bukanlah kreditur yang mempunyai kedudukan yang sama, melainkan kreditur yang di dahulukan.
c. Tinjauan Tentang Jaminan Fidusia
1. Pengertian Fidusia
Menurut Tiong bahwa berdasarkan asal katanya, fidusia berasal dari kata fides yang berarti kepercayaan. Memang hubungan hukum antara debitur pemberi fidusia
dan kreditur penerima fidusia adalah merupakan suatu hubungan hukum yang berdasarkan atas kepercayaan. Pemberi fidusia percaya bahwa kreditur penerima
fidusia bersedia untuk mengembalikan hak milik yang telah di serahkan kepadanya, setelah debitur melunasi hutangnya. Kreditur juga percaya bahwa debitur pemberi
fidusia tidak akan menyalahgunakan barang jaminan yang berada dalam kekuasaannya dan bersedia untuk memelihara barang tersebut selaku bapak rumah
yang baik.
16
Fidusia merupakan istilah yang sudah lama dikenal di Indonesia terutama di dunia perbankan, Undang – Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
juga menggunakan istilah “fidusia”. Dengan demikian istilah “fidusia” ini sudah merupakan suatu istilah resmi dalam dunia hukum Indonesia untuk fidusia ini sering
disebut juga dengan istilah “Penyerahan Hak Milik Secara Kepercayaan”.
17
16
Tiong, Op.Cit, hal. 21.
17
http:hardijma.wordpress.com20080415sekilas-tentang-fidusia-dan-jaminan-fidusia di
akses pada tanggal 12 desember 2008. pukul 13.00.
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
Fidusia dalam terminology bahasa Belandanya sering disebut dengan istilah lengkapnya yaitu Fiduciare Eigendom Overdracht, sedangkan dalam bahasa
Inggrisnya secara lengkap sering di sebut dengan istilah “Fiduciary Transfer of Ownership”
18
Menurut Fuady bebarapa prinsip utama dari jaminan fidusia adalah sebagai berikut :
a. Secara riil, pemegang fidusia berfungsi sebagai pemegang jaminan saja,
bukan sebagai pemilik yang sebenarnya. b.
Hak pemegang fidusia untuk mengeksekusi barang jaminan baru ada jika ada wanprestasi dari pihak dibitur.
c. Apabila hutang sudah dilunasi, maka obyek jaminan fidusia harus
dikembalikan kepada pihak pemberi fidusia. d.
Jika hasil penjualan eksekusi barang fidusia melebihi jumlah hutangnya, maka sisa hasil penjualan harus dikembalikan kepada pemberi fidusia
19
. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang jaminan Fidusia memberikan
pengertian fidusia dalam Pasal 1 angka 1 adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya di alihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Fidusia memberikan pengertian tentang
jaminan fidusia adalah :
18
Op.Cit http:hardijma.wordpress.com20080415sekilas-tentang-fidusia-dan-jaminan- fidusia hal 1.
19
Fuady Munir, Jaminan Fidusia, Citra Adtya Bakti, Bandung,2003. hal. 4.
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
“ Hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak khusunya bangunan yang tidak dapat di
bebani hak tanggungan sebagaimana diaksud dalam Undang-Undang No. 4 tahun 1996 tentang hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan
pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia kreditur
lainnya “.
Menurut Soebroto bahwa Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak dan tidak bergerak tertentu, yang melekat atau mengikuti kreditur, dengan ketentuan :
a. Kreditur memindahkan hak milik atas benda jaminan itu atas dasar
kepercayaan. b.
Bendanya sendiri tetap dalam kekuasaan dan dalam tangan debitur sehingga tetap digunakannya untuk bekerja sehari-hari.
Sifat penyerahannya itu adalah penyerahan dengan melanjutkan penguasaannya atau secara constitutum possessorium. Dalam hal tersebut,
kreditur menjadi pemilik benda jaminan maka kedudukannya lebih kuat daripada pemegang gadai atas benda bergerak. Namun setelah debitur
membayar lunas kreditnya, maka hak milik itu kembali ke debitur lagi. c.
Perjanjiannya accessoir, yang akan hapus jika perjanjian pokoknya hapus
20
. Menurut Widjanarto bahwa cara penyerahan hak jaminan dengan penyerahan
hak milik dalam kepercayaan Fidusia hanya sah bila menyangkut barang-barang bergerak, sedangkan pengikatan secara fidusia atas barang-barang tidak bergerak
20
Soebroto Thomas, Tanya Jawab Hukum Jaminan, Hipotek, Fiducia, Penanggungan, dll, Dahara Prize, Semarang, 1995, hal. 122
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
adalah tidak sah dan batal demi hukum. Dalam fidusia, bank harus bertindak sangat hati-hati, khusunya dalam hal bonafiditas calon debitur, karena barang-barang
bergerak yang di jaminkan secara fidusia tetap dikuasai oleh debitur. Jadi berhasil atau gagalnya jaminan fidusia itu semata-mata tergantung pada bonafiditas dan itikad
baik dari debitur.
21
2. Obyek Jaminan Fidusia Menurut Sofwan bahwa pada umumnya yang dapat menjadi obyek fidusia
adalah benda-benda bergerak, baik yang sudah ada maupun yang masih akan ada. Barang-barang yang masih akan ada dapat juga menjadi obyek fidusia.
22
Pendapat yang sama juga di sampaikan oleh Djumhana bahwa fidusia ini pada asasnya merupakan pengembangan dari lembaga gadai, oleh karena itu yang menjadi
obyek jaminnya adalah barang bergerak.
23
Di dalamnya Pasal 1 angka 4 Undang – Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang jaminan Fidusia, disebutkan bahwa benda yang menjadi objek jaminan
fidusia adalah: a. Benda bergerak yang dapat memiliki dan dialihkan, yaitu :
1 Benda berwujud maupun yang tidak berwujud ;
2 Benda terdaftar maupun yang tidak terdaftar;
21
Widjanarto, Hukum dan Ketentuan Perbankan di Indonesia, Pustaka Utama Grafiti, Jakarta, 1994, hal. 69-70.
22
Sofwan, Op.Cit, hal. 31.
23
Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, hal. 255.
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
b. Benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dapat di bebani hak
tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1996.
Selanjutnya ketentuan mengenai objek jaminan fidusia antara lain terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999, tentang Jaminan Fidusia menyebutkan
bahwa objek jaminan fidusia adalah sebagai berikut : a.
Benda tersebut harus dapat memiliki dan dialihkan secara hukum. b.
Dapat atas benda berwujud. c.
Dapat juga atas benda tidak berwujud, termasuk piutang. d.
Benda bergerak. e.
Benda tidak bergerak yang tidak dapat diikat dengan hak tanggungan. f.
Benda tidak bergerak yang tidak dapat diikatkan dengan hipotek. g.
Baik atas benda yang sudah ada maupun benda yang akan diperoleh kemudian, tidak di perlukan suatu akta pembebanan fidusia tersendiri.
h. Dapat atas satuan atau jenis berbeda.
i. Dapat juga atas lebih dari satu jenis atau satuan benda.
j. Termasuk hasil dari benda yang telah menjadi objek fidusia.
k. Termasuk juga hasil klaim asuransi dari benda yang menjadi objek jaminan
fidusia.
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
l. Benda persediaan Inventory, stock perdagangan dapat juga menjadi objek
jaminan fidusia
24
. Sekarang objek fidusia meliputi benda bergerak dan benda tidak bergerak
tertentu, yang tidak bisa di jaminkan melalui lembaga jaminan hak tanggungan atau hipotek, tetapi kesemuanya dengan syarat bahwa objek lembaga jaminan fidusia
berbeda dengan objek hak tanggungan dan hipotek sehingga tidak akan saling tumpang tindih.
Menurut Satrio bahwa syarat benda yang menjadi objek jaminan fidusia harus bisa dimiliki dan dialihkan, berkaitan erat dengan hak – hak dari kreditur penerima
fidusia, dalam hal debitur pemberi fidusia cidera janji wanprestasi. Kalau benda jaminan tidak bisa dimiliki oleh orang lain atau dialihkan, maka ketentuan Pasal 15,
Pasal 27, Pasal 29, Pasal 31, Pasal 32 dan Pasal 34 Undang – Undang Fidusia tidak mempunyai arti apa – apa.
25
3. Pembebanan Jaminan Fidusia Pembebanan jaminan diatur dalam Pasal 4 – 10 Undang-Undang Fidusia.
Pasal 4 Undang – Undang Fidusia menyatakan bahwa perjanjian jaminan fidusia merupakan perjanjian ikutan dari suatu perjanjian pokok. Hal ini berarti bahwa
perjanjian fidusia merupakan perjanjian yang bersifat accessoir.
24
Pasal 1, 9, 10 dan 20, Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999, Tentang Jaminan Fidusia..
25
J. Satrio, Op Cit, hal. 180.
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
Menurut Satrio bahwa perjanjian yang bersifat accessoir mempunyai ciri – ciri yaitu saat lahirnya atau adanya, berpindahnya dan hapusnya atau berakhirnya
mengikuti perjanjian pokok tertentu. Fidusia merupakan sarana pemberian jaminan yang di maksudkan untuk menjamin suatu hutang – suatu kewajiban hukum – maka
perjanjian pokoknya adalah perjanjian yang menimbulkan hutang kewajiban hukum bersifat obligatoir yang dijamin dengan fidusia yang bersangkutan dan perjanjian
fidusianya, accessoir pada perjanjian pokok tersebut.
26
Perjanjian accessoir itu menjamin kuatnya lembaga jaminan tersebut bagi keamanan pemberian kredit oleh kreditur. Dan sebagai perjanjian yang bersifat
accessoir memperoleh akibat – akibat hukum seperti halnya perjanjian accessoir yang lain, yaitu :
a. Adanya ketergantungan pada perjanjian pokok ;
b. Hapusnya ketergantungan pada perjanjian pokok ;
c. Jika perjanjian pokok batal – akta jaminan ikut batal;
d. Ikut beralih dengan beralihnya perjanjian pokok;
e. Jika perutangan pokok beralih karena cessie, subrogasi, maka ikut beralih juga
tanpa adanya penyerahan khusus. Di tegaskan oleh Fuady bahwa konsekuensi dari perjanjian accessoir adalah
jika perjanjian pokok tidak sah atau karena apapun hilang berlakunya dinyatakan
26
Ibid, hal. 196.
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
tidak berlaku, maka secara hukum perjanjian fidusia sebagai perjanjian accessoir juga ikut menjadi batal.
27
Sebelum berlakunya Undang – Undang Fidusia, pengikatan fidusia cukup dengan membuat perjanjian di bawah tangan, terserah kepada para pihak. Dengan
berlakunya Undang – Undang Fidusia, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 5 bahwa pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa
Indonesia serta bentuk akta jaminan fidusia. Walaupun tidak ada kata – kata “ harus “ atau “ wajib “ dalam redaksi Pasal 5
Undang – Undang Fidusia jaminan fidusia tentang jaminan fidusia di buat dengan akta notaris, akan tetapi dalam Pasal 2 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 86
Tahun 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran Fidusia dan biaya pembuatan Akta Jaminan Fidusia, ditentukan bahwa hanya terhadap jaminan fidusia yang dibuat
dengan akta notaris saja yang diterima pendaftarannya oleh kantor pendaftaran Fidusia, sehingga pembuatan jaminan fidusia dengan akta notaris ini harus di artikan
sebagai suatu keharusan. Dengan adanya keharusan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris, maka
akta jaminan fidusia adalah merupakan salah satu wujud akta otentik sebagaimana yang di maksud oleh Pasal 1868 KUHP Perdata, sehingga memiliki kekuatan di
antara para pihak beserta para ahli warisnya atau para pengganti haknya, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1870 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
27
Fuady, Loc. Cit, hal. 19.
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
Menurut Satrio bahwa dipilihnya bentuk akta notariil, biasanya di maksudkan agar untuk suatu tindakan yang membawa akibat hukum yang gegabah dan dari
kekeliruan, karena seorang notaris, biasanya juga bertindak sebagai penasehat bagi kedua belah pihak, dan melalui nasehatnya diharapkan agar para pihak sadar akan
akibat hukum yang bisa muncul dari tindakan-tindakan mereka, disamping itu adanya kewajiban notaris untuk membacakan isi akta sebelum para pihak menandatangani
akta yang bersangkutan, bisa juga berfungsi sebagai perlindungan akan tindakan sembrono dan gegabah.
28
Pembebanan jaminan fidusia dapat di berikan untuk menjamin hutang kepada lebih dari seorang kreditur asalkan diberikan pada saat yang sama, misalnya jaminan
fidusia yang diberikan kepada konsorsium kreditur dalam rangka pinjaman sindikasi syndicated loan.
Perlu diperhatikan bahwa tidak mungkin adanya fidusia ulang yaitu fidusia ganda atau lebih, atas benda yang sudah dan masih dibebani jaminan fidusia.
Pembebanan fidusia untuk kedua kali terhadap benda yang sama fidusia ulang tidak di benarkan
29
, walapun dalam ketentuan Undang-Undang Fidusia tersebut terdapat pertentangan mengenai persoalan fidusia ulang ini, karena dalam Pasal 28 Undang-
Undang Fidusia menentukan bahwa jika terjadi lebih dari satu fidusia atas benda yang sama maka hak prioritas di dahulukan kepada kreditur yang lebih dahulu mendaftar di
Kantor Pendaftaran Fidusia.
28
J. Satrio, Op Cit, hal. 202.
29
Pasal 17, Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999, Tentang Jaminan Fidusia.
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
Pendaftaran benda yang dibebani dengan jaminan fidusia dilaksanakan di tempat kedudukan pemberi fidusia dan pendaftarannya mencakup benda, baik yang
berada didalam maupun diluar wilayah Negara Republik Indonesia, untuk memenuhi asas publitas, sekaligus merupakan jaminan kepastian terhadap kreditur lainnya
mengenai benda yang telah di bebani jaminan fidusia. Untuk berlakunya ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Fidusia, maka
haruslah dipenuhi syarat bahwa benda jaminan fidusia itu didaftarkan
30
. Fidusia yang tidak didaftarkan maka tidak bisa menikmati keuntungan-keuntungan dari ketentuan-
ketentuan yang ada didalam Undang-Undang Fidusia. Pendaftaran di maksudkan agar mempunyai akibat terhadap pihak ketiga. Dengan pendaftaran, maka pihak ketiga di
anggap tahu ciri-ciri yang melekat pada benda yang bersangkutan dan adanya ikatan jaminan dengan ciri-ciri yang di sebutkan di sana.
Pendaftaran jaminan fidusia di lakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia yang berada dalam lingkup tugas Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dh.
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, yang ada di setiap ibukota Propinsi di Wilayah Republik Indonesia
31
, dan dengan mendaftarkan akta jaminan fidusia tersebut maka akan diperoleh hak terdahulu preferent.
30
Ibid, Pasal 11.
31
Ibid, Pasal 12.
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
Jaminan adalah menjamin di penuhinya kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan hukum.
32
Fidusia adalah pengalihan hak kemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kemilikannya dialihkan tetap dalam
penguasaan pemilik benda.
33
Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan bangunanrumah di atas tanah orang lain baik yang
terdaftar maupun yang tidak terdaftar, yang tidak dapat di bebani hak tanggungan, yang tetap berada dalam penguasaan pemberi fidusia sebagai agunan pelunasan
hutang tertentu, yang memberikan kedudukan diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditur lainnya.
34
Benda jaminan fidusia adalah segala sesuatu yang dapat di miliki dan di alihkan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang terdaftar maupun
yang tidak terdaftar, yang bergerak maupun yang tidak bergerak, yang tidak dapat di bebani hak tanggungan atau hipotek.
35
Pemberi jaminan fidusia adalah orang atau badan usaha yang memiliki benda jaminan fidusia, penerima jaminan fidusia adalah bank atau lembaga pembiayaan
lainnya yang mempunyai piutang terhadap pemberi jaminan fidusia yang
32
Tan kamelo,pengukuhan guru besar,gelanggang mahasiswa,kampus usu, 2 september 2006.hal 30.
33
Tan Kamelo,Op.Cit.hal.31
34
http:id.wikipedia.orgwikiJaminan_fidusia. diakses tanggal 13 desember 2008.
35
http:www.hukumonline.comdetail.aspid=17783cl=Kolom.di akses tanggal 13
Desember 2008.
Yosephina Hotma Vera : Agunan Dalam Perjanjian Kredit Yang Di Ikat Dengan Akta Jaminan Fidusia Terhadap Bangunan Yang Berdiri Di Atas Tanah Otorita Batam, 2009
USU Repository © 2008
pembayarannya di jamin dengan benda jaminan fidusia dan harta kekayaan lainnya dari pemberi jaminan fidusia.
36
Akta jaminan fidusia adalah akta di bawah tangan dan akta notaris yang berisikan pemberian jaminan fidusia kepada kreditur tertentu sebagai jaminan untuk
pelunasan piutangnya.
37
2. Konsepsi