Tanggung Jawab Para Pihak dalam Pelaksanaan Pemborongan

1. timbulnya perang 2. pemberontakan di wilayah Republik Indonesia 3. keributan, kekacauan dan huru hara, bencana alam. Hal ini terjadi diluar kekuasaan pihak pertama dan pihak kedua tidak dapat melaksanakan kewajiban yang telah ditentukan dalam kontrak.

B. Tanggung Jawab Para Pihak dalam Pelaksanaan Pemborongan

Dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan ada yang merupakan tanggung jawab para pihak seperti pada Pasal 32 Keppres No. 80 2003, yaitu: 1. Setelah penandatangan kontrak, pengguna barang jasa segera melakukan pemeriksaan lapangan bersama-sama dengan penyedia barang jasa dan membuat berita acara keadaan lapangan serah terima lapangan. 2. Penyedia barang jasa dapat menerima uang muka dari pengguna barang jasa 3. Penyedia barang jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab seluruh pekerjaan utama dengan mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan cara dan alasan apapun, kecuali disubkontrakkan kepada penyedia barang jasa spesialis. 4. Terhadap pelanggaran atas larangan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk dan besarnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam kontrak. Di samping itu dapat dilihat juga yang menjadi hak dan kewajiban para pihak dalam Pasal 4 dan 5 dalam dokumen surat perjanjian yaitu: Universitas Sumatera Utara Dalam Pasal 5 mengenai hak dan kewajiban pihak pertama: a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak kedua b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kedua c. Membayar pekerjaan dengan harga kontrak yang telah ditetapkan oleh pihak kedua d. Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak kedua untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak. Dalam Pasal 4 hak dan kewajiban pihak kedua: a. Pihak kedua wajib membayar menyetor penerimaan negara berupa pajak- pajak dan retribusi batu pasir Galian Golongan C serta penerimaan lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan daerah yang berlaku. b. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang ditentukan dalam kontrak c. Berhak menerima fasilitas-fasilias dalam bentuk sarana dan prasarana dari pihak pertama untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak d. Melaporkan pekerjaan secara periodik kepada pihak pertama e. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan f. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan pihak pertama Universitas Sumatera Utara g. Memberikan hasil pekerjaan sesuai jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak h. Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melidungi lingkungan baik di dalam maupu di luar tempat kerja dan membatasi perusakan dan pengaruh gangguan kepada masyarakat maupun miliknya sebagai akibat polusi, kebisingan dan kerusakan lain sebagai akibat kegiatan kontraktor. Di samping yang telah penulis kemukakan di atas, ada juga yang merupakan tanggung jawab dari para pihak atas pelaksanaan perjanjian pemborongan pekerjaan. Pihak yang memberikan pekerjaan bertanggung jawab untuk memberikan ganti rugi yang layak dan perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan apabila terjadi force majeur selama pelaksanaan perjanjian. Bertanggung jawab atas kelalaian yang dilakukannya dalam menerima hasil kerja yang diberikan pihak pemborong. Pihak yang memborongkan juga bertanggung jawab atas bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan pemborongan apabila pihak pemborong hanya melakukan pekerjaan tanpa menyediakan bahan-bahan yang diperlukan, karena sewaktu-waktu harga bahan dapat naik melebihi anggaran yang telah dibuat Selain tanggung jawab pihak yang memborongkan, ada juga yang merupakan tanggung jawab pihak pemborong dimana kalau dalam perjanjian pemborongan, pemborong hanya melakukan pekerjaan saja, apabila pekerjaan itu musnah sebelum diserahkan maka pemborong hanya bertanggung jawab atas kemusnahan yang ditimbulkan oleh kesalahannya saja. Dan apabila dalam Universitas Sumatera Utara perjanjian pemborongan dimana pemborong selama melakukan pekerjaan juga menyediakan bahan-bahannya, apabila pekerjaan itu musnah sebelum diserahkan, maka pemborong bertanggung jawab baik karena kesalahannya maupun bukan karena kesalahannya, kecuali jika pihak yang memborongkan telah lalai menerima pekerjaan tersebut Pasal 1605 KUHPerdata maka pihak yang memborongkanlah yang bertanggung jawab atas kelalaiannya tersebut. 74 Selain itu pihak pemborong juga harus bertanggung jawab risiko yang dihadapinya yaitu, apabila penyelesaian pekerjaan tidak dilakukan tepat pada waktunya yang ditentukan Pasal 3 perjanjian ini , maka pihak kedua dikenakan denda sebesar 1 1000 dari harga kontrak, untuk setiap hari keterlambatan, dan setinggi-tingginya sebesar jaminan pelaksanaan 5 100. apabila pihak kedua tidak menjalankan peraturan berdasarkan uraian, syarat-syarat pekerjaan dan peraturan yang dikeluarkan atau perintah pihak pertama kepada pihak kedua dikenakan denda 1 1000 dari biaya kontrak, dengan ketentuan bahwa pihak kedua tetap diwajibkan memperbaiki pekerjaan yang dilalaikan tersebut. Apabila menurut pertimbangan pihak pertama atau petugas yang dihunjuk, dimana pihak kedua tidak dapat lagi menyelesaikan pekerjaan tersebut, maka pekerjaan borongan dicabut dan dialihkan kepada pihak ketiga. Apabila pihak kedua terbukti Dalam hal ini CV. Bagas selaku pihak pemborong atas kegiatan Peningkatan Saluran Irigasi Bondar Sitoman Sosor Pandan sep 75 m, melakukan pekerjaan sekaligus menyediakan bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. 74 Djumialdji, Op.cit, hal. 9. Universitas Sumatera Utara melakukan kecurangan pada saat pelaksanaan pekerjaan maka pihak kedua dikenakan sanksi berupa” a. Jaminan pelaksanaan dicairkan dan disetor ke kas Negara daerah b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh pihak kedua. Dan dikenakan daftar hitam untuk jangka waktu 1 satu tahun Berdasarkan surat perjanjian pemborongan pekerjaan kontrak, pada Pasal 9 menyebutkan pihak kedua dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang ditetapkan apabila terjadi keadaan memaksa force majeure. Hal ini disebabkan karena adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir dan bencana lainnya seperti huru hara, perang dan lain-lain yang nyata-nyata penghambat pelaksaanaan pekerjaan. Oleh karena hal tersebut maka pihak pertama memberikan perpanjangan waktu pelaksanaan kepada pihak kedua seperti yang dimuat dalam Pasal 16 dokumen surat perjanjian kontrak.

C. Penyelesaian Perselisihan yang Timbul dalam Pelaksanan Perjanjian pemborongan.

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan/Konstruksi Antara Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air Dengan Perusahaan Rekanan ( Studi Di Balai Sumber Daya Air Sumatera II Propinsi Sumatera Utara)

1 67 98

Tinjauan Yuridis Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Pembangunan Saluran Drainase Antara Dinas Bina Marga Kota Medan Dengan Cv.Teratai 26

8 122 120

Wanprestasi Dalam Perjanjian Pemborongan Kerja Milik Pemerintah Antara CV. Dina Utama Dengan Dinas Penataan Ruang Dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara

2 55 134

Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Antara PT.PLN (Persero) dengan CV.Carmel dalam Hal Penyeimbangan Beban Trafo (Studi pada PT.PLN (Persero) Area Payakumbuh)

4 40 96

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor (Studi Pada CV. Bersama Kontraktor)

4 25 108

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor (Studi Pada CV. Bersama Kontraktor)

0 0 9

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor (Studi Pada CV. Bersama Kontraktor)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor (Studi Pada CV. Bersama Kontraktor)

0 0 17

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor (Studi Pada CV. Bersama Kontraktor)

0 0 30

Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal dengan CV. Bersama Kontraktor (Studi Pada CV. Bersama Kontraktor)

0 0 3