Perluasan Areal Perkebunan Teman-teman angkatan 2002 yang telah banyak membantu dalam masa

BAB III P.T. PP LONDON SUMATRA INDONESIA TBK DI SUMATERA UTARA TAHUN 1964-1990

3.1 Perluasan Areal Perkebunan

Usaha perkebunan adalah satu sumber pendapatan usaha besar di Indonesia. Dikarenakan kontribusinya yang sangat besar terhadap keuangan negara, maka perkebunan dijadikan sebagai salah satu usaha yang sangat produktif. Dampak negatif yang ditimbulkan dari perkebunan sangat minim, berbeda dengan dampak yang ditimbulkan jenis usaha yang bergerak dalam bidang industri. Hal ini memberikan ketertarikan dari banyak kalangan terhadap pembukaan usaha perkebunan di Indonesia. Usaha perkebunan yang sejak masa penjajahan Belanda sudah dikembang, hingga Indonesia merdeka sistem ini tetap dipertahankan. Sejak tahun 1960-an, pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan tentang luas areal perkebunan yang akan dikelola oleh perusahaan perkebunan. Pemerintah melalui menteri perkebunan memberikan jaminan kepada pengusaha tentang kebebasan pengusaha dalam mengusai tanah kosong utuk perkebunan tanpa membatasi luas areal. 25 Tindakan ini lakukan oleh pemerintah dengan dilatarbelakangi fungsi dari perkebunan itu sendiri yang tergolong besar. Penggunaan lahan kosong atau lahan 25 Badan Pusat Statistik, Statistik Perkebunan Besar di Indonesia, Jakarta: BPS Perkebunan. 1983, Hlm.iii Universitas Sumatera Utara yang tidak menghasilkan menjadi lahan perkebunan memberikan keuntungan yang sangat besar terhadap perkembangan perekonomian maupun kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Pemberian lahan kosong untuk dikelola oleh pemerintah kepada pihak swasta bertujuan menjadikan lahan yang tidak berproduksi, menjadi daerah perkebunan dalam hal sebagai daerah yang menghasilkan. Kesempatan ini menjadi peluang kepada pengusaha perkebunan, termasuk di antaranya pengusaha P.T. London Sumatra. Harrison Crossfield Ltd, yang berubah nama menjadi P.T. London Sumatra melaksanakan kesempatan yang diberikan oleh pemerintah tersebut. Banyak daerah yang tidak berpenduduk menjadi pilihan perusahaan perkebunan tersebut. Daerah daerah yang dikontrak sebagai lahan baru dari P.T. London Sumatra adalah daerah yang baik untuk ditanami dengan tanaman perkebunan karet, kakao, teh dan tanaman produksi perkebunan lainnya. Sebelum kemerdekaan P.T. London Sumatra hanya menempatkan lokasi perkebunannya di sekitar Sumatera Utara, tepatnya di kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedagai sekarang, dengan empat daerah yang tidak jauh jaraknya. Perkebunan tersebut adalah perkebunan Bagerpang, perkebunan Rambong Sialang, perkebunan Sei Merah dan perkebunan Si Bulan, dengan jumlah areal keseluruhan kurang lebih 10.000 hektar sepuluh ribu hektar. 26 Luas areal ini bertahan sampai berakhirnya masa proses nasionalisasi perkebunan milik asing di Indonesia, tepatnya tahun 1960. Perkebunan milik 26 Arsip P.T. London Sumatra yang berjudul Lokasi Kebun, Hlm 1 Universitas Sumatera Utara pengusaha Belanda dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia karena dinilai proses perolehan tanah tersebut bukan berdasarkan kesepakatan, sehingga ditarik kembali oleh pemerintah Indonesia. Proses nasionalisasi tidak memberikan dampak yang merugikan bagi P.T. London Sumatera, sebab tanah yang digunakan oleh perusahaan tersebut mempunyai dasar hukum yang jelas dari sultan-sultan Deli dan juga sultan-sultan yang berkuasa di Serdang. Tanah yang diusahai PT. London Sumatera prosesnya adalah kontrak tanah, dengan mendapat hak guna usaha terhadap tanah tersebut. Era baru perkebunan di Indonesia, yaitu tahun 1960-an, pemerintah membuka kesempatan kepada pengusaha dan juga kepada masyarakat dalam bidang perkebunan. P.T. London Sumatra menggunakan kesempatan emas tersebut untuk mengembangkan perusahaannya melalui perluasan lahan. Pertambahan areal dari P.T. London Sumatra adalah areal di luar Deli Serdang, tetapi masih di Sumatera Utara, yaitu di kabupaten Langkat, Asahan dan Labuhan Batu. P.T. London Sumatera membuka 6 wilayah perkebunan wilayah sekaligus di tiga kabupaten yang sudah di sebutkan sebelumnya. Lokasi–lokasi tersebut adalah: Perkebunan Dolok di Kabupaten Asahan Perkebunan Gunung Malayu di Kabupaten Asahan Perkebunan Bungara di Kabupaten Langkat Perkebunan Turangie di Kabupaten Langkat Perkebunan Pulo Rambong di Kabupaten Langkat Universitas Sumatera Utara Perkebunan Sei Rumbia di Kabupaten Labuhan Batu. 27 Hingga pertengahan tahun 1960-an, areal perkebunan P.T. London Sumatra terus diperluas dengan menambah areal perkebunan. Penambahan areal ini dilatar belakangi semakin meningkatnya permintaan pasar internasional akan produksi karet. Wilayah yang baru dibuka tersebut berada di kabupaten Simalungun dengan nama perkebunan, Bah Bulian dan Bah Lias, yang difokuskan sebagai areal penanaman produksi karet. Pertambahan perkebunan Bah Lias dan Bah Bulian, menjadikan wilayah perkebunan P.T London Sumatera sudah mencapai luas kurang lebih 30.000 ribu hektar tiga puluh ribu hektar yang terdapat di lima kabupaten propinsi di Sumatera Utara, dengan jumlah perkebunan sebanyak 12 perkebunan. Keduabelas perkebunan tersebut dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 1: LAHAN PERKEBUNAN P.T. LONDON SUMATRA 1960-1970 No Nama Kebun Daerah Propinsi 1 Dolok Asahan Sumatera Utara 2 Gunung Malayu Asahan Sumatera Utara 3 Begerpang Deli Serdang Sumatera Utara 4 Rambong Sialang Deli Serdang Sumatera Utara 5 Sei Merah Deli Serdang Sumatera Utara 6 Si Bulan Deli Serdang Sumatera Utara 27 Laporan Tahunan P.T. London Sumatera tahun 1980, yang berjudul: Memadukan Dan Memaksimalkan Kemampuan Produksi Primer. Hlm 4 Universitas Sumatera Utara 7 Bungara Langkat Sumatera Utara 8 Turangie Langkat Sumatera Utara 9 Pulo Rambong Langkat Sumatera Utara 10 Sei Rumbiya Labuhan Batu Sumatera Utara 11 Bah Bulian Simalungun Sumatera Utara 12 Bah Lias Simalungun Sumatera Utara Sumber: Arsip P.T. London Sumatra yang berjudul Penjualan Produksi, Hlm 1. Pada akhir tahun 1970-an, lahan P.T. London Sumatra telah mencapai 35. 000 hektar, di mana areal kebun mulai dikembangkan di propinsi-propinsi luar Sumatera Utara. Perluasan areal London Sumatra tersebut semakin besar setelah tahun 1980-an. Keberhasilan yang dicapai di Propinsi Sumatera Utara kemudian diikuti dengan kebijakan membuka lahan-lahan baru di luar propinsi ini, terutama di Sumatera Selatan. Perluasan ini bahkan kemudian diikuti dengan pembukaan diereal-areal baru di pulau Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Perkebunan yang baru terbentuk di Sumatera Selatan pada dasarnya terdapat di wilayah Musi Rawas, yang terdiri dari beberapa kelompok perkebunan, seperti Bukit Hijau, Belani Elok, Batu Cemerlang, Gunung Bais dan Ketapat Bening dengan luas wilayah keseluruhan ±15.000 hektar, dengan tanaman produksi difokuskan pada tanaman karet dan kelapa sawit. 28 28 Sumber: Arsp P.T. London Sumatra Tahun 1985, yang berjudul Lokasi Perkebunan. Universitas Sumatera Utara Tahun 1990, areal perkebunan P.T. London Sumatera telah diperluas hingga sampai ke luar pulau Sumatera, yaitu wilayah Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Pembukaan wilayah ini menjadikan London Sumatra menjadi perkebunan swasta terbesar di Indonesia dan salah satu perkebunan terkemuka di Asia pada tahun 1990-an. 29 Setelah P.T. London Sumatra membuka wilayahnya di berbagai propinsi di Indonesia, maka luas areal perkebunan telah mencapai ± 50.000 Hektar kurang lebih lima puluh ribu hektar, dengan daerah paling luas berada di wilayah Sumatera Selatan. 30 Perkebunan P.T. London Sumatra selalu berusaha meningkatkan lahan perkebunannya dengan melipat gandakan keuntungan untuk penambahan areal perkebunan. Guna mendapat areal yang lebih subur dan sangat sesuai dengan perkembangan tanaman produsi perkebunan, P.T. London Sumatera telah mendirikan penelitian tentang kualitas tanah. Aktivitas ini dilakukan oleh perusahaan bukan semata-mata hanya untuk kepentingan P.T. London Sumatra sendiri, tetapi juga ditujukan untuk kepentingan perusahaan-perusahaan perkebunan lainnya, termasuk masyarakat. Lokasi penelitian tentang kualitas tanah tersebut berada di Sumatera Utara, yang dinamakan dengan Bah Lias Research station. 31 29 Arsip Pusat Penelitian Kelapa Sawit Sumatera Utara, yang berjudul Analisis Perkebunan-perkebunan Besar di Sumatera Utara. Hlm.2 30 Ibid. Hlm 4 31 Laporan Tahunan P.T. London Sumatera, Tahun 1990, Hlm 20. Universitas Sumatera Utara

3.2 Peralihan Tanaman Produksi