Tindakan practice. TINJAUAN PUSTAKA

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi, misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau pihak keluarga.

2.6. Tindakan practice.

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang meemungkinkan antara lain adalah fasilitas. Tingkat-tingkat tindakan dalam praktek yaitu : 1. Persepsi perception. Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya seorang ibu dapat memilih makan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya. 2. Respon terpimpin guided response. Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. Misalnya seorang ibu dapat memasak sayuran dengan benar, mulai cara mencuci dan memotongnya, lamanya memasak, menutup pancinya dan sebagainya. 3. Mekanisme mechanism. Apabila telah dapat melakukan dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka mencapai praktek tingkat tiga. 4. Adaptasi adaptation. RICARDO SUGANDA SIMANJUNTAK : TINGKAT ADOPSI INOVASI KB PRIA DI KALANGAN PRAJURIT WILAYAH MEDAN TAHUN 2007, 2008. Adaptasi adalah praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. 2.7. Paradigma Proses Keputusan Inovasi. Model paradigma proses keputusan pada gambar diatas terdiri dari 4 tahap yaitu Hanafi, 1987 : 1. Tahap pertama yaitu pengenalan, di mana seseorang mengetahui adanya inovasi dan memperoleh beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi itu berfungsi. Pada tahap ini jarang sekali seseorang membuka diri terhadap pesan-pesan inovasi jika merasa belum membutuhkan inovasi tersebut. Jika pesan-pesan inovasi disodorkan, pengaruh penyodoran itu akan sangat kecil jika inovasi belum selaras dengan kebutuhan dan tidak selaras dengan sikap dan kepercayaan selective perception. Selective perception ini bertindak sebagai kunci jendela hati terhadap pesan-pesan inovasi karena ide-ide tersebut masih baru. 2. Tahap kedua yaitu persuasi, di mana seseorang membentuk sikap berkenan atau tidak berkenan terhadap inovasi. Pada tahap ini seseorang lebih terlihat secara psikologis dengan inovasi. Seseorang akan dengan giat mencari keterangan mengenai ide baru tersebut. Kepribadiannya begitu pula norma-norma dalam sistem sosialnya mempengaruhi di mana dia harus mencari informasi, pesan apa saja yang tidak di terima dan bagaimana menafsir keterangan yang diperoleh. Selective perception penting dalam menentukan sikap. Pada tahap persuasi inilah persepsi umum terhadap RICARDO SUGANDA SIMANJUNTAK : TINGKAT ADOPSI INOVASI KB PRIA DI KALANGAN PRAJURIT WILAYAH MEDAN TAHUN 2007, 2008. inovasi di bentuk. Ciri-ciri inovasi yang tampak misalnya keuntungan, kompabilitas dan kerumitan atau kesederhanaannya sangat penting pada tahap ini. 3. Tahap ketiga yaitu tahap keputusan, di mana sesorang terlibat dalam kegiatan yang membawanya pada pemilihan untuk menolak atau menerima inovasi. Pada tahap ini keputusan memegang peranan penting apakan menerima atau menolak inovasi. Keputusan ini meliputi petimbangan lebih lanjut apakah inovasi dicoba atau tidak. Percobaan dalam skala kecil sering kali menjadi bagian dari keputusan untuk menerima dan yang paling penting adalah sebagai jalan mengurangi resiko. 4. Tahap keempat yaitu konfirmasi, di mana seseorang mencari penguat bagi keputusan inovasi yang telah dibuatnya. Pada tahap ini mungkin terjadi perubahan keputusan jika diperoleh informasi yang bertentangan dengan inovasi. Tahap konfirmasi berlangsung setelah ada keputusan untuk menerima atau menolak inovasi selama jangka waktu yang tidak terbatas. 2.8. Proses Difusi. Difusi adalah proses di mana inovasi tersebar ke dalam sistem sosial. Saluran komunikasi memegang peranan penting dalam proses difusi, karena melalui saluran itulah ide-ide baru menular dari sumber kepada anggota sistem sosial lainnya West, dkk, 1990. Pada intinya proses difusi adalah proses menerima atau menolak inovasi. Adanya ide baru biasanya dikenal dan diketahui melalui media massa atau dari pembicaraan antar individu maupun dalam kelompok sosial. Menurut West MA, dkk 1990, dalam beberapa penelitian tentang komunikasi dalam inovasi menunjukkan saluran komunikasi RICARDO SUGANDA SIMANJUNTAK : TINGKAT ADOPSI INOVASI KB PRIA DI KALANGAN PRAJURIT WILAYAH MEDAN TAHUN 2007, 2008. media massa lebih banyak digunakan dalam tahap pengenalan inovasi, sedangkan saluran komunikasi interpersonal pada tahap persuasi. Saluran media massa memiliki ciri yang sangat efektif dalam menciptakan pengetahuan dan relatif dapat menjangkau sasaran yang luas dalam waktu singkat. Hal ini memungkinkan media massa berperan lebih penting pada tahap pengenalan inovasi ke masyarakat. Sedangkan saluran interpersonal, karena kontak-kontak antara sumber dan penerima lebih banyak bersifat pribadi, akibat yang timbul banyak berupa pembentukan dan perubahan sikap sehingga saluran interpersonal memainkan peranan penting pada tahap persuasi.

2.9. Penelitian Inovasi Kontrasepsi Pria.