus memiliki magnitude yang sangat kuat dari sisi ekonomi. 12

C. Pilihan Partai dalam Politik dan Tujuannya

Banyaknya partai yang berpartisipasi dalam Pemilu tahun 2009.tetapi hanya partai-parta tertentu yang mempengaruhi dalam hal pilihan partai yang dimasuki oleh para pengamat politik ini. Partai besar, partai kecil, partai baru partai lama, dengan ketenaran partai atau individu yang membesarkan nama partai sehingga bisa dikenal oleh masyarakat.

a. Indra Jaya Piliang

13 Indra Piliang adalah seorang penulis yang disegani. Tulisannya banyak dipakai untuk menjadi kutipan dalam buku-buku, contoh tulisannya dalam buku Study Politik Oposisi Dan Demokrasi . Dalam buku dia merespon langkah Megawati dengan menulis “apa yang dilakukan oleh Megawati itu adalah sesuatu yang sangat mudah dikatakan tapi sulit memaknainya,” 14 Selama menjadi seorang intelektual Indra telah mencoba menawarkan ide- ide dan pendapatnya kepada partai-partai politik yang ada. Akan tetapi penolakan yang dia terima dan diabaikan oleh partai politik tersebut. Partai Golkar menjadi pilihan Indra Piliang untuk memasuki gerbang politik setelah awalnya dia keluar dari PAN. Alasannya karena perbedaan pandangan dengan cita-cita PAN. Pada 12 Ibid. 13 Wawancara pribadi dengan Indra J.PIliang 14 Redi Panuju, Studi Politik Oposisi dan Demokrasi Yogyakarta: INTERPREBOOK, 2011, h.121. 62 saat itu Pasca Pemilu 1999 PAN bergeser menjadi partai berplatform iman dan taqwa. Indra mengundurkan diri dari PAN pada 21 Januari 2001. Indra Piliang menamatkan S-1 di Universitas Indonesia dengan jurusan sastra pada tahun 1991-1997. Dan melanjutkan S-2 jurusan ilmu komunikasi di Universitas Indonesia 2006-2008. 15 Ada beberapa alasan mengapa ia vakum selama 8 tahun, dia masuk lagi ke dalam partai politik. padahal selama dia menjadi pengamat politik banyak hal yang dia dapat. Seorang pengamat politik yang cukup kritis dalam memberi tanggapan kepada pemerintahan. Faktor daerah menjadi salah satu faktor dia memillih partai GOLKAR. Menurutnya partai yang diterima di daerahnya yaitu Pariaman, Sumatra Barat hanya Golkar. Dia tidak memilih partai yang lain, apalagi PDIP karena orang daerah, khususnya yang tua-tua masih menganggap Soekarno memerangi Sumatra Barat. “Pada saat saya menjadi seorang pengamat politik, saya memberikan banyak masukan dan mencoba untuk kita kembangkan dan sampaikan ke politisi ini sama sekali diabaikan gitu. sehingga untuk bisa memulihkan kembali daerah saya, saya memotivasi diri saya untuk masuk ke dalam partai politik.” 16 Dari motivasi beragam yang telah diberikan oleh para intelektual ini. Bisa kita lihat seluruhnya adalah hal yang positif. Karena menurut pengamat politik ini, jalan yang bisa ditempuh untuk mewujudkan cita-cita dan tujuannya hanya dengan masuk ke dalam partai politik. Apabila mereka hanya menjadi seorang pengamat politik, mereka hanya akan bisa melihat dan menilai dari luar saja. 15 Kembalikan Kampung Halamanku, “Profil,” artikel diakses pada 17 Oktober 2011 dari http:indrapiliang.comabout 16 Wawancara dengan Indra J.Piliang. 63 “Pengamat politik itu adalah orang yang tahu sedikit tapi berbicara banyak, sedangkan politisi itu orang yang tahu banyak tapi berbicara sedikit.” 17 Para politisi yang masuk ke dalam partai politik mengambil keputusan besar untuk masuk ke dalamnya. Mereka meninggalkan pekerjaa mereka dengan materi yang berlimpah dan masuk ke dalam partai politik. Contoh: Indra Piliang yang sebelum masuk ke dalam struktur kekuasaan mempunyai empat kantor dengn fasilitas-fasilitas yang ada. Dan setelah masuk politik, dia hanya mempunyai satu kantor saja. 18 Indra adalah orang profesional yang masuk ke dalam Golkar, yang memang telah dipersiapkan tempatnya oleh partai tersebut. Ada tempat untuk para kalangan profesional sebanyak 10, seperti Bahtiar Hafiz, Jefry Geovany, Tantowi Yahya, dll. Karena Indra dan yang lainnya adalah orang dari kalangan profesional untuk kepentingan legislatif. Maka dari itu setelah masuk ke dalam partai dia mempunyai kepentingan untuk membela partai yang diikutinya. Untuk pencalonan, dia harus punya kartu anggota partai, jadi pada tanggal 6 Agustus 2008 dia memutuskan masuk ke dalam partai Golkar dan mendeklarisakan keputusannya di Universitas Paramadina. “Sejak memutuskan untuk menjadi politisi , dia memutuskan mengambil posisi dan mentalitas seorang politisi. Dan mulai menyesuaikan diri dengan Golkar, dan partai ini telah berubah menjadi partai tradisional di beberapa daerah. Keinginan sendiri dan mungkin kejenuhan karena terlalu lama mengamati dan mempunyai hasrat ingin terjun langsung ke dalam politik praktis. Menurut saya segala sesuatu tidak ada yang berubah sebelum dan sesudah memasuki ke gelanggang. 17 Ibid. 18 Ibid. 64 Walaupun tetap harus mendahulukan kepentingan partai. Karena kita telah bergabung di dalamnya. Justru saya menganggap kalau kita berada di dalam ruang lingkup struktur kekuasaan, kita harus lebih memanfaatkan itu. Maka tiap tahun partainya membuat semacam pelatihan untuk para calon kader-kader yang akan dibina oleh partai Golkar.” 19

b. Bima Arya Sugiarta

20 Pertama kali dia masuk ke gelanggang pada tahun 1998 ketika PAN pertama kali berdiri. Dia ikut mendirikan PAN di Bandung setelah dia menyelesaikan S-2 di Universitas Monash, Melbourne Australia tentang Pergerakan Mahasiswa tahun 1998 . PAN dipilihnya menjadi partai yang akan diikuti berdasarkan Platform dan orang-orang yang menjabat di dalamnya. Akan tetapi pada awal masuknya dia ke dalam partai tidak bertahan lama, karena dia melihat ada banyak skandal dan kasus yang terjadi di dalam partai. Dia meneruskan studinya ke jenjang S-3 dan non-aktif dari partai pada tahun 2001. Diluar faktor diatas, dia juga merasa tidak optimal dalam dua hal, yaitu sebagai akademisi dan seorang politisi. PAN yang diketuai oleh Hatta Rajasa mengajak masuk kembali Bima Arya ke dalam partai dan menjadi pengurus DPP. Hatta Rajasa adalah salah satu pendiri PAN, awalnya PAN bernama PAB Partai Amanat Bangsa pada Agustus 1998 oleh Amien Rais, Faisal Basri MA, Ir. M. Hatta Rajasa, Goenawan Mohammad, Dr. Rizal Ramli, dll diganti menjadi PAN. 21 Bima telah melihat perkembangan politik mulai dari dia non-aktif dari partai sehingga memutuskan unttuk menerima tawaran dari Hatta Rajasa untuk 19 Ibid. 20 Wawancara pribadi dengan Bima Arya Sugiarta. 21 PAN, ”Sejarah PAN,” artikel diakses pada 18 Oktober 2011 dari http:www.pan.or.idindex.php?comp=home.detail.98 65 masuk. Menjadi akademisi dan politisi selama sepuluh tahun cukup baginya pada tahun 2010 untuk masuk ke dalam struktur kekuasaan dan langsung berkaitan dengan perubahan kebijakan politik, dan merubah parati politik dari dalam. Setelah vakum selama sepuluh tahun Bima tetap dengan pilihannya yaitu partai PAN, menurutnya, “Karena kehidupan itu berkesinambungan, apabila sudah masuk ke dalam PAN, walaupun saya non-aktif beberapa waktu yang lalu, saya tetap akan masuk ke dalam partai yang sama setelah saya aktif kembali.”Menurutnya “pindah partai seperti pindah agama” apapun yang terjadi tidak akan pindah partai kecuali partai tersebut bubar, baru saya mengambil jalur pengabdian yang lain.” 22 Tiga hal yang membuat Bima masuk ke dalam PAN; a. Kekaguman pada Amien Rais. b. Cocok dengan platform yang dibuat, basisnya religious Muhammadiyah, tapi desainnya inklusif terbuka. c. Banyak intelektual-intelektual yang masuk ke dalam partai ini. Bima Arya bercita-cita agar bisa merealisasikan tujuannya ke dalam partai politik; Pertama, dia mengingkan partai politik itu mempunyai basis data. Agar menjadi tertib, dengan memiliki basis data yang kuat, rapi pengelolaan data dan strategi. Kedua, partai politik tidak boleh selalu membabi buta membela kepentingan negara, dia juga harus bisa menyuarakan kepentingan publik dan simpati kepada rakyat kecil. Ketiga, bisa mengajak anak-anak muda supaya tidak apatis di politik, mengajak bergabung dan berjuang bersama-sama. “Masuk ke dalam politik itu tidak harus pada saat mempunyai modal uang dan massa. Akan tetapi pada saat pijakan kita sudah kuat, dan mempunyai potensi akademik yang baik. Apabila menunggu 22 Wawancara pribadi dengan Bima Arya. 66 beberapa tahun lagi ketika umur saya sudah tidak muda lagi, saya hanya menghabiskan waktu di talk show dan diskusi seminar, saya tidak mempunyai kesempatan untuk memimpin dan menyelesaikan persoalan.” 23 Bima yang mempunyai keinginan positip untuk bisa memperbaiki keadaan partai yang rusak dengan masuk ke dalamnya, karena memang partai politik adalah tempat orang yang berkepentingan dan mencari penghidupan ekonomi. Dia menyadari bahwa masuk ke dalam politik itu adalah tugasnya untuk mengabdi, kalau dibiarkan keadaan seperti itu berlanjut maka akan menjadi kendaraan untuk materialisme. Bayangkan saja, untuk kondisi DKI Jakarta yang notabene metropolitan dengan penduduk terpelajar ternyata ditemukan 22 caleg dengan ijazah palsu. Di daerah lain, banyak caleg yang tiba-tiba saja memegang ijazah Kejar Paket C penyetaraan SMA, selebihnya yang mencoba menjadi caleg dengan modal ijazah palsu juga tidak sedikit. 24 Karena orang-orang awam seperti ini partai politik jadi tempat untuk orang mencari penghasilan untuk dirinya sendiri, untuk memperkaya dirinya. Akan tetapi kalau lepas dari politik orang masi bisa bertahan. Bima masi bisa mengajar di Uinversitas atau masih bisa menjadi konsultan politik. Hal inilah yang membedakan Indonesia dengan negara-negara maju lainnya. Di negara maju, orang yang bergabung ke dalam partai adalah orang yang mempunyai posisi tawar dan kompetensi. Mereka tidak mencari nafkah di dalam 23 Ibid. 24 Suara Merdeka Online 67 partai, di Indonesia orang seperti ini masi minoritas, yang mayoritas adalah bandit-bandit dan preman-preman politik.

c. Fadli Zon

25 Partai Indonesia Raya pertama didirikan pada bulan Februari tahun 2008. Fadli Zon salah satu pendiri partai ini bersama dengan Prabowo Subianto. Sebelum memberikan ide untuk mendirikan partai GERINDRA, Fadli terlebih dahulu terlibat dalam Partai Bulan Bintang. Pada akhir 2007 Fadli mengusulkan ide untuk mendirikan partai politik yang akhirnya menjadi GERINDRA. Alasannya adalah karena pada saat itu tidak ada usaha untuk memperbaiki keadaan. Dia menginginkan partai Gerindra menjadi alat untuk perjuangan dengan tujuan yang jelas melawan neoliberalisme, mengedepankan ekonomi kerakyatan. Sebagai aktifis pada zamannya dan pengamat politik dahulu, dia melihat banyak arah tujuan kebijakan yang tidak menguntungkan bagi masyarakat menengah ke bawah. Tidak ada keberpihakan kepada petani, buruh, nelayan dan pedangang pasar. Dia menilai bahwa para pengamat yang ada diluar tidak mampu berbuat apa-apa untuk memperbaiki masalah negara. Pendapatnya menjadi politisi adalah: “Walaupun belum bisa menjadi partai yang berkuasa, tapi partai GERINDRA mempunyai anggota di dalam parlemen yang bisa mempengaruhi setiap kebijakan yang akan keluar. Para pengamat hanya bisa menonton dari luar, dan tidak tahu permasalahan yang terjadi di dalam pemerintahan. Hanya mampu beragumentasi di luar. Menurutnya para pengamat politik, dapat bisa bebas berbicara karena tidak 25 Wawancara pribadi dengan Fadli Zon 68 mempunyai tanggung jawab dan ikatan kepada suatu struktur kekuasaan. Semua hal dikontrol oleh dirinya sendiri.” 26 Untuk tujuan yang dicapai setelah masuk ke dalam partai politik, pastinya membutuhkan proses yang mempengaruhi setiap kebijakan dan program yang dibuat. Akan bisa terlaksana apabila Partai GERINDRA sudah menjadi partai yang berkuasa. Menurutnya, Partai GERINDRA adalah partai yang idealis, karena masih bisa mengutamakan hal yang pokok dibanding yang biasa, contohnya seperti, pergi study banding keluar negeri, Fadli melarang anggota Partainya untuk ikut. Fadli merasa apabila banyak intelektual maupun cendekiawan yang masuk ke dalam partai politik atuapun struktur kekuasaan yang lain akan semakin bagus. Dia berharap para intelektual yang nantinya masuk ke dalam partai politik akan mampu untuk mendedikasikan semua ilmu dan pemikiran, dan pandangannya untuk bekerja serius dan sepenuh hati. Dia berharap pengamat politik, intelektual atau cendekiawan yang berada di luar politik praktis bisa melibatkan diri secara langsung ke dalam masyrakat.

d. Ulil Abshar Abdalla

27 Ulil memilih partai Demokrat sebagai tempat dia berkiprah, mengaplikasikan tujuan-tujuannya sebagai intelektual lewat partai tersebut. Demokrat yang didirikan pada tahun 2001 pada tanggal 9 September. Ulil yang berlatar belakang sebagai pengurus dan ketua Lakpesdam NU, dan sebagai tokoh liberalisme Islam, Jaringan Islam Liberal JIL. 26 Wawancara dengan Fadli Zon. 27 Wawancara pribadi dengan Ulil Abshar Abdalla 69 Sebagai intelektual yang mempunyai pandangan kritis terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Telah masuk berbagai organisasi untuk mengemukakan pendapatnya terhadap pemerintah. Tapi dia lebih memilih masuk ke dalam partai politik yaitu Partai Demokrat. Partai Demokrat dipilih karena partai itu adalah partai yang besar. Di partai itu dia bisa memperluas kiprah politiknya, dia bisa masuk ke dalam golongan eksekutif dan legislatif. Menurutnya partai yang besar bisa menampung cita-cita kita karena lebih banyak ruang yang kita punya untuk mengaplikasikannya. Menurut Ulil, “Partai politik adalah alat untuk mencapai ke level kenegaraan, kebijakan melalui legislatif dan eksekutif tentu perubahan yang didapat akan lebih efektif melalui partai yang besar. Partai besar dan kecil bisa melakukannya, akan tetapi partai besar lebih efektif.” 28 Ulil masuk ke dalam partai, atas dorongan beberapa faktor. Salah satunya karena kejenuhan menjadi seorang pengamat politik. Menurut Ulil, pengamat politik mempunyai batasan untuk mengetahui masalah sesungguhnya. Tidak mempunyai wewenang kekuasaan untuk mengubah kebijakan pemerintah dan tidak bisa mempengaruhi secara mendalam. Walaupun Partai Demokrat sedang memiliki banyak kasus, menurut Ulil, “Setiap partai politik itu, tidak kebal hukum. Di Partai Demokrat ada Nazaruddin, ada kasus BLBI yang melibatkan orang PDIP. Semua partai tidak kebal kasus korupsi. Menurutnya saya, apabila ada orang yang menyalahi kekuasaan, maka dia harus dihukum menurut hukum Indonesia yang berlaku. Partai, lembaga keagamaan, atau lembaga apapun bisa terkena kasus. Maka tidak boleh ada kekebalan hukum terhadap mereka, dan lebih dipojokkan kepada partai 28 Wawancara pribadi dengan Ulil Abshar. 70 politik. Mungkin karena partai politik berada di garda depan sehingga dia mendapat sorotan paling utama dari masyarakat.” 29 Ulil merasa walaupun banyak pendapat negatif tentang Partai Demokrat, tapi dia tetap mempunyai keinginan untuk menerima tantangan dan melakukan perubahan pada kondisi partai dan pemerintah saat ini.

D. Pandangan-Pandangan Politik Cendekiawan