3. Faktor tambahan tangan kanan dan kiri = 0,95
Ini disebabkan oleh saat operator merajang, ubi yang dipegang menghantarkan sebagian getaran mesin.
4. Faktor durasi tangan kanan dan kiri = 0,5
Ini disebabkan oleh tidak layaknya jumlah jam kerja operator yaitu 10 jam kerja per hari dan 6 hari kerja per minggu.
6.1.4. Analisis Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat disintesiskan beberapa alternatif pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut:
1. Penambahan operator pada stasiun kerja perajangan.
Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No 234 tahun 2003 tentang waktu kerja dan istirahat, pada pasal 2
menetapkan bahwa waktu kerja adalah 40 jam satu minggu atau 8 jam kerja sehari selama 5 hari kerja atau 7 jam kerja sehari selama 6 hari kerja. Menurut
keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No 102 tahun 2004 tentang waktu lembur dan upah lembur, pada pasal 3
menetapkan bahwa waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam sehari dan 14 jam dalam satu minggu. Dari penjelasan diatas, dapat
disimpulkan bahwa jumlah waktu kerja 40 jam dan waktu lembur 14 jam yang diperbolehkan dalam satu minggu adalah 54 jam.
Operator pada stasiun kerja pembumbuan ada 3 orang. Jumlah jam kerja operator adalah 10 jam kerja per hari dan 6 hari kerja per minggu. Total jam
Universitas Sumatera Utara
kerja 1 orang operator adalah 60 jam satu minggu. Ini jelas telah melanggar waktu kerja yang dianjurkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia. Alternatif terbaik adalah menambah jumlah karyawan. Penambahan jumlah
mesin, tidak mungkin dilakukan karena jika dilakukan penambahan jumlah mesin, akan terjadi bottleneck pada stasiun kerja perajangan dan hal ini tidak
akan mengurangi jam kerja operator dalam satu minggu. 2.
Perancangan mesin untuk mengurangi kekuatan yang dikeluarkan dan mengurangi paparan getaran mesin.
Perancangan mesin yang mungkin dilakukan adalah menambahkan corong gravitasi dan merubah posisi input mesin menjadi di atas. Dengan
perancangan ini, penekanan ubi dilakukan secara otomatis oleh gaya gravitasi dan gaya berat dari ubi yang diatasnya.
6.1.5. Perancangan Metode Kerja Usulan
Diagram waktu kerja operator secara aktual dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Makan Siang
C C
C C
I II
III IV
V VI
VII VIII
IX X
XI C
Jam Kerja Operator B Jam Kerja Operator A
Keterangan Makan
Siang A
A A
A A
C C
A A
Mesin III Mesin II
Istirahat A
B C
C C
A A
A
Jam Ke- Makan
Siang B
B B
B B
B B
Mesin I B
B B
Jam Kerja Operator C C
Gambar 6.1. Diagram Waktu Kerja Aktual Operator pada Mesin I, II dan III
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa jam kerja masing-masing operator secara aktual adalah 10 jam kerja. Sehingga dapat dibuat usulan penambahan
operator dengan pembagian jam kerja seperti pada Gambar 6.2.
Makan Siang
E C
C C
I II
III IV
V VI
VII VIII
IX X
XI C
Jam Kerja Operator D Makan
Siang A
A A
D A
C C
A A
Mesin III Mesin II
Istirahat D
E E
E D
D D
Jam Ke- Makan
Siang B
B B
B E
B E
Mesin I D
B D
Jam Kerja Operator E E
Jam Kerja Operator B Jam Kerja Operator A
Keterangan A
B Jam Kerja Operator C
C
Gambar 6.2. Diagram Waktu Kerja Usulan Operator pada Mesin I, II dan III
Dari gambar diatas, dapat dilihat bahwa terjadi penambahan operator yaitu operator D dan E. Jumlah jam kerja operator A, B dan C menjadi 6 jam kerja.
Rincian jam kerja dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3. Rincian Jam Kerja
Operator Waktu Kerja
jam Waktu Kerja
1 Hari jam
Waktu Kerja 1 Minggu
jam Mesin I Mesin II
Mesin III
A 6
- -
6 36
B -
6 -
6 36
C -
- 6
6 36
D 4
2 -
6 36
E -
2 4
6 36
Operator A bekerja pada mesin I selama 6 jam yaitu dari jam ke I sampai VII dengan waktu istirahat pada jam ke VI. Operator B bekerja pada mesin II
selama 6 jam yaitu dari jam ke III sampai IX dengan waktu istirahat pada jam ke VI. Operator C bekerja pada mesin III selama 6 jam yaitu dari jam ke V sampai
XI dengan waktu istirahat pada jam ke VI. Operator D bekerja pada mesin II
Universitas Sumatera Utara
selama 2 jam yaitu dari jam ke I dan II dan bekerja pada mesin I selama 4 jam yaitu dari jam ke VIII sampai XI. Operator E bekerja pada mesin III selama 4 jam
yaitu dari jam ke I sampai IV dan bekerja pada mesin III selama 2 jam yaitu dari jam ke X dan XI. Total waktu kerja dalam 1 minggu untuk masing-masing
operator adalah 36 jam. Dengan begitu, operator A, B, C, D dan E telah mengikut i anjuran yang dikeluarkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia yaitu 7 jam sehari untuk 6 hari kerja dalam satu minggu. Penilaian OCRA Index usulan, dilakukan pada operator A. Gambar
distribusi waktu kerja, istirahat makro dan jumlah siklus dapat dilihat pada Gambar 6.3.
Makan Siang
I II
III IV
V VI
VII Jam Ke-
10 Menit
60 Menit
Istirahat Sholat
Kerja Keterangan
5 Menit
30 31
31 31
31 28
Jumlah Siklus
Gambar 6.3. Jadwal Kerja dan Istirahat Makro dalam 1 Hari
Jumlah siklus dalam 1 shift metode usulan dapat dihitung dengan: Jumlah Siklus dalam 1 shift = 30 + 31 + 31 + 31 + 0 + 28 = 182 siklus
Waktu siklus usulan dapat dihitung dengan cara: Waktu Siklus
= Durasi Kerja Jumlah siklus 1 shift = 345 menit 182 = 1,9 menit = 114 detik
Rincian durasi kerja dapat dilihat pada Tabel 6.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.4. Durasi Kerja Keterangan
Kuantitas
Total waktu kerja 1 shift 420 menit
Istirahat makan siang 60 menit
Sholat 10 menit
Menunggu bahan pagi hari 5 menit
Durasi Kerja Net Duration 345 menit Jumlah Siklus dalam 1 shift 182 siklus
Waktu 1 Siklus
1,9 menit
Frekuensi per menit usulan dapat dihitung sebagai berikut:
Frekuensi = Jumlah tindakan teknis x 60 detik waktu siklus dalam detik Frekuensi
Tangan Kanan
= 66 x 60 114 = 34,737 tindakan menit Frekuensi
Tangan Kiri
= 48 x 60 114 = 25,322 tindakan menit Jumlah tindakan teknis aktual usulan dapat dihitung sebagai berikut:
ATA = Frekuensi x Total waktu pekerjaan repetitif ATA
Tangan Kanan
= 34,737 tindakan menit x 345 menit = 12012 tindakan
ATA
Tangan Kiri
= 25,322 tindakan menit x 345 menit = 8736 tindakan
Waktu istirahat mikro usulan dapat dihitung sebagai berikut: Waktu Istirahat Mikro = Waktu siklus - Waktu total melakukan tindakan teknis
Waktu Istirahat Mikro
Tangan Kanan
= 114 detik - 83 detik = 31 detik
Waktu Istirahat Mikro
Tangan Kiri
= 114 detik – 47,2 detik = 66,8 detik Dibawah ini adalah contoh cara penentuan waktu kerja dan istirahat aktual
untuk jam ke I: Total Waktu Istirahat Mikro =
Siklus Waktu
Kerja Waktu
x Waktu Istirahat Mikro
Total Waktu Istirahat Mikro
Tangan Kanan
=
detik 114
menit 55
x 31 detik = 14,96 menit
Universitas Sumatera Utara
Total Waktu Istirahat Mikro
Tangan Kiri
=
detik 114
menit 55
x 66,8 detik = 32,23 menit Waktu Istirahat Aktual = Waktu Istirahat Makro + Total Waktu Istirahat Mikro
Waktu Istirahat Aktual
Tangan Kanan
= 5 menit + 14,96 menit = 19,96 menit
Waktu Istirahat Aktual
Tangan Kiri
= 5 menit + 32,23 menit = 37,23 menit
Waktu Kerja Aktual = 60 menit – Waktu Istirahat Aktual Waktu Kerja Aktual
Tangan Kanan
= 60 menit – 19,96 menit = 40,04 menit
Waktu Kerja Aktual
Tangan Kiri
= 60 menit – 37,23 menit = 22,77 menit
Penentuan waktu kerja dan istirahat aktual pada setiap jam kerja dapat dilihat pada Tabel 6.5.
Tabel 6.5. Waktu Kerja dan Istirahat Aktual
Jam Ke-
Waktu Kerja
menit Waktu
Istirahat Makro
menit Waktu Istirahat
Mikro Total menit
Waktu Istirahat Aktual
menit Waktu Kerja
Aktual menit
Tangan Kanan
Tangan Kiri
Tangan Kanan
Tangan Kiri
Tangan Kanan
Tangan Kiri
I 55
5 14,96
32,23 19,96
37,23 40,04
22,77 II
60 16,32
35,16 16,32
35,16 43,68
24,84 III
60 16,32
35,16 16,32
35,16 43,68
24,84 IV
60 16,32
35,16 16,32
35,16 43,68
24,84 V
60 16,32
35,16 16,32
35,16 43,68
24,84 VI
60 0,00
0,00 60,00
60,00 0,00
0,00 VII
50 10
13,60 29,30
23,60 39,30
36,40 20,70
Jika perbandingan antara waktu kerja aktual dengan waktu istirahat aktual diantara 5:1 sampai 6:1 atau dibawah 5:1, maka nilai resiko adalah 0. Jika
perbandingannya antara 7:1 sampai 11:1, maka nilai resiko adalah 0,5. Jika perbandingannya lebih besar dari 11:1, maka nilai resiko adalah 1. Sebagai
contoh, pada tangan kanan jam ke I, perbandingannya adalah 40,04 menit:22,77
Universitas Sumatera Utara
menit atau 1,76:1. Maka nilai resiko pada jam ke I adalah 0. Penentuan nilai faktor resiko dapat dilihat pada Tabel 6.6.
Tabel 6.6. Penentuan Nilai Resiko Kekurangan Waktu Pemulihan
Jam Ke- Tangan Kanan
Tangan Kiri Waktu
Istirahat Aktual
menit Waktu
Kerja Aktual
menit Nilai
Resiko Waktu
Istirahat Aktual
menit Waktu
Kerja Aktual
menit Nilai
Resiko
I 19,96
40,04 37,23
22,77 II
16,32 43,68
35,16 24,84
III 16,32
43,68 35,16
24,84 IV
16,32 43,68
35,16 24,84
V 16,32
43,68 35,16
24,84 VI
60,00 0,00
60,00 0,00
VII 23,60
36,40 39,30
20,70 Nilai resiko dalam hal kekurangan periode pemulihan adalah 0 untuk
kedua tangan. Karena nilai resiko kekurangan periode pemulihan adalah 0, maka faktor pemulihan Fr adalah 1 untuk tangan kanan dan tangan kiri.
Durasi pekerjaan berulang adalah 345 menit. Karena durasi pekerjaan berulang diantara 301 menit sampai 360 menit, maka faktor durasi Fd adalah 1,2
untuk tangan kanan dan kiri. Untuk faktor kekuatan Ff, faktor postur Fp, dan faktor tambahan Fc
tidak mengalami perubahan dari metode awal. Hasil perhitungan faktor pengali RTA dapat dilihat pada Tabel 6.7.
Tabel 6.7. Faktor Pengali RTA Faktor Pengali
Tangan Kanan Tangan Kiri
CF 30 tindakanmenit 30 tindakanmenit
Ff 0,6989
0,8642 Fp
0,7 1
Fc 0,95
0,95 D
345 menit 345 menit
Fr 1
1 Fd
1,2 1,2
Universitas Sumatera Utara
RTA =
∑
= n
i 1 i
i i
i
] D
x Fc
x Fp
x Ff
x [CF
x Fr x Fd RTA
Tangan Kanan
= 30 tindakanmenit x 0,6989 x 0,7 x 0,95 x 345 menit x 1 x 1,2 = 5772,42 tindakan
RTA
Tangan Kiri
= 30 tindakanmenit x 0,8642 x 1 x 0,95 x 345 menit x 1 x 1,2 = 10196,70 tindakan
Perhitungan OCRA Index adalah sebagai berikut: OCRA Index =
RTA ATA
OCRA Index
Tangan Kanan
= tindakan
5772,42 tindakan
12012 = 2,08
≈ 2,1
OCRA Index
Tangan Kiri
= tindakan
10196,70 tindakan
8736 = 0,86
≈ 0,9
Hasil perhitungan OCRA Index dapat diklasifikasikan seperti Tabel 6.8.
Tabel 6.8. Klasifikasi Hasil Perhitungan OCRA Index Alat Gerak
OCRA Index Area Keterangan
Tangan Kanan 2,1
Green Keadaan dapat diterima Tangan Kiri
0,9 Green
Optimal OCRA Index tangan kanan bernilai 2,1 antara 1,6 sampai 2,2, maka
klasifikasi OCRA Index tangan kanan termasuk ke dalam area Green yang menandakan keadaan pada tangan kanan dapat diterima. OCRA Index tangan kiri
bernilai 0,9 dibawah 1,5, maka klasifikasi OCRA Index tangan kiri termasuk ke dalam area Green yang menandakan keadaan pada tangan kiri telah optimal. Dari
hasil klasifikasi hasil perhitungan OCRA Index usulan, kedua tangan telah berada dibawah area Red OCRA Index
≤ 3,5.
Universitas Sumatera Utara
6.2. Analisis Stasiun Pembumbuan 6.2.1. Analisis terhadap Klasifikasi Hasil OCRA Index