B. Peran Pesantren Terhadap Perekonomian
Pesantren sebagai lembaga pendidikan mempunyai peran mengembangkan misi universal Islam dengan tujuan mewujudkan cita-cita sosial sebagaimana yang
dikehendaki  Islam  yaitu  sebagai rahmatan lil’alamîn. Tujuan ini pada gilirannya
mengantarkan  pesantren  untuk  beperan  secara  multidimensional  dalam lingkungannya.  Lembaga  ini  bukan  hanya  menggeluti  bidang  pendidikan  bagi
santri,  menyebarkan  nilai-nilai  di  masyarakat  saja.  Tetapi,  pesantren  juga  ikut serta  dalam  meningkatkan  kesejahteraan  masyarakat  melalui  perbaikan
perekonomian.  Misi  besar  ini  membutuhkan  seorang  pemimpin  yang  dapat membantu  tercapainya  cita-cita.    Figur  pemimpin  dalam  pesantren  sangatlah
dibutuhkan sebagai agen perubahan. Pesantren  pada  umumnya  dipimpin  oleh  seorang  figur  kharismatik  yang
menjadi  pusat  dalam  penentuan  arah  dan  pengambilan  kebijakan.  Secara tradisional  adanya  seorang  tokoh  yang  biasa  disebut  Kiyai  ulama  merupakan
aspek  mutlak  dalam  sistem  kepesantrenan,  selain  aspek  santri,  masjid,  dan pondok.  Meskipun  secara  formal  terdapat  organisasi  dan  struktur  kepengaruhan
dalam pesantren, kehadiran dan pengaruh seorang tokoh pimpinan kharismatik itu tetap  dipandang  menonjol.  Adapun  karisma  seorang  tokoh  di  lingkungan
pesantren  sedikitnya  ditentukan  oleh  tiga  faktor:  keturunan,  keluasan  ilmu,  dan ketaatan beribadah. Dalam konteks seperti inilah akhirnya diketahui bahwa tokoh
pemimpin pesantren dalam praktiknya tidak saja bertanggung jawab dalam urusan pengelolaan pesantren, tetapi juga sebagai guru dalam berbagai aspek ilmu agama,
sosial masyarakat dan ekonomi.
Pondok Pesantren al-Umm  sebagai  lembaga pendidikan dan pusat tarekat Tijani,  tidak  terlepas  dari  seorang  pemimpin  yaitu  K.H.  Misbahul  Anam.  Kyai
mempunyai  peranan  strata  sosial  sebagai  perumus  aspirasi  dari  kesadaran masyarakat.  Faktor  kepemimpinan  seorang  Kyai,  seperti  Kyai  Misbah  sangat
menentukan dalam pengambilan keputusan bagi masyarakat. Dalam dunia tarekat, seorang  Kyai  mempunyai  sisi  yang  sangat  menentukan.  Berbeda  dengan
lingkungan  non  tarekat  yang  mana  pemimpin  tidak  bisa  memaksakan kehendaknya tanpa dilandasi alasan kuat.
Secara  lebih  terperinci,  peran  Pondok  Pesantren  al-Umm  dalam  usaha pengembangan  masyarakat,  di  antaranya  sebagai  berikut:  pertama,  kegiatan
tabligh kepada masyarakat yang dilakukan dalam konteks pesantren. Kegiatan ini dihadiri  bukan saja oleh jamaah tarekat  Tijaniyah  yang tinggal  diseputar Pondok
Pesantren  al-Umm,  melainkan  dari  berbagai  wilayah  Jakarta.  Kedua,  Majelis Ta’lim atau pengajian yang bersifat umum yang diselenggarakan di luar kompleks
Pondok  Pesantren  al-Umm.  Dan  ketiga,  bimbingan  hikmah  berupa  nasihat  dari K.H. Misbahul  Anam  kepada orang  yang datang  minta diberikan amalan-amalan
yang  harus  dilakukan  untuk  mencapai  hajat,  seperti  nasihat-nasihat  agama  dan sebagainya.
Dalam  bidang  perekonomian,  pemimpin  tarekat  dan  ikhwan  tarekat Tijaniyah  membentuk  suatu  wadah  ekonomi  dengan  nama  Usaha  Bersama  al-
Syuhada  Ubasyada  yang  didirikan  pada  tanggal  4  Agustus  1999.  Koperasi  ini pada  awalnya  didirikan  oleh  22  dua  puluh  dua  anggota  yang  berhasil
mengumpulkan  modal  awal  sebesar  Rp.  2.750.000,00  dua  juta  tujuh  ratus  lima
puluh  ribu  rupiah.  Modal  awal  ini  mulai  dikelola  dengan  meminjamkan  kepada anggota atau peminjam lain yang membutuhkan.
10
Alasan  dan  tujuan  awal  dirintisnya  Usaha  Bersama  al-Syuhada  adalah menolong  mansyarakat  yang  tidak  mempunyai  modal  untuk  membuka  usaha
sendiri,  memperbaiki  perekonomian  masyarakat  yang  saat  itu  mayoritas perekonomiannya  pada  posisi  menengah  ke  bawah.  Hal  ini  terlihat  jelas  pada
kondisi masyarakat yang semakin terpuruk akibat kurang tercukupinya kebutuhan hidup.  Perubahan  zaman  yang  semakin  modern  dan  menantang  mengakibatkan
sulitnya  mendirikan  usaha  sendiri.  Sehingga  masyarakat  semakin  terpinggirkan oleh  kaum  urban  pendatang  yang  lebih  maju  dan  berkehidupan  layak.  Letak
geografis  yang  sangat  strategis,  lokasi  yang  terbilang  cukup  ramai  dan  pusat perbelanjaan  yang  mudah  dijangkau  mendorong  kemajuan  perekonomian
masyarakat.  Hal  ini  menjadi  alasan  penting  mengapa  ikhwan  tijani  dan  K.H. Misbahul Anam merintis koperasi Ubasyada.
Adanya koperasi  Ubasyada, ternyata masyarakat  merespon dengan cukup baik  dan  menambah  semangat  untuk  meneruskan  perjuangan  ini  yang  memang
masyarakat  sangat  membutuhkan.  Syarat  dan  kewajiban  yang  harus  dipenuhipun tidaklah sulit. Tidak ada syarat-syarat khusus, layaknya koperasi atau bank simpan
pinjam  yang  syarat  akan  dokumen.  Peminjam  cukup  mengisi  formulir permohonan  menjadi  anggota  dan  perjanjian  secara  kekeluargaan  saja.  Seperti
kapan  peminjam  harus  melunasi  dan  berapa  jumlahnya  dan  lain-lain.  Bapak
10
Kumpulan berkas yang diperoleh dari Koperasi Usaha Bersama al-Syuhada Ubasyada, Tangerang, 13 September 2011
Anang mengatakan bahwa “peminjam terkadang ada yang tidak mengembalikan
modal dengan semestinya dan ada juga yang tidak melunasi sama sekali ”.
11
Keadaan semacam ini mengakibatkan banyaknya kendala, terutama modal yang semakin berkurang sehingga untuk  mengatasinya peminjam  akan diberikan
modal  sesuai  dengan  modal  yang  ada.  Sistem  yang  dipergunakan  adalah  sistem syirkah.  K.H.  Misbahul  Anam  mengatakan  bahwa  kelompok  al-Tujar  dan
Ubasyada  ingin  memperbaiki  perekonomian  masyarakat  dengan  memberikan kemudahan  dalam  mencari  modal  supaya  masyarakat  terlepas  dari  kungkungan
riba yang sangat menjebak masyarakat. Seperti, bank-bank yang ada saat ini. Hambatan  yang  lain  adalah  kurangnya  pengalaman  dalam  menejemen
koperasi  karena  semua  anggota  Ubasyada  tidak  berpengalaman  dalam  hal  itu. Oleh karena itu, pihak koperasi memperluas jaringan usaha, bekerjasama dengan
bank-bank  lain  untuk  menambah  modal  dan  mengikuti  pelatihan-pelatihan  yang berkenaan dengan menejemen perkoperasian.
Pada  tahun  2003,  Ubasyada  melakukan  kerjasama  dengan  Bank Muamalat,  Bank  Syariah,  Bank  Bukopin,  dan  Bank  JABAR.  Ubasyada  juga
melaksanakan berbagai
pelatihan-pelatihan. Seperti,
pelatihan tentang
peningkatan  SDM  Koperasi  yang  diadakan  oleh  Dinas  UMKM  Provinsi  Banten, pelatihan  tetang  Bussines  Plan  yang  diadakan  oleh  Yayasan  MICRA,  pelatihan
tentang  prinsip  Syari’ah  yang  diadakan  oleh  Microfin,  dan  lain-lain.  Kerjasama dan berbagai pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas
kerja masing-masing karyawan menjadi lebih baik.
11
Wawancara dengan  Bapak Anang Pimpinan  Koperasi Ubasyada, Tangerang, 11 Juli 2011.
Pengalaman,  pelatihan,  respon  masyarakat  dan  semakin  banyak masyarakat  yang  membutuhkan  modal,  semakin  berkembanglah  Usaha  Bersama
al-Syuhada  ini.  Hal  ini  dapat  diketahui  dari  bertambahnya  jumlah  anggota  yang tercatat  sejumlah  5.785  data  tahun  2010  yang  terdiri  dari  anggota  penuh  dan
calon  anggota.  Modal  yang  dikelola  oleh  Ubasyada  bertambah  hingga  saat  ini sebesar + Rp. 4.000.000.000.000,00 empat milyar rupiah.
12
Pada  tanggal  5  Maret  2003,  Ubasyada  yang  merupakan  lembaga  usaha berbadan  hukum  kopersi  yang  menerapkan  prinsip-
prinsip  syari’ah  dalam kegiatan  usahanya  telah  disahkan  Menteri  Koperasi  dengan  dikeluarkan  Surat
Keputusan  Menteri  Negara  Koperasi  dan  Pembinaan  Usaha  Kecil  Menengah Republik  Indonesia  dengan  Nomor  5187BHDis.  KUK  dengan  nama  Koperasi
Serba  Usaha  KSU  UBASYADA  yang  beralamat  di  Jalan  Dewi  Sartika  Gang. Nangka  Cimanggis  No:  2  RT  001010  Desa  Ciputat,  Kecamatan  Ciputat,
Kabupaten Tanggerang sekarang Kota Tanggerang Selatan, Provinsi Banten.
13
Ada  beberapa  faktor  yang  melatar  belakangi  berkembangnya  Usaha Bersama  al-Syuhada.  Pertama,  visi  dan  misi  usaha  ini  sangatlah  baik  yaitu
menegakkan  syariat  islam  dalam  sektor  perekonomian  dan  membangum masyarakat  ekonomi  pedagang  yang  Islami.  Tujuan  utama  Ubasyada  adalah
untuk  membangun,  memberdayakan  dan  meningkatkan  ekonomi  umat  Islam. Kedua,  tidak  terlalu  banyak  persyaratan.  Ketiga,  memperkenalkan  suatu
12
Kumpulan berkas yang diperoleh dari Koperasi Usaha Bersama al-Syuhada Ubasyada, Tangerang, 13 September 2011
13
Kumpulan berkas yang diperoleh dari Koperasi Usaha Bersama al-Syuhada Ubasyada, Tangerang, 13 September 2011
kedamaian  dengan  ajaran  tarekat  Tijaniyah  yang  berkecimpung  dalam  dunia ekonomi.
Tarekat  Tijaniyah  memang  tidak  secara  langsung  mengatakan  adanya ajaran-ajaran perekonomian. Menurut bapak Anang pimpinan Ubasyada, sejarah
kehidupan  Syekh  Ahmad  Tijani  yang  tidak  melarang  mencari  harta  dunia  dan sikap  hidup  Syekh  Ahmad  Tijani  sudah  dapat  dijadikan  referensi  bahwa  tarekat
Tijaniyah  tidak  melarang  pengikut  Tijaniyah  untuk  berhubungan  dengan  dunia materi  dan  hal  ini  menjadi  salah  satu  motivasi  agar  pengikut  Tijaniyah
berkehidupan layak.
14
K.H. Misbah juga menegaskan ungkapan pa Anang sebagai berikut :
“Tidak  ada  ajaran  yang  mendetail  tentang  perekonomian  dalam tarekat  Tijaniyah.  Akan  tetapi,  Syekh  Ahmad  al-Tijani  tidak  pernah
melarang  untuk  mencari  harta  dunia,  bahkan  Syekh  Tijani  dalam sejarahnya  pernah  menikahkan  100  orang  dan  dipenuhi  kebutuhan
hidupnya.  Hal  ini  menunjukan  bahwa  Syekh  memperbolehkan  pengikut
Tijani untuk memiliki harta asalkan tidak rakus akan hartanya”.
15
Kelompok al-Tujar dan Ubasyada mempunyai hubungan yang kuat dengan tarekat  Tijaniyah  yang  dipimpin  K.H.  Misbahul  Anam.  Karena,  para  pendiri
Ubasyada adalah ikhwan tijani yang merupakan murid dari K.H. Misbahul Anam. Ajaran  atau  ilmu-ilmu  tentang  tarekat  Tijaniyah  terserap  dan  terealisasi  dalam
kehidupan  masyarakat  secara  langsung  melalui  Koperasi  Usaha  Bersama Ubasyada.
Kegiatan-kegiatan  yang  bersifat  ketarekatan  dapat  dibuktikan  dengan adanya tausiah dan zikir bersama yang dilakukan secara rutin setiap malam Senin
14
Wawancara  Pribadi  dengan  Bapak  Anang  sebagai  Pimpinan  Koperasi  Ubasyada Tangerang, 11 Juli 2011.
15
Wawancara Pribadi dengan K.H. Misbahul Anam sebagai Pimpinan Pondok Pesantren al-Umm, Tangerang, 12 Mei 2011.
dan  malam  Jumat.  Kegiatan  ini  telah  terjadwal  dan  biasanya  dilaksanakan  di kantor Ubasyada sendiri atau di Pondok Pesantren al-Umm sampai sekarang.
Keberanian  para  ikhwan  tijani  untuk  membentuk  koperasi  Ubasyada  dan berbgai  kegiatan  ketarekatan  membuktikan  bahwa  doktrin-doktrin  tarekat
Tijaniyah tidak menjadikan mereka jumud akan kehidupan dunia. Tetapi, mereka tetap  berkecimpung  dalam  keduniawian  dengan
berpegang pada syari’at sebagai benteng  moral  dan  tidak  menjadikan  mereka  lupa  akan  dirinya  untuk
bermasyarakat,  dalam  artian  mencari  sumber  kehidupan.  Dengan  demikian, prilaku  yang  dilakukan  oleh  sebagian  ikhwan  tijani  sejalan  dengan  pesan
Rasulallah SAW. kepada Syekh Ahmad al-Tijani yaitu:
و هب  دعو  ذلا  ما م لصت يتح  في خلا نم لزتعا او ةو خ ريغ نم  يرطلا  ذ   زلإ ةد اجم ةرش  او جرح او قيض ريغ نم  لاح ي ع  نا
. لوا ج يناعملا ر اوج
:
Artinya: “Tekunilah  tarekat  ini  tanpa  berkhalwat  atau  mengisolirkan  diri  dari
kehidupan sosial kemasyarakatan, sampai kamu mencapai kedudukan yang  telah  dijanjikan  kepadamu  dengan  tanpa  merasa  sempit,  sedih
dan tidak pula banyak berusaha keras”.
16
Pemahaman  zuhud  dalam  kalangan  al-Tijani  juga  sangat  mempengaruhi. Kebutuhan ruhiyah sebagai manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
dapat  terpenuhi  dengan  ajaran  dan    zikir  Tijani,  serta    perubahan  zaman  modern yang syarat akan tuntutan harta juga dapat dilaksanankan dengan dasar al-
Qur’an dan Hadits.
Kelompok  al-Tujar  dan  Ubasyada  ini  juga  secara  tidak  langsung mengajarkan  kepada  para  santri  Pondok  Pesantren  al-Umm  yang  mayoritas
16
Ali Harazim Ibnu Arabi, Jawahirul Ma’ni, h. 43.
seorang mahasiswa untuk berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya dengan layak tanpa mengabaikan kehidupan ruhiyahnya. Bahkan, K.H. Misbahul Anam sendiri
mengatakan bahwa Kyai atau penda’wah itu haruslah mapan dan kaya agar tujuan
dakwah  lebih  mudah  terealisasi.  Walaupun  itu  bukan  satu-satunya  cara  untuk mensyiarkan syari’at Islam.
Tarekat  Tijaniyah  yang  terjun  di  bidang  ekonomi  dalam  bentuk  Usaha Bersama  al-Syuhada  Ubasyada  juga  menegaskan  bahwa  tarekat  Tijanyah
bukanlah tarekat yang eksklusif tertutup dan tidak memikirkan berbagai konflik di  masyarakat  tetapi  terbuka  dan  mengikuti  zaman  tanpa  mengabaikan  syariat
Islam. K.H. Misbahul Anam sendiri menginginkan agar pengikut Tijaniyah lebih kritis dalam semua persoalan. Seperti yang dikemukakan beliau sebagai berikut:
“Visi  misi  didirikannya  Pesantren  al-Umm  adalah  membentuk ulama plus dengan maksud mencetak ulama yang berintelektual sunni dan
berintelektual yang salafi”.
17
C. Analisis