2.4.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam suatu proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan
fisik maupun kimia yang langsung ikut di dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi.
Bahan baku yang digunakan adalah ubi kayu. Ubi kayu yang digunakan adalah yang telah berumur satu tahun dan memiliki bentuk yang lurus serta
besarnya yang hampir seragam. Ubi kayu diperoleh dari Tanjung Morawa dan Siantar.
2.4.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam produksi sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas secara lebih baik. Bahan
tambahan yang digunakan adalah bumbu dan kemasan. Kemasan dibedakan berdasarkan rasa dan berat produk. Bumbu dan plastik kemasan didatangkan dari
supplier di Jakarta.
2.4.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang dapat menunjang proses produksi yang tidak nampak pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan
adalah minyak goreng, air untuk mencuci ubi dan kayu bakar. Minyak goreng di beli dari agen yang ada di Medan, sedangkan kayu bakar didatangkan dari
Tanjung Morawa dan Siantar.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Uraian Proses Produksi
Ubi kayu sebagai bahan baku utama pembuatan keripik melewati berbagai tahapan pengolahan proses produksi hingga menjadi produk keripik dengan
berbagai rasa. Berikut ini adalah uraian proses produksi : 1.
Pengupasan Pengupasan adalah tahap paling awal dalam proses pembuatan keripik. Tujuan
dari pengupasan ini adalah untuk membuang kedua ujung ubi kayu dan memisahkan umbi dari kulitnya. Proses ini dilakukan secara manual
menggunakan pisau. 2.
Perajangan Proses perajangan adalah proses pemotongan ubi yang telah dikupas dengan
mesin perajang. Tujuan dari peranjangan ini adalah untuk memotong ubi dengan tebal yang sama. Ubi yang telah dipotong-potong selanjutnya dibawa
ke bagian pencucian. 3.
Pencucian Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan ubi yang telah dipotong. Ubi yang
telah dipotong, direndam ke dalam sebuah bak yang berisi air. Kemudian ditiriskan yaitu proses pengeringan ubi yang telah selesai dicuci sebelum tahap
penggorengan. 4.
Penggorengan Setelah ubi melalui tahap penirisan, maka tahap selanjutnya adalah
penggorengan. Penggorengan dilakukan di dalam wadah yang terbuat dari logam berbentuk segi empat dan berisi minyak goreng panas. Setiap kali
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
penggorengan, dimasukkan sekitar 2 keranjang tempat ubi. Proses ini bertujuan untuk mematangkan ubi menjadi keripik. Setelah menjadi keripik
hasil tersebut ditiriskan sebentar untuk mengurangi minyak dan menurunkan suhu.
5. Pembumbuan
Selanjutnya keripik dimasukkan ke dalam suatu wadah yang diputar dengan motor listrik mesin pembumbuan. Tujuan dari proses ini adalah untuk
memberikan bumbu pada keripik sesuai dengan rasanya sehingga bumbu tercampur secara merata pada keripik.
6. Pendinginan
Setelah itu keripik didinginkan dengan meletakkan di atas meja pendinginan agar suhunya normal ketika dikemas.
7. Pengemasan pembungkusan
Keripik selanjutnya dikemas dengan kemasan plastik yang telah ada mereknya sesuai dengan rasanya. Untuk kemasan ½ kg, proses pengemasannya adalah
memasukkan keripik secara manual, ditimbang, dan disegel dengan alat segel. Sedangkan untuk kemasan 24 gram, proses pengemasannya dengan
menggunakan mesin pengemas otomatis. 8.
Pengepakan Untuk keripik kemasan 24 gram, dilakukan lagi pengepakan ke dalam bentuk
bal. Satu bal berisi 25 bungkus 5x5 bungkus kemasan 24 gram. Blok diagram proses pembuatan keripik dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Ubi Kayu Pengupasan
Pengepakan Pembumbuan
Pencucian Perajangan
Pengemasan Penggorengan
Pendinginan
Gambar 2.2. Blok Diagram Proses Pembuatan Keripik
2.4.5. Mesin dan Peralatan Produksi