dalam UU tersebut, dan apabila terjadi perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab pemborong
54
C. Perjanjian Pemborongan Menurut Keppres No. 83 Tahun 2003 jo Perpres No. 32 Tahun 2005
.
Menurut Keppres No. 80 2003 yang merupakan pedoman pelaksanaan barang jasa pemerintah yang dibiayai dengan APBN APBD dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efesien dengan prinsip persaingan sehat, transparan, terbuka dan perlakukan yang adil bagi semua pihak sehingga hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi fisik, keuangan maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintah dan pelayanan masyarakat sebagaimana yang
tertuang dalam Pasal 2 dua yang merupakan maksud dan tujuan dari Keppres No. 80 2003 ini. Menurut Keppres ini pelaksanaan pemborongan harus
menggunakan produksi dalam negeri dan semuanya bertujuan untuk meningkatkan serta mengembangkan potensi nasional dan melibatkan peran usaha
nasional. Dalam melakukan penyaringan pemborongan rekanan dilakukan dengan
prakualifikasi dan pascakualifikasi. Menurut Pasal 14 Keppres No. 80 2003, prakualifikasi wajib dilaksanakan untuk pengadaan jasa konsultasi dan pengadaan
barang jasa pemborongan jasa lainnya yang menggunakan metoda penunjukkan langsung untuk pekerjaan kompleks, pelelangan terbatas dan penilaian langsung.
Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha serta
54
Sehat Damanik, Op. cit, Hal. 15
Universitas Sumatera Utara
pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang jasa sebelum memasukkan penawaran. Sedangkan pascakualifikasi adalah proses penilaian
kompetensi dan kemampuan usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang jasa setelah memasukan penawaran.
Berdasarkan Pasal 15 Keppres No. 80 2003 ditentukan: 1.
Proses prakualifikasi secara umum meliputi pengumumam prakualifikasi, pengambilan dokumen prakualifikasi, pemasukan dokumen prakualifikasi,
evaluasi dokumen prakualifikasi, penetapan calon peserta pengadaan yang lulus prakualifikasi , dan pengumuman hasil prakualifikasi.
2. Proses pascakualifikasi secara umum meliputi pemasukan dokomen
kualifikasi bersamaan dengan dokumen penawaran dan terhadap peserta yang diusulkan untuk menjadi pemenang serta cadangan pemenang dievaluasi
dokumen kualifikasinya. Berdasarkan Keppres No. 80 2003 ayat 5 dalam keadaan tertentu dan
keadaan khusus, pemilihan penyedia barang jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 satu penyedia barang jasa dengan cara
melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya sehingga diperoleh harga dengan wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Dan dalam penjelasan
Perpres No. 32 2005 dijelaskan: Yang dimaksud dalam keadaan tertentu adalah:
a. Penanganan darurat untuk pertahanan Negara, keamanan dan keselamatan
pekerjannya tidak dapat ditunda atau harus dilakukan segera, termasuk penanganan darurat akibat bencana alam: dan atau
Universitas Sumatera Utara
b. Pekerjaan yang perlu dirahasiakan yang menyangkut pertahanan dan
keamanan Negara yang diterapkan oleh Presiden: dan atau c.
Pekerjaan yang berskala kecil dengan nilai maksimum Rp. 50.000.000, dengan ketentuan:
1. Untuk keperluan sendiri: dan atau
2. Teknologi sederhana: dan atau
3. Risiko kecil: dan atau
4. Dilaksanakan oleh penyedia barang jasa usaha orang perseorangan dan
atau badan usaha kecil termasuk koperasi kecil. d.
Pekerjaan pengadaan barang dan pendistribusian logistik pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang penanganannya memerlukan
pelaksanaan secara cepat dalam rangka penyelenggaraan pemilihan kepala daerah yang diselenggarakan sampai dengan bulan Juli 2005 berdasarkan
peraturan perundang-undangan. Yang dimaksud dalam keadaan khusus adalah:
1. Pekerjaan berdasarkan tarif yang ditetapkan pemerintah: atau 2.
Pekerjaan barang spesifik yang hanya dapat dilaksanakan oleh suatu penyedia barang jasa, pabrikan, pemegang hak paten: atau
c. Merupakan hasil produksi usaga kecil yang telah mempunyai pasar dan
harga yang relatif stabil: atau d.
Pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan teknologi khusus dan atau hanya ada satu penyedia barang
jasa yang mampu mengaplikasikannya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Keppres No. 80 2003 pada Pasal 30 ada dikenal jenis kontrak, yaitu:
a Kontrak lump sum adalah kontrak pengadaaan barang jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua risiko yang mungkin terjadi dalam proses
penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang jasa. b
Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaaan barang jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah
harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjannya masih bersifat
perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh penyedia barang jasa. c
Kontrak penggabungan lump sum dan harga satuan adalah kontrak yang merupakan gabungan lump sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang
diperjanjikan. d
Kontrak terima jadi adalah kontrak pengadaan barang jasa pemborongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan
jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik
sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan. e
Kontrak persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultasi di bidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu nilai pekerjaan fisik konstruksi pemborongan tersebut.
Suatu kontrak ditandatangani selambat-lambatnya 14 hari kerja terhitung sejak diterbitkannya surat keputusan penetapan penyedia barang jasa dan setelah
penyedia barang jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5 dari nilai kontrak kepada pengguna barang jasa. Dengan tegas dalam Keppres No. 80 2003
Pasal 34 menyatakan perubahan kontrak dilakukan sesuai kesepakatan pengguna barang jasa para pihak apabila terjadi perubahan lingkup pekerjaan, metoda
kerja ataupun waktu pelaksanaan sesuai dengan ketentan yang berlaku. Maksudnya dalam melaksanakan perubahan kontrak harus memperhatikan sistem
kontak.
D. Para Pihak dalam Perjanjian Pemborongan