sebelum tahun 1964 sehingga dapat menjadi perbandingan dengan perkembangannya di tahun 1964-1990.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan P.T. Lonsum di Sumatera utara sebelum
tahun 1964 2.
Bagaimana Perkembangan P.T. Lonsum Periode 1964-1990 3.
Apa kontribusi P.T. Lonsum di Sumatera utara terhadap pembangunan dan masyarakat sekitar di Sumatera Utara.
1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk: 1.
Menguraikan perkembangan P.T. Lonsum sebelum tahun 1964. 2.
Mengetahui perkembangan P.T. Lonsum di Sumatera utara periode 1964-1990
3. Mengetahui kontribusi P.T. Lonsum di Sumatera Utara terhadap
perekonomian di Sumatera utara Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk
1. Menambah referensi tentang sejarah perkebunan swasta, khususnya di
Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
2. Menjadi masukan bagi P.T. Lonsum sehingga dapat lebih
mengembangkan perusahaannya di masa yang akan datang. 3.
Menjadi acuan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan terhadap subsektor perkebunan swasta, khususnya di Sumatera Utara.
1.4 Tinjauan Pustaka
Kajian tentang Sejarah Perkebunan, tidak terlepas dari segi-segi sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Untuk itulah seorang penulis yang meneliti Sejarah
Perkebunan harus dilengkapi dengan pendekatan berbagai segi yaitu teori ilmu sosial seperti Sosiologi, Antropologi, Politik dan Ekonomi sebagai upaya
mengupas peristiwa sejarah lebih dalam lagi.
5
Biro Pusat Statistik dalam laporannya yang berjudul Statistik Perkebunan Besar 1986, menguraikan hasil analisa terhadap perkebunan-
perkebunan besar tahun 1986, menjelaskan bagaimana gambaran keadaan perkebunan-perkebunan besar di Indonesia pada tahun 1986. Hasil analisa ini
menjelaskan bahwa perkebunan-perkebunan sangat besar kontribusinya terhadap pendapatan nasional dan kepada masyarakat di sekitarnya. Salah satu peran
berdirinya sebuah perusahaan perkebunan adalah menyerap banyak tenaga banyak kerja, sebab perkebunan pada dasarnya menggunakan buruh atau tenaga kerja
sebagai tenaga pokok. Dikarenakan usaha perkebunan kurang membutuhkan
5
Sartono Kartodirdjo, Beberapa Kecenderungan Dari Study Sejarah di Indonesia Dalm Sejarah Indonesia Dalam Monograf, Yoyakarta: Jurusan Sejarah Dan Geografi Sosial IKIP Sanata
Dharma. 1980. Hlm.9
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan mesin, maka secara otomatis ketika perkebunan dibuka akan menyerap tenaga kerja yang besar.
6
Penjelasan berikutnya diuraikan tentang arti penting sistem perkebunan terhadap kehidupan sekitar. Perkebunan pada dasarnya adalah penanaman
tanaman-tanaman keras, yang umur tanamannya tergolong panjang, bukan seperti tanam non perkebunan lainnya. Penanaman tanaman produksi berarti melakukan
penghijauan kembali, walaupun hal ini tidak sebagai tujuan langsung. Tanaman perkebunan akan mempengaruhi ekosistem lingkungan, sebab tanaman
perkebunan pada dasarnya sama dengan proses biologis tanaman yang lain.
7
Perkebunan sedikit banyaknya turut menjaga kelestarian alam, penjagaan antara kadar air dalam tanah, pertukaran udara dan ekosistem yang lainnya.
Departemen penerangan dalam buku yang diterbitkannya dengan judul,
Peranan Komoditi Perkebunan Sebagai Sumber Devisa Negara, menjelaskan,
bagaimana kedaan Indonesia sebagai wilayah yang subur sangat orientik dijadikan sebagai wilayah perkebuanan. Tanah yang subur, dan keadaan alam tetap stabil
tanpa musim-musim tertentu yang durasi waktunya sangat lama
8
. Kondisi alam ini akan menjadi faktor utama yang mendukung alam
Indonesia sangat sesuai dijadikan sebagai budidaya tanaman Perkebunan. Pertumbuhan tanaman tetap terjamin sebab lingkungan sangat mendukung. Untuk
itulah, pemerintah memberikan peluang yang besar terhadap pembukaan lahan perkebunan dengan proses yang tidak menyulitkan.
6
Biro Pusat Statistik, Statistik Perkebuanan Besar 1986, Jakarta: BPS. 1986. Hal 3
7
Ibid
8
Departemen Penerangan RI, Peranan Komodity Perkebunan Sebagai Sumber Devisa Negara 1979-1980, Jakarta 1982. Hlm.2
Universitas Sumatera Utara
Buku ini menjelaskan, hasil-hasil dari produksi tanaman perkebunan yang pada dasarnya tingkat pemasarannya berlevel internasional. Proses ini berdampak
pada meningkatnya taraf perekonomian Indonesia di pasaran internasional, seperti yang terjadi sejak tahun 1968 di Indonesia telah mampu mengekspor produksi
perkebunan keluar negeri seperti karet, teh, kopi, coklat, minyak kelapa sawit, kina, tebu dan komoditi tanaman perkebunan lainnya.
Pada babakan selanjutnya, buku ini menjelaskan bahwa pulau Sumatera menduduki peringkat pertama dalam penyediaan lahan perkebunan baik
perkebunan swasta maupun perkebunan yang dikelola oleh pemerintah PTPN. Sumatera Utara menduduki peringkat pertama dalam hal ini.
1.5 Metode Penelitian