Analisis Alternatif Pemecahan Masalah

6.2.4. Analisis Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka dapat disintesiskan beberapa alternatif pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut: 1. Penyeimbangan kerja antara kegiatan tangan kanan dengan tangan kiri. Dari analisis sebelumnya, dapat dilihat bahwa operator lebih banyak memanfaatkan tangan kanannya daripada tangan kiri. Tindakan teknis dalam 1 siklus yang paling besar pada tangan kanan adalah tindakan mengayak yaitu 108 tindakan. Jika tindakan ini dapat diseimbangkan pada kedua tangan, maka ini dapat mempengaruhi nilai ATA, faktor kekuatan dan faktor postur, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai RTA dan OCRA Index. Faktor kekuatan dan postur dapat terpengaruh karena dengan pengalokasian sebagian tindakan teknis dari tangan kanan ke tangan kiri, secara otomatis juga akan mengalokasikan sebagian beban dan postur dari tangan kanan ke tangan kiri. 2. Penambahan operator pada stasiun kerja pembumbuan. Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No 234 tahun 2003 tentang waktu kerja dan istirahat, pada pasal 2 menetapkan bahwa waktu kerja adalah 40 jam satu minggu atau 8 jam kerja sehari selama 5 hari kerja atau 7 jam kerja sehari selama 6 hari kerja. Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No 102 tahun 2004 tentang waktu lembur dan upah lembur, pada pasal 3 menetapkan bahwa waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 jam sehari dan 14 jam dalam satu minggu. Dari penjelasan diatas, dapat Universitas Sumatera Utara disimpulkan bahwa jumlah waktu kerja 40 jam dan waktu lembur 14 jam yang diperbolehkan dalam satu minggu adalah 54 jam. Operator pada stasiun kerja pembumbuan ada 2 orang. Jumlah jam kerja operator adalah 10 jam kerja per hari dan 6 hari kerja per minggu. Total jam kerja 1 orang operator adalah 60 jam satu minggu. Ini jelas telah melanggar waktu kerja yang dianjurkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. Alternatif terbaik adalah menambah jumlah karyawan. Penambahan jumlah mesin, tidak mungkin dilakukan karena jika dilakukan penambahan jumlah mesin, akan terjadi bottleneck pada stasiun kerja pembumbuan dan hal ini tidak akan mengurangi jam kerja operator dalam satu minggu. 3. Perancangan fasilitas tambahan pada mesin untuk mengurangi jumlah tindakan teknis dan mengurangi kekuatan yang dikeluarkan. Perancangan terhadap mesin yang mungkin dilakukan adalah merancang tuas atau alat pemutar supaya mesin molen dapat dinaikkan dan diturunkan seperti pada mesin pengaduk semen. Universitas Sumatera Utara

6.2.5. Perancangan Metode Kerja Usulan