Hasil Belajar Fisika 1. Pengertian Hasil Belajar

B. Hasil Belajar Fisika 1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar ] _` aba c , seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. 35 Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungan. 36 Witting 1981 dalam bukunya de f ghij ic f i k j _` ab a c mendefinisikan belajar sebagai _ af rel _ l ively p erm _ a n t c h_ n g e in _ a i` c_ ab sms b e h_ vi i` _j t h_ l o ccu rs _e _ resu lt o f exp erien ce belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. 37 Pengertian yang berbeda ini didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar. Selain itu belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman le _` ab n g is d efin ed _e th e m o d ific _ l io n o r stren g th en in g o f b e h_ m io r th ro u g h exp erien cin g . 38 Menurut pengertian diatas, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. ] e _` ab n g is exp erien ci a cn o h e p ro cess o f le _` n in g is d o i a c p re _ g ti a c p u n erg o i a c p xp erien ci a cn qr p erien cin g m e _ a e livin g th ro u g h _ g t s _j sit s _ l io n s _ a t re _ g tin g vig o ro u sly to v _` b o u s _e d ct o f th o se sit s _ l io n s fo r p u rp o ses _dd _` n t to th e le _` a ` n Belajar adalah mengalami sesuatu. Proses belajar adalah berbuat, beraksi, mengalami, menghayati. Pengalaman berarti menghayati situasi-situasi yang sebenarnya dan bereaksi dengan sungguh-sungguh terhadap berbagai aspek situasi itu demi tujuan-tujuan yang nyata bagi pelajar. 39 35 Abdul Rahman Shaleh Muhibin Abdul Wahab, u siko lo g i v u w tu u en g w n xw r d w yw m u er sp ektif z s y w {| Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 207. 36 Moh. Uzer Usman, } en ~w d i € ru u ro fesio n w l , Bandung : PT Remaja Rosda Karya edisi ke dua. 2005. h. 5. 37 Muhibin Syah, u siko lo g i  e yw ~w r | Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999, cet.3, h. 61. 38 Oemar Hamalik, u ro ses  e yw j w r } en g w ~w r | Jakarta : Bumi Aksara, 2001 h. 27. 39 S. Nasution, ‚ ƒ „ w ktik … s w s †… s w s } en g w ~w r | Jakarta: Bumi Aksara Cet 1, 1995, h. 99. Menurut Winkel 2005, belajar menurut manusia boleh dirumuskan sebagai berikut: suatu aktivitas mental dan psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap . Menurut Morgan belajar adalah tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman- pengalaman yang lampau. Kingsley mengungkapkan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau di ubah melalui latihan atau praktek. 40 Jadi belajar menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ketingkat stabilitas yang lain. Mengenai abilitas itu, menurut Bloom dalam Sudijono meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dikategorikan lebih terinci secara hierarki kedalam enam jenjang kemampuan, yakni: 41 1. Hafalan C 1 Jenjang hafalan ingatan meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah dipelajarinya. 2. Pemahaman C 2 Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari informasi yang diterima, misalnya dapat menafsirkan bagan, atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan matematis atau sebaliknya, meramalkan berdasarkan kecendrungan tertentu eksplorasi dan interpolasi, serta mengungkapkan suatu konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. 3. Penerapan C 3 Yang termasuk jenjang penerapan ialah kemampuan menggunakan prinsip, aturan, metode yang dipelajarinya pada situasi baru atau pada situasi kongkrit. 40 Wasty Soemanto, ‡ ˆ ‰ Š‹ Œ ‹  ‰ ‡ Ž  ‰  ‰ Š‘  ’ ‘   ‘ ˆ ‘  “ erja ‡ Ž” ‰ ” • ‰ ‡ Ž  ‰  ‰ Š‘  – Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, h. 104. 41 Ahmad Sofyan, Ž — ˜ ‘ Œ ., ™ v ‘ Œ š ‘ ˆ ‰ ‡ Ž ” › Ž Œ ‘ œ ‘  ‘  ž ‡ Ÿ Ž  › ‘ ˆ ‰ ˆ “ o m p eten si , Jakarta: UIN Jakarta Press,2006, h.15-18. 4. Analisis C 4 Jenjang analisis meliputi kemampuan-kemampuan menguraikan suatu informasi yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut menjadi jelas. 5. Sintesis C 5 Yang termasuk jenjang sintesis ialah kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk kedalamnya kemampuan merencanakan eksperimen, menyusun karangan laporan praktikum, artikel, rangkuman, menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek-objek, peristiwa dan informasi lainnya. 6. Evaluasi C 6 Kemampuan pada jenjang evaluasi ialah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu perntataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan criteria tertentu yang ditetapkan. Hasil belajar efektif berkaitan sikap dan nilai, yang berorientasi pada penguasaan dan pemilihan kecakapan proses atau metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru,dan sebagainya. Sedangkan hasil belajar aplikasi psikomotor, hasil belajar pada ranah yang berkaitan dengan keterampilan ¡ ¢£ ¤ ¤ atau kemampuan bertindaksetelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Sipson 1956 menyatakan bahwa belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. 42 Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi didiri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh pada prilaku. Dan prilaku belajar seseorang yang dipelajari dapat diketahui melalui tes yang pada akhirnya memunculkan nilai belajar dalam bentuk riil atau non riil. 42 ¥¦ § ¨ © , h. 23. Gambar 2.4 Bagan Hasil Belajar Dari bagan di atas mencerminkan, bahwa hasil belajar diakibatkan oleh adanya kegiatan evaluasi belajar tes dan evaluasi belajar dilakukan karena adanya kegiatan belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan dan perubahan prilaku dari individu yang bersangkutan terhadap apa yang dipelajari. Proses belajar menganjar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluranmedia dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. 43 Salah satu cara yang baik untuk menyerapnya sebagai gambaran mental dapat dilakukan dengan cara menunjukkan wujud kongkrit tentang konsep yang dipelajari tersebut. 44 Sedangkan Sudjana, mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 45 Hasil belajar menunjuka pada prestasi belajar, sedangka prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa. 46 Selain itu juga hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dari berbagai pengertian yang ada dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa, setelah mengalami proses belajar mengajar dan ditandai dengan adanya perubahan kepandaian, kecakaan, dan tingkah laku pada diri siswa itu sendiri. Hasil belajar juga akan menumbuhkan pengetahuan seseoran sehingga ia dapat mempunyai kemampuan berupa keterampilan dan 43 Arif S. Sadiman, ª«¬ ­ ®¬ , ®¯ °¬° ± «¬ ² h.11. 44 Sutarto, Buku Ajar Fisika BAF dengan Tugas Analisis Foto KejadianFisika AFKF sebagai Alat Bantu Penguasaan Konsep Fisika, ³´ µ ¶ ­ ® · ª ¶ ¸ ± ¸ ± ¹ ­ ¶ ¸ ­ ¶ º eb u d a ya a n ² Jakarta: Badan Pengembangan dan Penelitian Departemen Pendidikan Nasional, 2005. h. 327-328. 45 Nana Sudjana, · ª ¶ ± ®­ ±­ ¶ » ­ ¼ ±® ½ ª ®­ ¾ ­ µ ¿ª ¶ À ­ ¾ ­ µ ² Bandung: Remaja Rosda Karya,2001, h.22. 46 Oemar Hamalik, º u riku lu m d a n · ªÁ ª®­ ¾ ­ µ ­ ¶ Jakarta: PT.Bumi Aksara, 1999, h. 159. Pengetahuan Perilaku Belajar Tes Hasil Belajar Nilai membentuk kebiasaan sikap dan cita-cita hidupnya. Proses pembelajaran erat kaitannya dengan hasil belajar siswa. Proses pembelajaran yang monoton, tidak menarik, cenderung menurunkan hasil belajar. Sebaliknya, proses pembelajaran yang meningkatkan minat dan aktivitas siswa terhadap suatu pelajaran cenderung akan meningkatkan hasil belajar mereka.

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah: 47 a. Faktor internal yang meliputi dua aspek, yakni aspek fisiologis dan aspek psikologis, yang terdiri dari lima faktor, yaitu: 1 Intelegensi siswa 2 Sikap siswa 3 Bakat siswa 4 Minat siswa 5 Motivasi siswa b. Faktor eksternal yang terdiri atas dua macam, yakni: 1 Lingkungan sosial 2 Lingkungan non sosial sarana dan prasarana, termasuk di dalamnya media pembelajaran c. Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut di atas sangat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran siswalah yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu proses belajar. Untuk belajar siswa menghadapi masalah-masalah baik internal maupun eksternal. Jika siswa tidak dapat mengatasi masalah tersebut, maka ia tidak belajar dengan baik. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang dimaksud adalah faktor lingkungan nonsosial yang meliputi sarana dan prasarana serta faktor pendekatan belajar. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi penggunaan program ÃÄÅÆÇ È É Ã Ê Ë dengan metode diskusi kelompok. 47 Muhibin Syah, ÌÍ Î Ï Î Ð ÑÒ h. 130. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. Hasil belajar dapat dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman dengan pertimbangan belajar yang telah dialami peserta didik.

C. Definisi Pendidikan Nilai