BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perkembangan Jaminan bangunan yang berdiri di atas tanah Hak Pengelolaan
Otorita Batam yang diikat dengan Akta Jaminan Fidusia sejauh ini tidak menimbulkan dampak yang negatif dan dalam perkembangannya berjalan
dengan baik, sepanjang jaminan tersebut tidak merugikan dan melibatkan pemilik tanah yaitu Otorita Batam itu sendiri.
2. Akibat hukum terhadap benda tidak bergerak yang dijadikan objek didalam
Akta Jaminan Fidusia yang berdiri di atas tanah Hak Pengelolaan Otorita Batam, sepanjang tidak terjadi hal-hal yang merugikan pemilik hak
pengelolaan, berjalan baik sejalan dengan perkembangan ekonomi masyarakat di Batam. Sama dengan daerah propinsi-propinsi lainnya. Bangunan yang
berdiri diatas tanah yang tidak dapat di bebankan dengan Akta Pemberian Hak Tanggungan APHT dapat di lakukan pengikatan jaminannya secara fidusia.
Akibat hukum dari pengikatan seperti ini dilindungi oleh Undang-undang, khususnya Undang-Undang No. 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
3. Pengikatan akta jaminan fidusia atas bangunan yang berdiri di atas tanah hak
pengelolaan Otorita Batam dilakukan dengan menggunakan instrumen yang disebut dengan akta jaminan fidusia yaitu diikat dengan memakai groose akta
pengikatannya seperti jaminan-jaminan fidusia yang lainnya yang diikat diluar
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
Pulau Batam, yang membuat perbedaannya hanya Objek Jaminannya saja. Dimana di daerah Otorita Batam pihak Bank menerima bangunan sebagai
Objek Jaminan di atas tanah hak pengelolaan Otorita Batam.
B. Saran
1. Adanya persetujuan positif antara bank dengan debitur dengan persetujuan
Otorita Batam jika salah satu pihak melakukan wansprestasi, dimana objek yang menjadi jaminan tersebut berada di dalam kekuasaan Bank yang dapat di
jual kepada Pihak ketiga. Oleh karena itu perlu pengaturan yang tegas baik dalam bentuk Peraturan Pemerintah PP atau Surat Keputusan Ketua Otorita
Batam SK; 2.
Sebaiknya Otorita Batam melepaskan tanahnya untuk Debitur dibeli atau sebagainya agar debitur dapat memohon sertifikat hak atas tanah. Dengan
adanya sertifikat terdapat kepastian hukum bagi kreditur dalam menjaminkan objek hak atas tanah atau bangunan tersebut dengan pembebanan hak
tanggungan 3.
Hukum tanah menganut azas vertikal, maka sulit melakukan pemisahan antara tanah itu sendiri dengan benda-benda yang melekat diatasnya, sehingga
pemberian jaminan fidusia atas bangunan seharusnya diikuti dengan kuasa untuk mengalihkan hak sewa atas tanahnya atau Otorita Batam melepaskan
haknya atas tanah tersebut sehingga mudah melakukan eksekusinya bila terjadi perselisihan antara pemberi dan penerima fidusia.
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
A. LITERATUR