Peralihan Tanaman Produksi Teman-teman angkatan 2002 yang telah banyak membantu dalam masa

3.2 Peralihan Tanaman Produksi

Sejak dimulainya sistem perkebunan di Sumatera Timur Deli pada pertengahan tahun 1800-an, perkebunan ditujukan adalah untuk kegiatan kapitalisme internasional. Terbukti dari penjualan hasil perkebunan pertama ke- Rotterdam, Belanda oleh pengusaha Belanda bernama Nienhuys. Hasil perkebunan pertama tersebut adalah tembakau yang ditanam di atas wilayah Deli. 32 Hasil perkebunan milik Belanda di pasarkan di negaranya sendiri yaitu Belanda, sedangkan negara-negara lainnya yang memiliki perusahaan perkebunan di Sumatera Timur, juga memasarkan hasil perkebunannya di negaranya masing- masing. Demikianlah, P.T. London Sumatra, sebagai perusahaan perkebunan milik pengusaha Inggris, hasil produksi perkebunannya dipasarkan di London, Inggris. Dari latarbelakang pemasaran hasil perkebunan ke London, maka produksi perkebunan disesuaikan dengan pangsa pasar, atau permintaan pasar di London. Sejak tahun 1906, perusahan telah melakukan pengiriman hasil produksi ke London. Masa era sebelum kemerdekaan fokus tanaman yang ditanam oleh perusahaan P.T. London Sumatra adalah kopi, kakao, teh dan sebagian besar areal perkebunan menanam karet. P.T. London Sumatra sering melakukan peralihan tanaman pokok produksi. Hal ini dilakukan adalah untuk meningkatkan 32 Luckman Sinar, Obcit, Hlm.25 Universitas Sumatera Utara produktivitas perusahaan agar selalu meningkat dan menjaga keberlangsungan produksi oleh para pelanggannya di pasaran Eropa. Walaupun melakukan peralihan tanaman pokok produksi, tetapi tanaman yang bukan tanaman pokok tidak dihentikan secara total, tetapi tetap ditanam pada areal yang dinyatakan oleh P.T. Londom Sumatra paling sesuai antara kondisi tanahnya dengan tanamannya. Hal ini terlihat hingga tahun 1990 tanaman- tanaman yang posisinya sebagai tanaman pokok produksi pada beberapa tahun sebelumnya tetap ditanam. Empat tanaman produksi di era sebelum kemerdekaan yang dijadikan tanaman produksi oleh P.T. London Sumatra, yaitu karet, teh, kakao dan kopi. Pemilihan tanaman ini didasarkan pada kebutuhan masyarakat Eropa, bukan berdasarkan permintaan industri di Inggris. Kecuali karet, hasil produksi P.T. London Sumatra saat itu masih menggunakan nama Harrison Crossfield Ltd memproduksi bahan jadi, bukan bahan mentah. Tanaman karet bukanlah sebagai tanaman pokok produksi perkebunan oleh P.T. London Sumatra di masa sebelum kemerdekaan,. Tanaman yang paling dominan adalah tanaman kopi, teh dan kakao. Hasil produksi hampir 100 dipasarkan di Eropa, tepatnya Inggris. Kecuali karet, bahan yang dihasilkan oleh P.T. London Sumatra adalah hasil perkebunan yang sifatnya kebutuhan langsung. Setelah Indonesia melampaui perang mempertahankan kedaulatan yakni tahun 1947-sampai tahun 1950, maka segala aktivitas perkebunan dan juga administrasi lainnya diserahkan kepada Indonesia bukan lagi kepada Belanda. Demikian halnya dengan admistrasi perkebunan dan jenis usaha lainnya yang Universitas Sumatera Utara sebelumnya berada di tangan pemerintahan tradisional dan kolonial Belanda. Masa peralihan ini dimanfaatkan oleh P.T. London Sumatra memperjelas status tanah yang digunakannya yang diperoleh sebelum Indonesia merdeka. Tanah didasarkan pada Undang - undang berlaku di Indonesia Setelah status tanah menjadi hak guna usaha dari pemerintah Indonesia, maka P.T. London Sumatra semakin berani menggunakan tanah untuk penanaman produksi perkebunan. Babakan ini dijadikan P.T. London Sumatra sebagai masa peralihan tanaman, dari tanaman yang bersifat variatif ke sistem tanaman pokok produksi. Peralihan tanaman ini juga dipengaruhi P.T. London Sumatera yang pusatnya adalah Harrison Crossfield Ltd di London Inggris, mengarahkan aktivitasnya ke bidang Industri. P.T. London Sumatra sebagai basis yang bergerak dalam bidang perkebunan diarahkan ke dalam penanaman karet. Perobahan ini dimulai sejak tahun 1950, dan akhir tahun 1960-an. Sejak itu produsi pokok yang dihasilkan oleh P.T. London Sumatra adalah getah karet. Kondisi tanaman perkebunan pada tahun 1970-an, berdasarkan tanaman produksi adalah sebagai berikut: Tabel 2 Lahan Perkebunan Dan Tanaman Produsi P.T. London Sumatra Tahun 1970 No Nama Perkebunan Daerah Propinsi Tanaman Produksi 1 Dolok Asahan Sumatera utara Karet Universitas Sumatera Utara 2 Gunung Melayu Asahan Sumatera utara Karet 3 Begerpang Deli Serdang Sumatera utara Karet 4 Rambong Sialang Deli Serdang Sumatera utara Karet, Kakao 5 Sei Merah Deli Serdang Sumatera utara Karet 6 Si Bulan Deli Serdang Sumatera Utara Karet 7 Bungara Langkat Sumatera Utara Karet, Kakao 8 Turangie Langkat Sumatera Utara Karet, Kakao 9 Pulo Rambong Langkat Sumatera Utara Karet 10 Sai Rumbia Labuhan Batu Sumatera Utara Karet 11 Bah Balian Simalungun Sumatera Utara Karet, The 12 Bah Lias Simalungun Sumatera Utara Karet, Teh Sumber: Arsip P.T. London Sumatera, yang berjudul: Luas Areal Tertanam 1970 Dari total keseluruhan tabel di atas, areal P.T. London Sumatra yang ditanami karet telah mencapai 20.000 Ha dua puluh ribu hektar, dengan pola penanaman bertahap. Pola penanaman bertahap ini dilakukan dengan cara mempertahankan perusahaan untuk tetap berproduksi walaupun sudah melakukan konversi pergantian tanaman pokok produksi. 33 Perkebunan karet milik P.T. London Sumatra yang berpusat di Sumatera Utara menjadi pengkespor utama karet ke Inggris. Hal ini dilakukan sebab sejak awal tahun 1950-an perusahaan ban raksasa di Inggris bernama Dunlop mulai 33 Arsip P.T. London Sumatera yang berjudul. Peralihan Tanaman Produski Hal . Universitas Sumatera Utara beroperasi. Perusahaan tersebut sangat membutuhkan bahan mentah dari getah karet dengan jumlah yang sangat besar, untuk pembuatan ban kendaraan. Tahun 1960-an perusahaan perkebunan P.T. London Sumatra telah memperoleh keuntungan perusahaannya sebanyak 79 dari produksi karet. Hasil yang dicapai oleh perusahaan ini menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan perusahaan semakin berkembang. Perusahaan P.T. London Sumatra mampu menyaingi perusahaan milik pemerintah, yang juga menjadikan karet sebagai produksi utama perkebunannya masa itu. Perkebunan karet memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan pendapatan di Sumatera Utara. Karet pemerintah dan karet swasta, salah satunya adalah P.T London Sumatra sebagai perusahaan perkebunan karet terbesar telah menyumbang 50,29 dari hasil karet Indonesia pada tahun 1983. Luas areal di Sumatera Utara yang ditanami karet baik milik pemerintah mapun swasta adalah 224.432 Ha. 34 Tanaman karet yang ditanam oleh P.T. London Sumatra merupakan tanaman dengan varietas unggul. Hal ini dilatarbelakangi karena perusahaan selalu melakukan penelitian terhadap jenis penyakit, dan juga gejala-gejala yang mengakibatkan tanaman tersebut mengalami gangguan pertumbuhan atau gangguan dalam menghasilkan getah. Proses ini telah dilakukan sejak P.T. London Sumatra menjadikan tanaman karet sebagai tanaman utama perkebunan. Lembaga penelitian tersebut dinamakan dengan Bah Lias Research Station BLRS, yang terdapat di Simalungun, Sumatera Utara. 34 Badan Pusat Statistik, Statistik Perkebunan Besar 1983. Jakarta: BPS, 1983, Hlm: 7 Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian yang sudah ditemukan oleh departeman milik P.T. London Sumatra tersebut pada dasarnya diumumkan kepada masyarakat juga, sebagai wujud kepedulian terhadap rakyat yang memilki perkebunan karet rakyat. BLRS telah berhasil mengembangkan benih unggul dengan metode penggunaan plasma nutfah dalam kultur jaringan sebagai upaya mengusahakan tanaman dalam menghasilkan produksi tinggi atau yang disebut dalam bahasa biologinya yaitu Klon Dura. 35 Bibit-bibit Karet hasil pembibitan dengan metode yang dikembangkan oleh lembaga penelitian P.T. London Sumatera diusahakan dipasarkan kepada umum. Tujuan ini dilakukan supaya mesyarakat ataupun kelompok perkebunan yang lainnya memperoleh hasil yang maksimal dari perkebunannya masing- masing. Tanaman Karet digunakan oleh P.T London Sumatra menjadi tanaman produksi berakhir tahun 1970. Tanaman karet telah dijadikan sebagai tanaman produksi perkebunan selama 30 tahun, dan sebagian besar tanaman dapat digolongkan telah mencapai umur tua. Di awal tahun 1980-an perkebunan London Sumatra mulai melakukan pergantian tanaman produksi, yaitu dari tanaman karet ke tanaman produksi kelapa sawit. Selang lima tahun yaitu tahun 1980 hingga tahun 1985 pergantian tanaman produksi dilakukan. Kelapa sawit yang dinilai lebih memberikan peluang baru dari semua tanaman produksi menjadikan P.T. London Sumatra mengkonversi tanaman produksinya. 35 Arsip Lembaga Penelitian P.T. London Sumatera, yang Berjudul: Bah Lias Research Universitas Sumatera Utara Lahan P.T. London Sumatra yang tergolong baru, yaitu di Sumatera Selatan adalah wilayah sangat sesuai untuk penanaman tanaman produksi kelapa sawit. Demikian halnya dengan areal yang terdapat di wilayah Sumatera Utara adalah jenis tanah yang sangat sesuai dengan pertumbuhan kelapa sawit. Dalam jangka waktu lima tahun, produksi perkebunan sawit London Sumatra telah tergolong besar. Sukses dalam mengelola kelapa sawit, maka perusahaan semakin mengurangi tanaman produksi perkebunan yang lain. Bahkan, P.T. London Sumatra melakukan pencarian lahan-lahan baru untuk penanaman tanaman perkebunan yang lain. Lahan-lahan yang diutamakan menjadi lahan baru difokuskan pada daerah-daerah yang sebelumnya adalah bekas perkebunan karet, kelapa sawit, teh, kopi dan coklat. Hal ini dilakukan oleh P.T London Sumatra adalah untuk memastikan suatu daerah adalah baik untuk pertumbuhan tanaman produksi perkebunan. Awal tahun 1990, P.T London Sumatra berhasil memperoleh beberapa areal perkebunan di berbagai daerah di Indonesia dengan perjanjian kontrak lahan perkebunan. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah: 1. P.T. Nagodang Plantation Company 2. P.T. Saibulan Plantation Company 3. P.T. Perusahaan Perkebunan Bajue Kidoel 4. P.T. Perusahaan Perkebunan Sulawesi 36 Station London Sumatera. Universitas Sumatera Utara Dengan disepakatinya perjanjian tersebut, maka segera P.T. London Sumatra melakukan penanaman pada lahan tersebut, yaitu tanaman karet, kopi, kelapa sawit, teh, dan coklat dengan perincian tanaman produksi pada tahun 1990an adalah sebagai berikut: Tabel 3 Lahan Perkebunan Dan Tanaman Produsi P.T. London Sumatera Tahun 1990 No Nama Perkebunan Daerah Propinsi Tanaman Produksi 1 Dolok Asahan Sumatera utara Kelapa Sawit 2 Gunung Melayu Asahan Sumatera utara Kelapa Sawit 3 Begerpang Deli Serdang Sumatera utara Kelapa Sawit, Karet 4 Rambong Sialang Deli Serdang Sumatera utara Kelapa Sawit, Kakao 5 Sei Merah Deli Serdang Sumatera utara Kelapa Sawit 6 Si Bulan Deli Serdang Sumatera Utara Kelapa Sawit, Karet 7 Bungara Langkat Sumatera Utara Kelapa Sawit 8 Turangie Langkat Sumatera Utara Kelapa Sawit 9 Pulo Rambong Langkat Sumatera Utara Kelapa Sawit 10 Sai Rumbia Labuhan Batu Sumatera Utara Karet, Kelapa Sawit 11 Bah Balian Simalungun Sumatera Utara Karet, Kelapa Sawit 12 Bah Lias Simalungun Sumatera Utara Karet, Teh 36 P.T. London Sumatera, Profil Perusahaan PT London Sumatra Indonesia Tbk. Sumatera Utara: Lonsum Press. 2005. Hlm. 36 Universitas Sumatera Utara Sumber: Arsip P.T. London Sumatera yang berjudul: Tanaman Produksi Perkebunan P.T. London Sumatera. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tanaman produksi yang paling dominan adalah kelapa sawit. Hasil produksi sawit yang dominan membuat perusahaan tertarik dalam mengelola sendiri hasil produksi.

3.3 Peningkatan Produksi Dan Pengelolaan Hasil Perkebunan