BAB V PEMBAHASAN
Dalam Bab ini akan diuraikan variabel – variabel yang berpengaruh terhadap tingkat adopsi inovasi.
5.1. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap Tingkat Adopsi Inovasi KB Pria.
Berdasarkan hasil penelitian pada yang terlihat pada Tabel 4.7. diketahui bahwa dari 96 responden, sebanyak 59 61,4 responden dengan ketegori tingkat pengetahuan
tidak baik tentang jenis dan cara penggunaan alat kontrasepsi pria, 27 28,1 responden dikategorikan cukup baik dan 10 10,4 responden dengan kategori sangat baik
Hasil analisa statitik dengan uji regresi berganda menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden pada 5, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
tingkat adopsi inovasi KB pria p = 0,026 0,05. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan yang tidak baik,
banyak yang tidak mampu memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan dengan baik. Hasil penilaian cukup baik tersebut diberikan apabila responden mampu
menjawab dua atau lebih jenis alat kontrasepsi yang diketahuinya, tetapi penilaian secara keseluruhan terhadap jawaban pertanyaan, responden hanya mampu menyebutkan rata –
rata dua jenis alat kontrasepsi pria yaitu alat kontrasepsi pria jenis kondom dan senggama terputus coitus interuptus.
Rogers 1983 berpendapat, bahwa tingkat pengetahuan sangat berpengaruh terhadap proses menerima atau menolak inovasi. Hasil penelitian ini membuktikan
RICARDO SUGANDA SIMANJUNTAK : TINGKAT ADOPSI INOVASI KB PRIA DI KALANGAN PRAJURIT WILAYAH MEDAN TAHUN 2007, 2008.
kebenaran teori tersebut, dimana dari 50 responden yang sudah mengadopsi alat kontrasepsi pria sebanyak 32 64 responden dapat dikategorikan memiliki
pengetahuan yang cukup baik, sehingga cukup alasan untuk memutuskan penggunaan alat kontrasepsi pria, bahkan untuk menjawab pertanyaan dengan menyebutkan jenis alat
kontrasepsi pria yang pernah digunakan sebanyak 47 94 responden dikategorikan memiliki tingkat pengetahuan yang sangat baik.
Martin, dkk 2000, menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki dari apa yang sudah dialami merupakan hal yang penting dalam menerima suatu keputusan.
Ditambahkan oleh Pariani, dkk 1995, penelitian kualitatif di Indonesia mengindikasikan adanya korelasi yang positif antara ketersedian informasi dengan
tingkat pengetahuan. Secara lebih eksplisit Eckard 1997, berpendapat bahwa kurangnya pengetahuan tentang resiko melahirkan dan metoda kontrasepsi bagi pasangan muda
dapat menjadi penghambat dalam mengadopsi kontrasepsi. Martin, dkk 2000, dalam laporan penelitiannya mengatakan bahwa terdapat
perbedaan yang sangat nyata P 0.001 antara kontrol dengan kelompok etnik berkaitan dengan pengetahuan yang dimiliki mengenai metode kontrasepsi. Ketika tingkat
pengetahuan secara umum tinggi pada laki-laki di Cape Town, mereka tidak ingin mengganti metoda yang sudah umum dipergunakan kondom. Sementara, laki-laki
Shanghai yang memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi mengenai alat kontrasepsi langsung mempraktekkannya walaupun mereka tidak punya pengalaman
5.2. Pengaruh Jumlah Anak Terhadap Tingkat Adopsi Inovasi KB Pria.