Saraf simpatis merangsang kecepatan denyut dan kontraktilitas jantung melalui ikatan dengan reseptor-
β1 di jantung. Saraf parasimpatas menurunkan kecepatan denyut jantung melalui ikatan dengan reseptor
kolinergik. Saraf simpatis mengeluarkan norepinefrin di sebagian besar pembuluh darah, yang berikatan dengan reseptor spesifik di sel-sel otot
polos yang disebut reseptor alfa α. Perangsangan reseptor alfa menyebabkan sel otot polos berkontraksi, sehingga pembuluh darah
mengalami penyempitan. Hal ini meningkatkan TPR dan akibatnya tekanan darah meningkat Corwin, 2009.
Secara umum tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung, resistensi perifer total, dan volume darah Corwin, 2009, dan Sherwood,
2012. Curah jantung dipengaruhi oleh kecepatan jantung dan isi sekuncup, resistensi periver dipengaruhi oleh kekentalan darah dan jari-jari
arteriol, sedangkan volume darah dipengaruhi oleh keseimbangan garam dan air dan pergeseran cairan bukflow pasif antara kompartemen vaskular
dan cairan intrstisium Sherwood, 2012.
a. Kontrol Kecepatan Jantung.
Layaknya sistem saraf otonom biasa, efek parasimpatis dan simpatis pada jantung bersifat antagonis saling
bertentangan. Kecepatan
jantung ditingkatkan
oleh peningkatna aktivitas simpatis disertai penurunan aktivitas
parasimpatis, dan kecepatan jantung diperlambat oleh peningkatan aktivitas parasimpatis disertai penurunan aktivitas
simpatis. Kekuatan relatif aktivitas kedua cabang otonom ke
jantung ini selanjutnya dikendalikan terutama oleh pusat kardiovaskular di batang otak.
Kecepatan jantung juga dipengaruhi oleh hormon epinefrin. Epinefrin adalah suatu hormon pada stimulasi
simpatis yang diekresikan ke dalam darah dari medula adrenal dan bekerja pada jantung dengan cara serupa dengan
norepinefrin neurotransmiter simpatis untuk meningkatkan kecepatan jantung. Oleh karena itu epinefrin memiliki efek
secara langsung yang ditimbulkan oleh sistem saraf simpatis pada jantung Sherwood, 2012.
b. Isi Sekuncup
Komponen lain di samping kecepatan jantung yang menentukan curah jantung adalah isi sekuncup, jumlah darah
yang dipompa keluar oleh masing-maisng ventrikel pada setiap denyut jantung. Dua jenis kontrol yang mempengaruhi isi
sekuncup yaitu: kontrol intrinsik, berkaitan dengan aliran balik vena, dan kontrol ekstrinsik yang berkaitan dengan tingkat
stimulasi simpatis pada jantung. Kedua faktor ini meningkatkan isi sekuncup dengan meningkatkan kekuatan kontraksi jantung.
Aliran balik vena juga mempengaruhi volume diastolik yang menentukan peningkatan isi sekuncup. Sedangkan aliran balik
vena sendiri ditingkatkan oleh vasokontriski vena yang diinduksi oleh saraf simpatis, pompa otot rangka, pompa
pernapasan, dan penghisapan jantung Sherwood, 2012.
c. Resistensi Perifer Total
Resistensi perifer total dipengaruhi oleh jari-jari arteriol dan kekentalan darah. Jari-jari arteri dipengaruhi oleh aktivitas
simpatis, suatu
mekanisme kontrol
ektrinsik yang
menyebabkan vasokontriksi arteriol untuk meningkatkan resistensi perifer total. Jari-jari arteriol juga dipengaruhi secara
ekstrinsik oleh hormon vasopresin dan angiotensin II Sherwood, 2012.
Terdapat beberapa hormon yang mengendalikan resistensi sistem vaskular. Hormon-hormon ini dilepaskan secara langsung sebagai respon
terhadap perubahan tekanan darah, dan sebagai respon terhadap rangsangan saraf atau keduanya Corwin, 2009. Hormon-hormon tersebut yaitu:
a. Norepinefrin dan epinefrin
Norepinefrin dan Epinefrin dikeluarkan dari medula adrenal sebagai respon terhadap pengaktifan sistem saraf simpatis. Kedua zat
tersebut bekerja dengan berikatan pada resepto r α untuk meningkatkan
vasokontriksi, atau dengan reseptor β2 untuk menyebabkan vasodilatasi atriol yang memperdarahi otot rangka. Norepinefrin dan
epinefrin juga berikatan dengan reseptor β1 dan meningkatkan kecepatan denyut jantung Corwin, 2009.