Eksekusi Jaminan Fidusia JAMINAN FIDUSIA DALAM HUKUM JAMINAN

ini karena pengalihan hak kepemilikan atas objek Jaminan Fidusia dilakukan oleh pemberi fidusia kepada penerima fidusia sebagai jaminan atas kepercayaan bahwa hak kepemilikan tersebut dengan sendirinya akan kembali bilamana utang lunas adanya syarat batal atau onder ontbindendevoor waarde. Tentunya ini sesuai dengan sifat perjanjian assesoir dari penjaminan fidusia itu sendiri. 60 Atas hapusnya Jaminan Fidusia, maka penerima fidusia harus memberitahukan kepada Kantor Pendaftaran Fidusia mengenai hapusnya Jaminan Fidusia tersebut. Pada saat pemberitahuan tersebut harus dilampirkan pula pernyataan mengenai hapusnya utang, pelepasan hak, atau musnahnya benda yang menjadi objek jaminan fidusia tersebut. Adanya ketentuan seperti ini akan berguna untuk memberi kepastian kepada Kantor Pendaftara Fidusia untuk mencoret pencatatan Jaminan Fidusia dari buku Daftar Fidusia dan menerbitkan surat keterangan yang menyatakan sertifikat Jaminan Fidusia yang bersangkutan tidak berlaku lagi.

C. Eksekusi Jaminan Fidusia

Sebagaimana telah di bahas sebelumnya, sertifikat Jaminan Fidusia mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, jadi berdasarkan titel eksekutorial ini penerima Fidusia dapat langsung melaksanakan eksekusi melalui pelelangan umum atas objek Jaminan Fidusia tanpa melalui pengadilan. 60 Fred B.G Tumbuan, mencermati Pokok-pokok RUU Jaminan fidusia,www.hukumonline.com diakses pada tanggal 26 desember 2008, pukul 20.00. Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009 USU Repository © 2008 Undang-Undang Jaminan Fidusia juga memberikan kemudahan dalam pelaksanaan eksekusi ini tidak semata-mata menopoli Jaminan Fidusia, karena dalam hal gadai juga dikenal lembaga serupa. Pasal 1155 ayat 1 Kitab Undang-Undang Perdata menyatakan bahwa : “1 apabila oleh para pihak tidak telah diperjanjikan lain, maka si berpiutang adalah berhak jika si berutang atau si pemberi gadai bercidera janji, setelah tenggang waktu yang diberikan lampau, atau jika tidak telah ditentukan suatu tenggang waktu yang di berikan lampau, atau jika tidak telah ditentukan suatu tenggang waktu, setelah di lakukannya suatu peringantan untuk membayar, menyuruh menjual barangnya gadai dimuka umum menurut kebiasaan-kebiasaan setempat serta atas syarat-syarat yang lazim berlaku, dengan maksud untuk mengambil pelunasan jumlah piutangnya beserta bunga dan biaya dari pendapatan penjualan tersebut.” Untuk Jaminan dalam bentuk hipotek, kemudahan eksekusi itu diberikan pasal 1178 ayat 2 Kitab Undang-Undang Perdata yang berbunyi : “2 Namun di perkenankanlah kepada si berpiutang hipotek pertama untuk di berikannya hipotek dengan tegas minta diperjanjikan bahwa, jika uang pokok tidak di lunasi semestinya, atau jika bunga yang terutang tidak dibayar, ia secara mutlak akan di kuasakan menjual persil yang diperikatkan dimuka umum, untuk mengambil pelunasan uang pokok, maupun bunga serta biaya, dari pendapatan penjualan itu. Janji tersebut harus di lakukan menurut cara sebagaimana diatur dalam pasal 1211.” Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009 USU Repository © 2008 Pasal 29 Undang-Undang Jaminan Fidusia menyatakan bahwa apabila debitor atau pemberi fidusi cidera janji, eksekusi terhadap benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia dapat di lakukan dengan cara : a. pelaksanaan titel eksekutorial oleh Penerima Fidusia; b. penjualan benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaan Penerima Fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan; c. penjualan di bawah tangan yang di lakukan berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusia jika dengan cara demikian dapat di peroleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak. Jadi prinsipnya adalah bahwa penjualan benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia harus melalui pelelangan umum, karena dengan cara ini di harapkan dapat di peroleh harga yang paling tinggi. Namun demikian dalam hal penjualan melalui pelelangan umum diperkirakan tidak akan menghasilkan harga tertinggi yang menguntungkan baik pemberi Fidusia ataupun Penerima Fidusia maka di mungkinkan penjualan dibawah tangan asalkan hal tersebut di sepakati oleh pemberi fidusia dan penerima fidusia dan syarat jangka waktu pelaksanaan penjualan tersebut di penuhi. 61 Namun khusus untuk point c, pelaksanaan penjualan tersebut dilakukan setelah waktu 1 satu bulan sejak di beritahukan secara tertulis oleh pemberi fidusia dan penerima fidusia kepada pihak-pihak yang berkepentingan 61 Ibid, hal 3 Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009 USU Repository © 2008 dan diumumkan sedikitnya dalam 2 dua surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan. Pasal 30 Undang-Undang Jaminan Fidusia mewajibkan pemberi fidusia untuk menyerahkan benda yang menjadi objek jaminan fidusia dalam rangka pelaksanaan eksekusi Jaminan Fidusia. Dalam hal Pemberi Fidusia tidak menyerahkan benda yang menjadi objek jaminan fidusia pada waktu eksekusi dilaksanakan, penerima Fidusia berhak mengambil benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia dan apabila perlu dapat meminta bantuan pihak yang berwenang.

D. Perkembangan Jaminan Fidusia dan Kebutuhan Masyarakat