Upaya Pengurangan Konsumsi Garam

kesehatan pemerintah, NGOs dan perwakilan asosiasi rumah makan dan restoran berkerja sama dalam upaya pengurangan konsumsi garam. Menghasilan : membentuk Badan Nasional Nutrisi guna promosi, mengkaji dan mensurvey diat garam. Tahun 2007 Depertemen Kesehatan bekerja sama dengan Mahidol University dan UNICEF, mengkaji intake garam rumah tangga dan mengkaji konsumsi garam selama 7 hari. 6 USA Konsum garam di USA terbanyak dari makanan kemasan dan restoran. Tahun 2009, New York City Departement of Helath and Mental Hygiene DOHMH mendukung National Salt Reduction Initiative NSRI dalam upaya pengurangan konsumsi garam. NSRI menerapkan Universal Product Codes UPC sebagai link melihat level nutrisi pada lebih dari 7500 paket makanan, dan target pada tahun 2014 membatasi jumlah garam di restoran dari maksimal 1500 mg menjadi 1200 mg.

2.3 Penelitian Terkait

1. Penelitian oleh MacGregor, dkk. 1998 Dalam Paul Elliott and Ian Brown 2007 pada 20 pasien hipertensi, dengan pengurangan asupan garam selama 30 hari dari 11,2 - 6,4 ghari menjadi 2,9 ghari, menunjukkan: Dengan mengonsumsi garam 11,2 ghari, tekanan darah pasien adalah 163100 mmHg, Asupan garam 6,4 ghari tekanan darah menjadi 15595 mmHg penurunan dari 85 mmHg , asupan garam 2,9 ghari tekanan darah turun lagi menjadi 14791 mmHg. Setelah penelitian selesai, intervensi dilanjutkan pada 19 responden, 16 responden mendapatkan asupan garam 3,2 gram tanpa obat antihipertensi dan menghasilakan tekanan darah rata-rata 14287 mmHg MacGregor dkk. 1998. 2. Penelitian Oleh Feng J. He, Norm R. C. Campbell, and Graham A. MacGregor dengan Judul “Reducing salt intake to prevent ypertension and cardiovascular disease” Ada bukti kuat bahwa konsumsi garam berlebih adalah penyebab utama naiknya tekanan darah dan pengurangan asupan garam dari 9-12 ghari di sebagian besar negara ke tingkat yang direkomendasikan kurang dari 5 ghari menurunkan tekanan darah. Penurunan lebih lanjut untuk 3-4 ghari memiliki efek yang lebih besar. Penelitian kohort dan uji coba hasil telah menunjukkan bahwa asupan garam yang lebih rendah berkaitan dengan penurunan risiko penyakit kardiovaskular. Pengurangan garam adalah salah satu yang paling murah costeffective untuk meningkatkan kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Sumber garam dalam diet sangat bervariasi antara negara maju dan berkembang. Di negara maju, 75 garam berasal dari makanan olahan, sedangkan di negara-negara berkembang seperti bagian dari Brazil, 70 berasal dari garam masakan atau garam meja. Untuk mengurangi asupan garam pada populasi negara berkembang, industri makanan seharusnya mengurangi pengguanaan garam secara bertahap dan berkelanjutan. Di negara berkembang, Promosi kesehatan masyarakat memainkan peran yang lebih penting dalam mendorong konsumen untuk mengurangi konsumsi garam. Banyak negara di Amerika telah memulai program pengurangan garam. Tantangan sekarang adalah upaya melibatkan negara-negara lain guna menerapakan program pengurangan asupan garam. Penurunan asupan garam populasi akan menghasilkan peningkatan kesehatan masyarakat bersama dengan penghematan biaya utama yang berhubungan dengan kesehatan. 3. Penelitian oleh Sukarno, Inka A. T., Sylvia Marunduh J. J. V Rampengan., 2013 dengan judul “Perbandingan Tekanan Darah Antara Penduduk Yang Tinggal Di Dataran Tinggi Dan Dataran Rendah ” Pada 160 Responden menunjukkan bahwa jumlah penduduk dengan tekanan darah normal lebih banyak di temukan pada orang yang tinggal di dataran tinggi yaitu 55 orang, dibandingkan dengan dataran rendah hanya 36,25 orang, serta lebih banyak ditemukan hipertensi dengan sistole 45 dan diastole 63,75 di dataran rendah di bandingkan dengan dataran tinggi masing-masing 25 dan 27,5. 4. Penelitian Oleh Rafael Moreira Claro, Hubert Linders, Camila Zancheta Ricardo, Branka Legetic, dan Norm R. C. Campbell dengan Judul “Consumer attitudes, knowledge, and behavior related to salt consumption in sentinel countries of the Americas ” Untuk menggambarkan sikap individu, pengetahuan, dan perilaku tentang asupan garam, sumber makanan, serta label makanan yang berkaitan dengan garam di lima Centinel negara-negara Amerika. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 1992 orang berusia ≥ 18 tahun dari Argentina, Kanada, Chili, Kosta Rika, dan Ekuador sekitar 400 dari masing-masing negara. Penelitian dilakukan pada bulan September 2010 sampai Februari 2011. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi 33 pertanyaan. Hasil : Hampir 90 dari peserta mengonsumsi garam berlebih, lebih dari 60 mengindikasikan bahwa mereka berusaha untuk mengurangi asupan garam. Hanya 26 peserta mengaku mengetahui batasan nilai maksimum yang disarankan untuk konsumsi garam atau asupan natrium dan 47 dari mereka menyatakan mereka mengetahui isi garam dalam makanan. Lebih dari 80 dari peserta mengatakan bahwa mereka ingin label makanan menunjukkan tinggi, sedang, dan rendah garam atau sodium, dan ingin melihat label peringatan yang jelas pada paket makanan tinggi garam. Dalam penelitian ini Menyimpulkan bahwa Upaya tambahan diperlukan dalam upaya meningkatkan pengetahuan konsumen tentang adanya batas maksimum konsumsi garam dan meningkatkan kapasitas mereka untuk secara akurat memonitor dan mengurangi konsumsi garam pribadi mereka. 5. Penelitian oleh M. E. Corne´ lio, M.-C. B. J. Gallani, G. Godin, R. C. M. Rodrigues, W. Nadruz Jr, dan R. D. R. Mendez tahun 2012. Tentang “Behavioural Determinants Of Salt Consumption Among Hypertensive Individuals”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor perilaku yang mempengaruhi konsumsi garam pasien hipertensi dengan mengkaji 3 perilaku, yaitu Perilaku 1- menggunakan 4 g garam per hari selama memasak, Perilaku 2- menghindari menambahkan garam ke makanan siap saji, dan Perilaku 3- menghindari konsumsi makanan dengan kadar garam yang tinggi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 108 orang dengan usia 18 tahun ke atas yang diagnosis hipertensi selama minimal 6 bulan. pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil: Perilaku 1 dipengaruhi oleh niatkeinginanmotivasi [odds ratio OR = 6,23, 95 confidence interval CI = 1,81-21,52], begitujua efektivitas diri dan kebiasaan dipengaruhi oleh niatkeinginanmotivasi. Perilaku 2 menunjukkan rata-rata skor tinggi, diperkirakan dipengaruhi oleh persepsi diri terhadap kualitas diet OR = 2,56, 95 CI = 1,03-6,36. Perilaku 3 dipengaruhi oleh penentu hedonis OR = 1,42, 95 CI = 1,01-1,98. Kesimpulan: penelitian menunjukkan bahwa perilaku tentang konsumsi garam dipengaruhi oleh berbagai faktor penentu, diantara faktor-faktor penentu tersebut, pertimbangan khusus harus diberikan kepada aspek motivasi dan hedonis pengalaman. 6. Penelitian Oleh Donna G Rhodes, Théophile Murayi, John C Clemens, David J Baer, Rhonda S Sebastian, dan Alanna J Moshfegh. 2013. Tentang “The USDA Automated Multiple-Pass Method acourately assesses population sodium intake” untuk mengetahui cara mengkaji intake natrium. Metode yang digunakan adalah dengan menghitung Intake natrium dalam 24 jam, dan Ekskresi natrium urin 24 jam pada 465 sampel usia 30-69 tahun. Hasil: rata-rata 95 CI melaporkan akurasi adalah 0,93 0.89, 0.97 untuk laki-laki n = 232 dan 0,90 0,87, 0,94 untuk perempuan n= 233. 7. Penelitian oleh Hyun Ju Kim MSc, Hee Young Paik ScD, Sim Yeol Lee PhD, Jae Eun Shim PhD and Young Sik Kim MD, PhD tahun 2007 tentang “Salt usage behaviors are related to urinary sodium excretion in ormotensive Korean adults” pada 189 responden dengan usia 18 tahun ke atas. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner 15 item pertanyaan dan kadar natrium dalam urin 24 jam. Penelitian ini bertujun untuk mengetahui hubungan perilaku konsumsi garam dengan ekresi natrium urin. Hasil: Konsumsi natrium orang Korea tinggi, Di antara pertanyaan lima belas, skor tiga pertanyaan pada perilaku penggunaan garam secara signifikan berkorelasi dengan ekskresi natrium urin r = 0.17 ~ 0.19, p 0,05 dan jumlah skor dari tiga pertanyaan menunjukkan nilai koefisien korelasi yang lebih tinggi r = 0,26, p 0,001. 8. Review artikel oleh Beverley Bostock-Cox, tahun 2013 tentang “Nurse Prescribing For The Management Of Hypertension” Artikel ini berfokus pada pentingnya membuat diagnosis yang benar dari hipertensi sejalan dengan Institut Nasional untuk Kesehatan dan Perawatan Bimbingan Excellence. Pendekatan berbasis bukti evidance base untuk mengelola hipertensi dibahas dengan mengacu pada pengobatan farmakologis dan intervensi gaya hidup. Penting bagi perawat untuk mengetahui bagaimana mengukur tekanan darah dengan benar, terutama karena pemantauan tekanan darah rawat jalan dan di rumah harus memberikan dasar untuk diagnosis dan keputusan yang berkaitan dengan manajemen pasien hipertensi. Berbagai jenis hipertensi tahap 1, tahap 2, dan hipertensi yang

Dokumen yang terkait

Perilaku Produsen Keripik Industri Rumah Tangga Di Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tentang Label Makanan Tahun 2012

6 59 92

Perilaku Ibu Rumah Tangga Terhadap Penggunan Air Sungai Siak Sebagai Sumber Air Bersih Di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Tahun 2004

0 44 79

Pengetahun, Sikap dan Tindakan Ibu Rumah Tangga Tentang Hygiene Dan Sanitasi Lingkungan Yang Berkaitan Dengan Penularan Infeksi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Sekolah Dasar Negeri I Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat Tahun 2004

1 38 90

Hubungan Karakteristik Ibu Rumah Tangga Dengan Pengolahan Sampah Domestik Dalam Mewujudkan Medan Green And Clean (MDGC) Di Lingkungan I Kelurahan Pulo Brayan Darat Ii Kecamatan Medan Timur Kota Medan Tahun 2011

24 235 94

Gambaran Perilaku Ibu Rumah Tangga Pengguna Wadah Plastik Penyimpanan Makanan dan Minuman di Kelurahan Sidorame Timur Kecamatan Medan Perjuangan Tahun 2011

21 107 119

Analisis Ketimpangan Pendapatan Rumah Tangga Kaitannya Terhadap Pengembangan Wilayah(Studi Kasus : Daerah Pantai, Dataran Rendah, Dan Dataran Tinggi Pegunungan Kabupaten Deli Serdang)

2 21 140

Pembuatan Beton Semen Polimer Berbasis Sampah Rumah Tangga Dan Karakterisasinya

2 32 100

HUBUNGAN PERILAKU MANAJEMEN STRES TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIPERTENSI DI SALAMREJO

1 7 258

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH TINGGI PADA IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN KARTASURA.

0 1 5

PROFIL RUMAH TANGGA YANG MENGGUNAKAN GARAM BERIODIUM: STUDI KASUS DI ENAM DESA DI JAWA TIMUR

0 0 9