Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. Hasil
belajar dapat dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman dengan pertimbangan belajar yang telah dialami peserta didik.
C. Definisi Pendidikan Nilai
Nilai berasal dari bahasa latin
ÓÔÕ Ö ×
yang berarti nilai. Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Definisi ini
dikemukakan oleh Allport sebagai ahli psikologi kepribadian.
48
nilai kata Fraenkel adalah
Ô Ø
ÙÚ ×
,
Ô ÛÜØÛ
× ÝÞ
Ô ß Ü
Ö Þ
w
à Ô
Þ á Ü
â ×
ÜØ ×
Þ àÙ Ø ã á
Ù â Ý Ü
ä Þ
Ô Ø
Þ ÙØ
Õ Ùå
×
. Ide atau konsep tentang apa yang difikirkan dan dianggap penting oleh seseorang
ini akan menjadi standar berprilaku. Sedangkan Djahiri menyatakan nilai adalah sebagai sesuatu yang berharga, baik menurut standar logika, menjadi acuan dan
sistem keyakinan diri dalam kehidupan seseorang.
49
Rokesch dalam Lim Loong Fatt mendefinisikan nilai sebagai berikut:
æ ÓÔÕ
Ö× Ùá
Ô Ø
× Ø
Ú Ö
ä Ù Ø ç
ß ×
Õ Ù
× å
Þ à Ô
Þ Ô
á Ý
× Û
Ùå Ù Û â Ü
Ú ×
Ü å
ÛÜØ Ú
Ö Û
Þ Ü
ä ×
Ø Ú
èá Þ
Ô Þ
× Ü
å ×
x
Ù á Þ
× ØÛ
× Ùá
Ý ×
ä á
ÜØ ÔÕ Õ
y
Üä á ÜÛÙ
ÔÕ Õ
y
Ýä ×
å ×
ä Ô
ß Õ ×
Þ Ü
Ô Ø
Ü ÝÝ Üá Ù
Þ ×
Ü ä
ÛÜØ é×
ä á ×
â Ü Ú
× Ü
å ÛÜØ
Ú Ö
Û Þ
Ü ä
× Ø
Ú èá Þ
Ô Þ
× Ü
å ×
x
Ùá Þ
× ØÛ
× ê
Secara singkat dapat diartikan nilai adalah kepercayaan bahwa suatu tindakan atau hasil memiliki suatu kelebihan baik
secara sosial atau personal dibandinkan hal lain yang berbeda atau yang menjadi kebalikannya.
50
Selain itu juga nilai dapat didefinisikan sebagai suatu ide yang relatif konstan tentang suatu prilaku. Nilai tersebut dikembangkan untuk memberikan
filter penting dalam menyeleksi input, menghubungkan pikiran dan perasaan dengan tindakan disamping mencakup pembahasan sistem pengaturannya.
51
48
Rahmat Mulyana,
ë
en g
ì
rtiku
íì
sik
ì
n
î
en d
id ik
ì
n
ïðí ì
i , Bandung: ALFABETA. 2004. h. 79.
49
So dun Akbar, Pelakonan Sebagai Pendekatan unggulan Dalam Pendidikan Nilai, dalam
ñ
u rn
ì
l
î
en d
id ik
ì
n
ïðí ì
i . Th1, No 2, Mei 1996. h. 69-70.
50
Lim Loong Fatt,
ò
n cu
lc
ì
tin g
ó ì
lu es
ô
h ro
u g
h
õ
cien ce
î
r
ì
tic
ì
l
ö
o rk
, makalah disampaikan dalam seminar
ò
n tern
ì
tio n
ì
l
õ
em in
ì
r
÷ø ùú
velo p
m en
t o f
ó ì
lu e
ò
n
ë ì
th e
û ì
tics
ü
n d
õ
cien ce
ý
d u
c
ì
tio n
þ ÿ
ì
cu lty o
f
ý
d u
c
ì
tio n
þ ø
iversity o f
ë ì í ì
y
ì
, 3 Agustus 2007, h. 3.
51
Sutarno, Nilai dan Pendekatan Pendidikan Nilai, dalam
ñ
u rn
ì
l
î
en d
id ik
ì
n
ïð íì
i . Th6, No 1,
februari 2000. h. 53.
Lebih tegasnya dapat dikatakan bahwa v u
es in
h eren
t o
f ed
u c
i p
ro cess
l level fro
m th
e system ic
in stitu
ti m
ro level
th ro
u g
h th
e m o
se level o
f cu rricu
lu m
d evelo
p m
en t
m m
en t
to th
e m icro
level o f cl
in te
ctio n
s e
i w
h ere th
e p l
m o
r ro le in
est ish
in g
sen se o
f p e
so ci
in d
en o
ty fo r th
e stu d
en t
secara singkat dapat diartikan bahwa Nilai merupakan bagian tak terpisahkan dalam semua
level proses pendidikan, mulai dari level makro berupa sistem internasional, melalui level pengembangan kurikulum dengan manajemen, hingga level makro
berupa interaksi dalam kelas, dimana nilai memainkan peran utama dalam mewujudkan, menimbulkan identitas sosial dan personal pada siswa.
52
Karakteristik nilai dapat dilihat dari u
e is n
t re ity
kata Ambroise 1987. Nilai yang abstrak itu dapat dilihat dari tiga realisi, yaitu pola
tingkah laku, pola pikiran dan sikap-sikap dari individu atau kelompok.
53
Setelah memahami karakteristik nilai dan pengertian nilai tersebut maka nilai-nilai dapat
disimpulkan sebagai penetapan yang menyangkut kualitas baik atau buruk terhadap pendidikan maupun terhadap siswa.
Sedangkan pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai- nilai dalam diri seseorang. Pendidikan nilai tidak harus merupakan suatu program
atau pelajaran khusus, seperti pelajaran menggambar atau bahasa Inggris, tetapi lebih merupakan suatu dimensi dari seluruh usaha pendidikan. Dalam dunia
pendidikan seorang pendidik tidak hanya mengembangkan teknologi atau memtransfer ilmu yang dimiliki, dan keterampilan saja, tetapi juga ingin
mengembangkan aspek-aspek lainnya seperi kepribadian, etika moral dan lain-lain yang kesemuanya dapat disebut dengan pendekatan nilai.
54
Begitupun seperti yang diungkap oleh Sastrapratedja kaswardi, 1993:3-4 secara rinci mengatakan:
Perubahan kondisi sosial ekonomi yang dipacu oleh perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, membawa serta perubahan-perubahan dalam cara
52
Alan J. Bioshop, Vallue in Matematic and Science Education: Silasities And Differences, u
rn l
3 vo
n o
The Montana Mathematics Enthusiast.
53
Sumarsono, Pendidikan Nilai: Karakteristik, Peluang,dan pelaksanaan, u
rn l
n ek
id y
+
in g
r
,
Edisi Khusus Th. XXXIII September 2000, h. 1.
54
Kaswardi, EM. K.
+
en d
id ik
n
-
i
.
e su
ki h
u n
, Jakarta: PT. Grasindo.1993. h. 3- 4.
berfikir, cara menilai, cara menghargai hidup dan kenyataan. Ini semua membawa kekaburan dimensi nilai yang sebenarnya selalu ada dalam proses perkembangan
masyarakat serta pribadi seseorang.oleh karena itu menjadi tanggung jawab pendidik untuk 1 melihat implikasi nilai etik dalam setiap proses yang terjadi 2
membantu untuk berkembangnya nilai-nilai dalam diri seseorang, dan 3 membantu agar anak didik dapat mengambil sikap dan keputusan dalam
merencanakan kehidupan secara berarti. Pendidikan nilai dalam pembelajaran merupakan salah satu pendekatan
terpadu karena melibatkan disiplin ilmu agama yang secara bertahap bisa mempengaruhi terhadap nilai-nilai yang lainnya seperti menurut Einstein, bahwa
sains mengandung lima nilai:
55
1. Nilai Praktis
Nilai praktis adalah kandungan nilai yang berhubungan dengan aspek- aspek manfaat sains untuk kehidupan manusia. Sains telah membuka jalan ke arah
penemuan-penemuan yang manfaatnya langsung dapat digunakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Aplikasi penerapan sains dalam bidang ini
adalah teknologi. 2.
Nilai Religius Nilai religius merupakan nilai yang dapat membangkitkan rasa percaya
dan menanamkan keyakinan bahwa sesuatu yang ada mesti ada yang menciptakan dan yang mengatur, yang akhirnya timbul kesadaran adanya Allah. Seorang yang
beragama akan lebih tebal keimanannya kepada Tuhan karena kepercayaan tentang adanya Tuhan tidak hanya disokong oleh dogma-dogma, ayat-ayat Al-
Qur an, melainkan juga oleh ratio yang ditunjang oleh segala pengamatan yang merupakan manifestasi kebesaran Tuhan.
3. Nilai Intelektual
Nilai intelektual adalah kandungan nilai yang mengajarkan kecerdasan seseorang dalam menggunakan akalnya untuk memahami sesuatu dengan tidak
mempercayai tahayul atau kebenaran mistik, tetapi agar lebih kritis, analitis, dan
55
Suroso Adi Yudianto,
1 2 3 2 4565 3
7 82 6 9
: 6; 5 = 5 3
? ? 2 3 A
? 8
2 ? B
Bandung: Mugni Sejahtera, 2005, h. 13.
kreatif sikap ilmiah terhadap pemecahan masalah yang lebih
efektif dan efisien. 4.
Nilai Sosial-Politik Nilai ini merupakan suatu model menjalin hubungan sesama manusia
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tetapi senantiasa memerlukan yang lain dalam melakukan berbagai kegiatan. Di bidang politik, kemajuan sains suatu
negara akan menempatkan negara itu dalam kedudukan politik yang menguntungkan.
5. Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan adalah kandungan nilai yang dapat memberi inspirasi atau idea untuk pemenuhan kebutuhan manusia dengan belajar dari prinsip-
prinsip atau aturan-aturan yang berlaku dalam sains. Walaupun demikian sebutan nilai-nilai tersebut ada unsur kesamaan dan
perbedaan dalam pengertiannya antara ahli yang satu dengan ahli lainnya.
Gambar 2.5 Nilai Sains Menurut Einstein
Science without religion is blind, religion without science is limb
kreatif sikap ilmiah
C DEF GH EI ED JHH
E H KLF
terhadap pemecahan masalah yang lebih efektif dan efisien.
4. Nilai Sosial-Politik
Nilai ini merupakan suatu model menjalin hubungan sesama manusia makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tetapi senantiasa memerlukan yang
lain dalam melakukan berbagai kegiatan. Di bidang politik, kemajuan sains suatu negara akan menempatkan negara itu dalam kedudukan politik yang
menguntungkan. 5.
Nilai Pendidikan Nilai pendidikan adalah kandungan nilai yang dapat memberi inspirasi
atau idea untuk pemenuhan kebutuhan manusia dengan belajar dari prinsip- prinsip atau aturan-aturan yang berlaku dalam sains.
Walaupun demikian sebutan nilai-nilai tersebut ada unsur kesamaan dan perbedaan dalam pengertiannya antara ahli yang satu dengan ahli lainnya.
Gambar 2.5 Nilai Sains Menurut Einstein
Science without religion is blind, religion without science is limb
kreatif sikap ilmiah terhadap pemecahan masalah yang lebih
efektif dan efisien. 4.
Nilai Sosial-Politik Nilai ini merupakan suatu model menjalin hubungan sesama manusia
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tetapi senantiasa memerlukan yang lain dalam melakukan berbagai kegiatan. Di bidang politik, kemajuan sains suatu
negara akan menempatkan negara itu dalam kedudukan politik yang menguntungkan.
5. Nilai Pendidikan
Nilai pendidikan adalah kandungan nilai yang dapat memberi inspirasi atau idea untuk pemenuhan kebutuhan manusia dengan belajar dari prinsip-
prinsip atau aturan-aturan yang berlaku dalam sains. Walaupun demikian sebutan nilai-nilai tersebut ada unsur kesamaan dan
perbedaan dalam pengertiannya antara ahli yang satu dengan ahli lainnya.
Gambar 2.5 Nilai Sains Menurut Einstein
Science without religion is blind, religion without science is limb
Bishop dalam jurnalnya mengklasifikasikan nilai dalam pendidikan sains, yakni:
56
Tabel 2.1 Nilai dalam sains Sains
Rasionalisme
Sebab, penjelasan, alasan hipotetis, abstraksi, pemikiran logis, teori
Empiris
Atomisme, tujuan, materialisasi, simbolisasi, pemikiran analogis, pengukuran, ketepatan, koherensi, ketertarikan, keterbatasan, identifikasi masalah
Kontrol
Prediksi, penguasaan masalah, pengetahuan, aturan, paradigma, kondisi aktifitas
Kemajuan
Pertumbuhan, perkembangan pengetahuan secara kumulatif, generalisasi, pemahaman mendalam, alternatif kemungkinan
Keterbukaan
Artikulasi, sharing, kredibilitas, kebebasan individu, konstruksi pribadi
Misteri
Intuisi, perkiraan, khayalan, keingintahuan, kesan
D. Konsep Energi