Penutup 74 Kadar Garam Masakan Rumah dan Profil Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga di Ciputat Timur

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai jaringan tubuh manusia untuk mengangkut oksigen serta zat-zat lain yang diperlukan bagi kehidupan sel-sel tubuh. Selain itu, darah juga berfungsi sebagai sarana pengangkut sisa hasil metabolisme yang tidak berguna lagi dari jaringan tubuh Gunawan, 2007. Gunawan 2007 menyebutkan tekanan darah manusia dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu tekanan darah rendah hipotensi yang timbul akibat penurunan curah jantung atau penurunan retensi perifer, tekanan darah normal normotensi, dan tekanan darah tinggi hipertensi. Baradero, dkk. 2005 menjelaskan hipotensi adalah penurunan tekanan darah yang terjadi saat kondisi kegawatdaruratan, seperti perdarahan, tidak adekuatnya penggantian cairan tubuh hilang, pneumotoraks, vasodilatasi yang disebabkan oleh obat atau anestesia, dan emboli paru. Sedangkan hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg danatau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahattenang Depkes, 2007. Badan kesehatan dunia World Health Organization WHO, 2013 menyebutkan, hipertensi menjadi masalah kesehatan utama saat ini. Setiap tahun penyakit hipertensi selalu mengalami peningkatan. Secara global prevalensi kenaikan pasien hipertensi usia lebih dari 25 tahun mencapai 40 dan jumlah pasien hipertensi yang tidak terkontrol meningkat dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi hampir 1 milyar pada tahun 2008. Peningkatan pasien hipertensi tertinggi terjadi di Negara Afrika yang mencapai 46 dan peningkatan kejadian hipertensi terendah terdapat di Amerika Serikat sebesar 35. Prevalensi pasien hipertensi di Indonesia sebanyak 31,7 orang, dimana hipertensi saat ini tidak hanya dialami oleh orang tua, namun juga dialami oleh remaja dengan penderitanya berusia mulai 18 tahun ke atas Depkes, 2007. Tahun 2006, hipertensi menduduki urutan ke-2 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan, setelah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas ISPA dengan jumlah pasien mencapai 4, 67 , dan hipertensi menjadi penyebab kematian nomor dua di Indonesia setelah stroke Depkes, 2007. Tahun 2010, hipertensi juga termasuk ke dalam 10 besar penyakit rawat inap di Rumah Sakit dengan jumlah pasien mencapai 4, 81 Depkes, 2011. Peningkatan tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian atau menyumbang sekitar 12,8 dari total semua kematian. Peningkatan tekanan darah juga merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner dan iskemik 45, serta stroke hemoragik 51 yang menjadi pembunuh nomor satu di dunia saat ini. Tingkat tekanan darah telah terbukti positif dan terus berhubungan dengan risiko stroke dan penyakit jantung koroner. Dalam beberapa kelompok usia, risiko penyakit kardiovaskular dua kali lipat untuk setiap kenaikan 2010 mmHg tekanan darah. Selain penyakit jantung koroner dan stroke, komplikasi peningkatan tekanan darah adalah gagal jantung, penyakit pembuluh darah perifer, gangguan ginjal, perdarahan retina dan gangguan penglihatan WHO, 2013. Hipertensi sangat erat kaitannya dengan garam Appel, dkk. 2001, Roberts, 2001, Sacks, dkk. 2001, Hooper, dkk. 2002, Molina, dkk. 2003, Cappuccio, dkk. 2006, Conlin, 2007, Erdem, dkk. 2010, He dan MacGregor, 2010. Asupan tinggi garam adalah penyebab utama peningkatan tekanan darah dan pengurangan asupan garam 9-12 ghari ke tingkat yang direkomendasikan 5ghari dapat menurunkan tekanan darah He dan MacGregor, 2010. Hasil penelitian Sukarno, dkk., 2013 menunjukkan bahwa jumlah penduduk dengan tekanan darah normal lebih banyak di temukan pada orang yang tinggal di dataran tinggi yaitu 55 orang, dibandingkan dengan dataran rendah hanya 36,25 orang, serta l ebih banyak ditemukan hipertensi dengan sistole 45 dan diastole 63,75 di dataran rendah yang lebih banyak mengkonsumsi garam di bandingkan dengan dataran tinggi masing-masing 25 dan 27,5. Garam yang juga dikenal dengan garam dapur, merupakan senyawa ionik yang terdiri atas ion Natrium dan Klorida, dengan rumus kimia NaCl Caldwell, dkk. 2004. Ion Natrium dan Klorida merupakan dua komponen yang sangat dibutuhkan oleh sel dalam tubuh. Natrium adalah kation ekstra sel utama di tubuh, jumlahnya bisa mencapai 60 mEq per kilogram berat badan, dan sebagian kecil sekitar 10- 14 mEqL berada dalam cairan intrasel Matfin and Porth, 2009. Natrium berperan penting dalam osmolalitas plasma, memelihara potensial membran dan konduksi saraf Corwin, 2009, sehingga perubahan tekanan osmotik pada cairan ekstrasel menggambarkan perubahan konsentrasi natrium Darwis, dkk. 2008. Saat seseorang mengkonsumsi garam dalam jumlah berlebih, garam tidak akan mampu dieksresikan oleh tubuh dan menumpuk di dalam darah, jumlah natrium yang terlalu banyak berdampak pada peningkatan penyerapan air yang berakibat peningkatan viskositas darah Sitepoe, 2009. Volume cairan tubuh yang meningkat membuat jantung dan pembuluh darah bekerja lebih keras untuk memompa darah dan mengalirkannya ke seluruh tubuh, tekanan darah pun meningkat dan berakibat pada hipertensi Sutomo, 2009. Garam menjadi bahan tambahan yang hampir selalu digunakan dalam membuat masakan. Rasa asin dalam garam menjadi salah satu sensasi dasar yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang sebagai penyedap rasa dalam masakan karena makanan tanpa dibubuhi garam akan terasa hambar Caldwell, dkk. 2004. Hal inilah yang menjadi faktor tingginya konsumsi garam oleh penduduk dunia. Data dari penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa populasi, terlepas dari kondisi klinis mereka, mengkonsumsi 3400-5000 mg Natrium per hari Molina, dkk. 2003, Khaw, dkk. 2004, Ajani, dkk. 2005, Cornelio, 2008, Brown, dkk. 2009, Ferreira-Sae, dkk. 2009. Angka tersebut merupakan tingkat konsumsi garam yang jauh melebihi tingkat yang direkomendasikan saat ini, yaitu tidak lebih dari 2400 mg sodium 6 g garam per hari untuk masyarakat umum dan 1500 mg sodium 4 g garam per hari bagi penderita hipertensi US Department of Health and Human Services dan US Department of Agriculture, 2005; WHO, 2006. Pada negara maju 75 garam yang dikonsumsi berasal dari makanan olahan dan makanan siap saji, sedangkan negara berkembang konsumsi natrium kebanyakan berasal dari garam yang ditambahkan di rumah dalam memasak dan garam meja atau melalui bumbu seperti kecap WHO, 2010. Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi garam tinggi sekitar 15 gramhari Depkes, 2013. Budaya yang menjadikan lidah masyarakat Indonesia menyukai rasa asin melebihi kebutuhan tubuh, menyebabkan menu masakan orang Indonesia cenderung memiliki kandungan garam yang berlipat-lipat. Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah banyak orang saat ini cenderung meninggi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2007 dan 2010 diketahui hampir seperempat 24,5 persen penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih Depkes, 2013. Studi Pendahulaun peneliti pada lima ibu rumah tangga di Jl. Jambu RT 002RW 011, diperoleh bahwa setiap keluarga selalu menggunakan garam pada setiap masakan seperti sayur tumis, sayur sop, dan digoreng, menaburkan garam saat dalam proses memasak tanpa memperhitungkan jumlah garam secara rinci hanya berdasarkan pada rasa asin di lidah, satu ibu rumah tangga dengan kadar garam dalam masakan 0,6-0,8 memiliki tekanan darah 11975 mmHg, sedangkan dua ibu rumah tangga dengan kadar garam dalam masakan 0,9-1,1 memiliki tekanan darah masing-masing 12587 mmHg dan 14385 mmHg, serta 2 ibu rumah tangga dengan kadar garam dalam masakan 1,2 memiliki tekanan darah masing-masing 13592 mmHg dan 14590 mmHg.

Dokumen yang terkait

Perilaku Produsen Keripik Industri Rumah Tangga Di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tentang Label Makanan Tahun 2012

6 59 92

Perilaku Ibu Rumah Tangga Terhadap Penggunan Air Sungai Siak Sebagai Sumber Air Bersih Di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Tahun 2004

0 44 79

Pengetahun, Sikap dan Tindakan Ibu Rumah Tangga Tentang Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan Yang Berkaitan Dengan Penularan Infeksi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Sekolah Dasar Negeri I Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2004

1 38 90

Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga Dengan Pengolahan Sampah Domestik Dalam Mewujudkan Medan Green And Clean (MDGC) Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Darat Ii Kecamatan Medan Timur Kota Medan Tahun 2011

24 235 94

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Pengguna Wadah Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011

21 107 119

Analisis Ketimpangan Pendapatan Rumah Tangga Kaitannya Terhadap Pengembangan Wilayah(Studi Kasus : Daerah Pantai, Dataran Rendah, Dan Dataran Tinggi Pegunungan Kabupaten Deli Serdang)

2 21 140

Pembuatan Beton Semen Polimer Berbasis Sampah Rumah Tangga Dan Karakterisasinya

2 32 100

HUBUNGAN PERILAKU MANAJEMEN STRES TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIPERTENSI DI SALAMREJO

1 7 258

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KARTASURA.

0 1 5

PROFIL RUMAH TANGGA YANG MENGGUNAKAN GARAM BERIODIUM: STUDI KASUS DI ENAM DESA DI JAWA TIMUR

0 0 9