keinginan memiliki lebih banyak anak merupakan alasan utama untuk tidak mempraktekkan atau menolak Keluarga Berencana.
5.3. Pengaruh Tingkat Kesehatan Fisik Terhadap Tingkat Adopsi Inovasi KB
Pria.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui kondisi kesehatan fisik responden sangat baik, data yang diperoleh menunjukkan 85 88,5 responden mengaku tidak pernah
mengalami gangguan hubungan suami istri, 9 9,4 responden kadang – kadang mengalami dan hanya 2 2,1 responden yang sering mengalami gangguan hubungan
suami istri. Namun demikian 88 91,4 responden bersedia mengadopsi alat kontrasepsi pria, bukan atas pertimbangan tingkat kesehatan fisik responden, namun lebih pada
pertimbangan kondisi kesehatan istrinya mengalami gangguan kesehatan khususnya gangguan dalam melakukan kewajiban sebagai istri.
Dari 50 responden yang sudah menjadi adopter inovasi alat kontrasepsi pria tersebut juga menunjukkan alasan mereka semata – mata tidak menginginkan istri
mengalami gangguan kesehatan menggunakan alat kontrasepsi wanita. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji regresi berganda menunjukkan bahwa kondisi kesehatan fisik
istri responden pada 5, mempunyai pengaruh yang signifikan p = 0,042 0,005. Hal ini menggambarkan bahwa kondisi kesehatan responden, kalah pengaruh
dalam posisinya sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk mengadopsi inovasi berupa penggunaan alat kontrasepsi bagi pria itu sendiri.
Kecenderungan ini, sesuai dengan sinyalemen yang dihasilkan oleh berbagai hasil penelitian terdahulu di negara-negara berkembang lainnya di dunia.
RICARDO SUGANDA SIMANJUNTAK : TINGKAT ADOPSI INOVASI KB PRIA DI KALANGAN PRAJURIT WILAYAH MEDAN TAHUN 2007, 2008.
Menurut Barnet 1998, dalam laporan hasil studinya di 10 negara tentang Pengambilan Keputusan menerima keluarga berencana, mengatakan bahwa kebanyakan
pria di Zimbabwe mendukung keluarga berencana sebab penting dalam menjaga kesehatan istri dan dianggap sebagai salah satu kunci dalam mencapai kualitas hidup
keluarga. Lebih terinci dikemukakan oleh Gayen, dkk 2003, bahwa penolakan terhadap keluarga berencana 34 disebabkan oleh keinginan memiliki lebih banyak anak, 23
alasan kesehatan, 9,3 penolakan suami, 8,7 akibat keterbatasan pengetahuan dan 5,7 faktor pertimbangan agama.
Gambaran tersebut di atas, jika diperhadapkan dengan pendapat Rogers 1983, menjadi dilematik, sebab proses adopsi inovasi, idealnya diputuskan dalam kondisi
kesadaran penuh tanpa unsur paksaan dari pihak lain.
5.4. Pengaruh Lama menikah Terhadap Tingkat Adopsi Inovasi KB Pria.