bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu nilai pekerjaan fisik konstruksi pemborongan tersebut.
Suatu kontrak ditandatangani selambat-lambatnya 14 hari kerja terhitung sejak diterbitkannya surat keputusan penetapan penyedia barang jasa dan setelah
penyedia barang jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5 dari nilai kontrak kepada pengguna barang jasa. Dengan tegas dalam Keppres No. 80 2003
Pasal 34 menyatakan perubahan kontrak dilakukan sesuai kesepakatan pengguna barang jasa para pihak apabila terjadi perubahan lingkup pekerjaan, metoda
kerja ataupun waktu pelaksanaan sesuai dengan ketentan yang berlaku. Maksudnya dalam melaksanakan perubahan kontrak harus memperhatikan sistem
kontak.
D. Para Pihak dalam Perjanjian Pemborongan
Dalam suatu perjanjian pemborongan terdapat para pihak yang saling mengikatkan diri untuk melaksanakan perjanjian yang telah dibuat tersebut.
Adapun pihak tersebut adalah pihak yang memborongkan dan pihak pemborong yang biasanya disebut pemborong. Pihak inilah yang merupakan para pihak yang
terlibat langsung dalam perjanjian pemborongan pekerjaan, tetapi tidaklah dipungkiri bahwa terdapat pula pihak–pihak yang tidak secara langsung terikat
dengan adanya perjanjian pemborongan tersebut seperti pekerja atau buruh yang melaksanakan pemborongan pekerjaan.
Pihak-pihak dalam perjanjian pemborongan adalah: 1.
Pihak Yang memborongkan
Universitas Sumatera Utara
Pihak yang memborongkan atau pemberi pekerjaan dapat berupa perorangan maupun badan hukum atau tidak badan hukum baik pemerintah maupun
swasta. Hubungan antara pemberi tugas dengan pemborong dapat berupa:
1. Pemberi tugas adalah pemerintah dan pemborong juga pemerintah Dinas
Pekerjaan Umum maka hubungannya berwujud hubungan kedinasan
.
2. Pemberi tugas dari pemerintah atau swasta sedangkan pemborong dari
pihak swasta, hubungannya dituangkan dalam perjanjian pemborongan Surat Perintah Kerja.
Adapun hubungan antara pemberi tugas dengan perencana dapat berupa: 1
Pemberi tugas dari pemerintah dan perencana juga dari pemerintah Dinas Pekerjaan Umum maka terdapat hubungan kedinasan.
2 Pemberi tugas dari pemerintah dan atau swasta, perencana adalah dari
swasta yang bertindak sebagai penasihat pemberi tugas, hubungannya dituangkan dalam perjanjian melakukan jasa-jasa tunggal.
Apabila pemberi tugas dari pemerintah swasta dengan perencana dari swasta bertindak sebagai wakil pemberi tugas sebagai direksi maka hubungannya
dituangkan dalam perjanjian pemberian kuasa Pasal 1792 sampai dengan Pasal 1819 KUHPerdata.
Adapun tugas dari pemberi tugas yaitu: a.
memeriksa dan menyetujui hasil pekerjaan pemborong b.
menerima hasil pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
c. membayar harga bangunan.
55
Pemberi pekerjaan dalam hal ini adalah DPU KIMPRASWIL sesuai dengan Surat Keputusan Nomor: 10 PL GUN PLK RPI A 2006, yang dibiayai
dari APBD Tahun Anggaran 2006. Dalam melakukan pembangunan fisik sangat erat hubungannya dengan Dinas
Pekerjaan Umum sebagai pemberi pekerjaan karena untuk menyangkut proyek-proyek yang menyangkut kepentingan kesejahteraan umum. Dan
setiap pembangunan yang menyangkut kepentingan umum, maka yang bertindak sebagai pemberi pekerjaan mewakili pemerintah adalah Dinas
Pekerjaan Umum. Dalam hal ini dalah DPU KIMPRASWIL. Hubungan antara pemerintah sebagai pemberi tugas dengan pemborong dari pihak swasta
dituangkan dalam Surat Perjanjian Pemborongan Surat Perintah Kerja SPK. 2.
Pihak Pemborong Pihak pemborong adalah pihak yang bertindak sebagai pelaksana
pembangunan sesuai dengan isi perjanjian. Pemborong ini bisa perseorangan, badan hukum, tidak berbentuk badan hukum swasta maupun pemerintah.
Dalam melaksanakan pekerjaan, pemborong yang memenangkan lelang tender bekerja sama dengan pemborong lain yang biasanya disebut sub
kontraktor. Pekerjaan ini tidak boleh diserahkan kepada sub kontraktor secara keseluruhan, hanya boleh untuk untuk sebagian pekerjaan yang biasanya tidak
menjadi keahlian pemborong setelah sebelumnya sub kontraktor ini diusulkan oleh pemborong dan mendapat izin tertulis dari pemberi tugas. Diusahakan
55
Djumialdji, Op. cit, hal. 8.
Universitas Sumatera Utara
sedapat mungkin menggunakan sub kontraktor dari pengusaha ekonomi lemah setempat.
Menurut Keppres No. 80 2003 kualifikasi adalah penyedia barang jasa kelompok menengah, besar, dan penilaian menurut tingkat keuangan
dasarnya masing-masing bidang, sub bidang untuk jasa konsultasi. Menurut Keputusan Menteri Sek Neg Nomor: 3547 TPPBB XII 1985
tentang pedoman prakualifikasi Rekanan Bidang Pemborongan. Penggolongan rekanan dilakukan sebagai berikut:
a. Golongan perusahaan pemborongan dengan kemampuan yang rendah
terdiri dari C3, C2, dan C1. Golongan C3 adalah pemborong yang mampu melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan perbaikan ringan dan pembangunan dengan persyaratan teknis sederhana bernilai di atas Rp. 5.000.000 sampai dengan Rp.
20.000.000. Golongan C2 adalah pemborong yang mampu melaksanakan pekerjaan
pemeliharan perbaikan ringan dan pembangunan dengan persyaratan teknis sederhana bernilai di atas Rp. 20.000.000 sampai dengan Rp.
50.000.000. Golongan C1 adalah pemborong yang mampu melaksanakan pekerjaan
pemeliharan perbaikan ringan dan pembangunan dengan persyaratan teknis bernilai di atas Rp. 50.000.000 sampai dengan Rp. 100.000.000.
b. Golongan perusahaan pemborong dengan kemampuan madya yang terdiri dari golongan B2 dan B1.
Universitas Sumatera Utara
Golongan B2 adalah pemborong yang mampu melaksanakan perbaikan pemeliharaan dan pembangunan dengan persyaratan teknis madya bernilai
Rp. 100.000.000 sampai dengan Rp. 200.000.000. Golongan B1 adalah pemborong yang mampu melaksanakan perbaikan
pemeliharaan dan pembangunan dengan persyaratan teknis madya bernilai Rp. 200.000.000 ke atas.
c. Golongan perusahaan pembangunan dengan kemampuan tinggi yaitu golongan A. Golongan ini adalah pemborong yang mampu melaksanakan
pekerjaan perbaikan dan pembangunan dengan persyaratan teknis tinggi atau sangat tinggi bernilai di atas Rp. 500.000.000.
56
1 kemampuan keuangan
Jadi berdasarkan kualifikasi rekanan dari hasil pelelangan tanggal 06 Desember 2006 CV. Bagas masuk ke dalam kualifikasi rekanan golongan C2,
untuk kualifikasi peningkatan saluran irigasi bondar sitoman sosor pandan sep. 75m. irigasi.
Penentuan kualifikasi pemborong dilakukan dengan memperhatikan: 2
kemampuan personalia 3
kemampuan peralatan 4
kemampuan peralatan.
57
Penilaian kemampuan keuangan perusahan pemborong dilakukan terhadap kekayaan bersih perusahaan berdasarkan neraca keuangan perusahaan tahun
terakhir dan laporan keuangan-keuangan lainnya. Kekayaan bersih ini merupakan jumlah semua aktiva yaitu aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva
56
F. X. Djumialdji, Perjanjian Pemborongan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1995, hal. 13-14.
57
Ibid, hal. 14.
Universitas Sumatera Utara
lainnya dikurangi dengan utang-utang baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Untuk pemborong yang kekayaan bersihnya berjumlah diatas Rp. 5.000.000 sampai dengan Rp. 20.000.000 kualifikasinya :
1. di atas Rp. 5.000.000 sampai dengan Rp. 20.000.000 kualifikasinya C3
2. di atas Rp. 20.000.000 sampai dengan Rp. 50.000.000 kualifikasinya C2
3. di atas Rp. 50.000.000 sampai dengan Rp. 100.000.000 kualifikasinya C1
4. di atas Rp. 100.000.000 sampai dengan Rp. 200.000.000 kualifikasinya B2
5. di atas Rp. 2.000.000.000 sampai dengan Rp. 1.000.000.000.000
kualifikasinya B2 6.
di atas Rp. 1.000.000.000.000 kualifikasinya A.
58
Penilaian kemampuan personalia dilakukan terhadap tenaga ahli tetap dari perusahaan. Untuk kepentingan itu tenaga ahli dapat digolongkan sebagai
berikut: 1.
sarjana teknik 2.
sarjana muda teknik atau pendidikan teknik yang setingkat, seperti tamatan politeknik pendidikan ahli teknik, dll
3. STP atau pendidikan teknik yang setingkat
4. tenaga pendukung lainnya, seperti tenaga pembukuan administrasi dll.
59
Penilaian terhadap kemampuan peralatan perusahaan dilakukan terhadap: a.
jenis macam alat b.
jumlah c.
kapasitas dan output peralatan d.
merek, tipe dan nomor mesin peralatan e.
tahun pembuatan f.
keadaankondisi alat g.
lokasi sekarang h.
harga i.
pemilikan milik sendiri.
60
Penyaringan pemborong rekanan menurut teori adalah: 1.
Prakualifikasi adalah penyaringan pemborong menurut kemampuannya dalam jangka waktu pendek yaitu kurang dari 5 lima tahun.
2. Klasifikasi yaitu penyaringan pemborong menurut spesialisasi bidang
kelistrikan, bidang PAM, bidang perkapalan, dsb. 3.
Kualifikasi yaitu penyaringan pemborong menurut kemampuannya dalam jangka waktu panjang misalnya selama 5 lima tahun.
61
58
Ibid, hal. 15.
59
Ibid.
60
Ibid, hal. 16.
61
Djumialdji, Hukum Bangunan Dasar-Dasar Hukum dan Proyek dan Sumber Daya Manusia, Op. cit, hal. 48.
Universitas Sumatera Utara
Kualifikasi menurut Keppres No. 80 2003 Pasal 14 adalah yang meliputi kegiatan:
a. registrasi adalah pencatatan dan pendaftaran data yang meliputi:
1. data administrasi
2. data keuangan
3. data personalia
4. data peralatan
5. data perlengkapan
6. data pengalaman ,elakukan pekerkaan.
b. klasifikasi yaitu penggolongan perusahaan menurut bidang, sub bidang,
dan lingkup pekerjaan. c.
Kualifikasi yaitu penilaian serta penggolongan perusahaan menurut tingkat kemampuan dasarnya pada masing-masing bidang, sub bidang, dan
lingkup bidang pekerjaannya. Penetapan lulus prakualifikasi didasarkan antara lain atas hal-hal sebagai
berikut: 1.
akta pendirian perusahaan dan perubahan terakhir 2.
Nomor Surat Izin Usaha dari Departemen Perdagangan SIUP 3.
Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP 4.
Perbankan 5.
kemampuan modal usaha 6.
mampu dan tidak dinyatakan pailit
Universitas Sumatera Utara
7. referensi pengalaman untuk bidang usaha yang diprakualifikasikan.
Rekanan yang lulus prakualifikasi dicantumkan dalam daftar yang disebut Daftar Rekanan Mampu DRM yang berguna sebagai acuan persyaratan
sebagi peserta pelelangan terbatas yang bernilai diatas Rp. 5.000.000 dan acauan persyaratan bagi peserta pelelangan umum diatas Rp. 50.000.000.
Bagi rekanan yang telah lulus prakualifikasi diberikan suatu sertifikat yang disebut tanda daftar Rekanan TDR yang merupakan persyaratan untuk
mengikuti pelelangan dan penunjukkan langsung.
62
1. Apabila yang memorongkan maupun pemborong keduanya pemerintah,
maka hubungan hukumnya disebut hubungan kedinasan. Hubungan hukum antara yang memborongan dengan pemborong diatur
sebagai berikut:
2. Apabila yang memborongkan pihak pemerintah sedangkan pemborongnya
pihak swasta, maka hubungan hukumnya disebut perjanjian pemborongan yang dapat berupa akta di bawah tangan, Surat Perintah kerja, Surat
Perjanjian Kerja kontrak.
3. Apabila yang memborongkan maupun pemborong keduanya pihak
swasta, maka hubungan hukumnya adalah perjanjian pemborongan yang dapat berupa akta di bawah tangan, surat perintah kerja, surat perjanjian
pmborongan kontrak.
63
3. Perencana Perencana adalah pemimpin proyek yang dalam hal ini ditugaskan kepada
bidang perencanaan. Apabila yang bertindak sebagai pemberi tugas adalah instansi pemerintah, kemudian yang bertindak sebagai perencana juga instansi
pemerintah maka hubungan yang adalah hubungan kedinasan. Tetapi jika pemberi tugas adalah pihak swasta pemerintah sedangkan perencana pihak
swasta atau konsultan perencana, maka hubungan yang diatur dalam
62
Djumialdji, Op.cit. hal. 48-50.
63
Ibid, hal. 29.
Universitas Sumatera Utara
perjanjian melakukan jasa-jasa tunggal atau perjanjian pemberian kuasa tergantung tugas yang dilakukan oleh konsultan perencana. Jadi jika pihak
perencana adalah pihak swasta sedang pemberi kuasa adalah pihak pemerintah biasanya hubungan keduanya adalah hubungan pemberian kuasa.
64
a. Menyusun rencana pekerjaan
Menurut Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, perencanaan itu mempunyai tugas yang sangat luas yang dapat dibagi atas tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
Dalam hal ini perencana bertindak sebagai penasihat dari pemberi pekerjaan dan belum bertindak sebagai wakil pemberi pekerjaan, sehingga
belum ada unsur perwakilan
b. Membantu proses pelelangan pekerjaan dan proses terjadinya perjanjian
Disini perencana bertindak sebagai wakil dari pemberi pekerjaan. Pada fase pelelangan memberi penjelasan-penjelasan dan menyusun rencana
perjanjian.
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan yang dilakukan pemborong
Disini perencana bertugas sebagai direksi mewakili pemberi pekerjaan melakukan pengawasan.
65
1 Sebagai penasihat
Selain tugas diatas, tugas perencana dapat dilhat sebagai berikut:
Perencana mempunyai tugas untuk membuat rencana biaya dan gambar bangunan sesuai dengan pesan pemberi tugas. Hubungan pemberi tugas
dengan perencana sebagai penasihat dituangkan dalam perjanjian melakukan jasa-jasa tunggal dalam bentuk prakteknya yang dikenal
dengan perjanjian perencana, 2. Sebagai wakil
Disini perencana bertindak sebagi pengawas dengan tugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan. Hubungan antara pemberi tugas dengan perencana
64
IR. Soedibyo, Pihak Yang Melaksanakan Pembangunan, Pradnya Paramita, Jakarta, 1983, hal. 17.
65
Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Himpunan Karya Tentang Pemborongan Bangunan, penerbit Liberty, Yogyakarta, 1982, hal 76.
Universitas Sumatera Utara
sebagai wakil dituangkan dalam perjanjian pemberian kuasa Pasal 1792- 1989 KUHPerdata
66
a. Apabila yang memborongkan maupun perencana keduanya pihak
pemerintah, maka hubungan hukumnya disebut hubungan kedinasan. Perencana sebagai wakil atau si kuasa dapat diberhentikan sewaktu-
waktu Pasal 1814 KUHPerdata. Perencana dapat menunjuk orang lain untuk mengawasi pekerjaan. Hal ini dikatakan ada substitusi. Si kuasa
bertanggung jawab untuk orang yang melaksanakan kuasanya jika ternyata ia tidak diberikan hak untuk menunjuk orang lain sebagai penggantinya
dan tentang sustitusi itu dalam Pasal 1803 KUHPerdata ditentukan sebagai berikut si berkuasa bertanggung jawab untuk orang yang telah ditunjuk
oleh sebagai penggantinya dalam melaksanakan kuasanya, Mengenai hubungan hukum antara yang memborongkan dengan perencana
diatur sebagai berikut:
b. Apabila yang memborongkan adalah pihak pemerintah, sedangkan
pihak perencana pihak swasta, maka hubungan hukumnya disebut dengan perjanjian melakukan jasa yang dalam prakteknya dituangkan
dalam surat perjanjian pekerjaan perencanaan. c.
Apabila yang memborongkan maupun perencana keduanya adalah pihak swasta, maka hubungan hukumnya disebut perjanjian melakukan
66
FX. Djumialdji, Op.cit, hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
jasa Pasal 1601 KUHPerdata yang dalam prakteknya dituangkan dalam surat perjanjian pekerjaan perencanaan.
67
4. Pengawas direksi Direksi bertugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemborong.
Disini pengawas memberi petunjuk-petunjuk memborongkan pekerjaan, memeriksa bahan-bahan, waktu pembangunan berlangsung dan akhirnya
membuat penilaian opname dari pekerjaan Pengawas adalah ketentuan tentang kewenangan pengguna barang jasa
melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh pihak penyedia barang jasa.
Hal ini dilakukan karena pengguna barang jasa tidak dapat melakukan pemeriksaan atau pengawasan, maka pengguna barang memintakan kepada
pihak ketiga untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas seluruh pelaksanaan pekerjaan yang sudah atau sedang dilaksanakan oleh penyedia
barang jasa. Dalam perjanjian pemborongan bangunan ada disebut dengan direksi atau
pengawas yang bertugas mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemborong. Selain itu pada waktu pelelangan pekerjaan direksi bertugas sebagai panitia
pelelangan yaitu mengadakan pengumuman pelelangan yang akan dilaksanakan memberi penjelasan mengenai RKS Rencana Kerja dan Syarat
untuk pemborongan-pemborongan pembelian dan membuat berita acara penjelasan, melaksanakan pembukuan, surat penawaran, mengadakan
67
Djumialdji, Hukum Bangunan Dasar-Dasar Hukum dan Proyek dan Sumber Daya Op.cit, hal. 33-34.
Universitas Sumatera Utara
penilaian dan menetapkan calon pemenang serta mebuat berita acara hasil pelelangan dan sebagainya. Hubungan direksi dengan pemberi tugas
dituangkan dalam pemberian kuasa.
68
1 Melakukan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan proyek di lapangan
agar sesuai dengan dokumen kontrak dan syarat-syarat spesifikasi teknis. Pengawasan di lapangan sangat diperlukan maka ditunjuklah pengawas
yang disebut sebagai pengawas lapangan. Pengawas lapangan merupakan petugas yang ditunjuk dari Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan
pengawasan di lapangan dan diberitahukan secara tertulis kepada kontraktor. Pengawas lapangan mempunyai tugas sebagai berikut:
2 Melaksanakan pengawasan dan memberikan petunjuk kepada pihak
kontraktor pelaksana proyek dan menjaga hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai spesifikasi teknis dan jadwal waktu yang telah ditentukan sepanjang
kegiatan yang dilasanakan secara kontrak. 3
Membuat laporan teknis kemajuan fisik dan hambatan di lapangan baik secara harian maupun mingguan kepada direksi teknis pekerjaan proyek.
Disamping pengawas lapangan ada juga yang dikenal dengan pengawas teknis atau direksi teknis. Direksi teknis mempunyai tugas antara lain:
a Melaksanakan penelitiannya dan pengecekkan ke lapangan field check
atas kebenaran dan hasilnya dituangkan ke dalam berita acara pembayaran, b
Memeriksa laporan yang diserahkan oleh pemborong,
68
Ibid, hal. 11-12.
Universitas Sumatera Utara
c Buku harian yang berisi catatan lengkap atas kejadian dan kenyataan
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dan telah ditandatangani oleh pengawas lapangan dan kontraktor harus disimpan oleh direksi teknis.
d Menghitung biaya-biaya pekerjaan permanen yang diserahkan oleh
kontraktor.
E. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Pemborongan