b. Faktor Kendaraan
1
. Lampu Kendaraan
Hasil uji statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan lampu kendaraan mati mengakibatkan 1 100 pengendara meninggal dunia, sedangkan
yang mengakibatkan lukacedera ada sebanyak 0 0. Nilai p value = 0,049, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara lampu kendaraan dan akibat
kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berupa meninggal dunia atau lukacedera. Dilihat dari nilai OR CI 95 = 4,885, berarti lampu kendaraan mati
berisiko 4,885 kali menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera akibat kecelakaan lalu lintas dibandingkan faktor penyebab lainnya.
2
. Selip
Hasil uji statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan ban selip mengakibatkan 6 50 pengendara meninggal dunia, sedangkan yang
mengakibatkan lukacedera ada sebanyak 6 50. Nilai p value = 0,011, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara selip dan akibat kecelakaan lalu
lintas pada pengendara sepeda motor berupa meninggal dunia atau lukacedera. Dilihat dari nilai OR CI 95 = 3,964, berarti ban selip berisiko 4,885 kali
menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera akibat kecelakaan lalu lintas dibandingkan faktor penyebab lainnya.
c. Faktor Lingkungan Fisik
1
. Jalan Tanpa Lampu
Hasil uji statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan jalan tanpa lampu mengakibatkan 2 66,7 pengendara meninggal dunia, sedangkan yang
Universitas Sumatera Utara
mengakibatkan lukacedera ada sebanyak 1 33,3. Nilai p value = 0,048, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara jalan tanpa lampu dan akibat
kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berupa meninggal dunia atau lukacedera.. Dilihat dari nilai OR CI 95 = 7,803, berarti jalan tanpa lampu
berisiko 7,803 kali menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera akibat kecelakaan lalu lintas dibandingkan faktor penyebab lainnya.
2
. Jalan Rusak
Hasil uji statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan jalan rusak mengakibatkan 3 75 pengendara meninggal dunia, sedangkan yang
mengakibatkan lukacedera ada sebanyak 1 25. Nilai p value = 0,007, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara jalan rusak dan akibat kecelakaan
lalu lintas pada pengendara sepeda motor berupa meninggal dunia atau lukacedera. Dilihat dari nilai OR CI 95 = 11,773, berarti jalan rusak berisiko
11,773 kali menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera akibat kecelakaan lalu lintas dibandingkan faktor penyebab lainnya.
3
. Jalan Berlubang
Hasil uji statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan jalan berlubang mengakibatkan 7 30,4 pengendara meninggal dunia, sedangkan
yang mengakibatkan lukacedera ada sebanyak 16 69,6. Nilai p value = 0,235, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jalan berlubang dan
akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berupa meninggal dunia atau lukacedera. Dilihat dari nilai OR CI 95 = 1,719, berarti jalan
Universitas Sumatera Utara
berlubang tidak berisiko menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera akibat kecelakaan lalu lintas dibandingkan faktor penyebab lainnya.
4
. Jalan Licin
Hasil uji statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan jalan licin mengakibatkan 1 50 pengendara meninggal dunia, sedangkan yang
mengakibatkan lukacedera ada sebanyak 1 50. Nilai p value = 0,302, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara jalan licin dan akibat
kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berupa meninggal dunia atau lukacedera. Dilihat dari nilai OR CI 95 = 3,879, berarti jalan licin berisiko
3,879 kali menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera akibat kecelakaan lalu lintas dibandingkan faktor penyebab lainnya.
5
. Tanpa MarkaRambu
Hasil uji statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan jalan tanpa markarambu mengakibatkan 3 15 pengendara meninggal dunia, sedangkan
yang mengakibatkan lukacedera ada sebanyak 17 85. Nilai p value = 0,533, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tanpa markarambu dan
akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berupa meninggal dunia atau lukacedera.Dilihat dari nilai OR CI 95 = 0,676, berarti jalan tanpa
markarambu tidak berisiko menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera akibat kecelakaan lalu lintas dibandingkan faktor penyebab lainnya.
6
. Tikungan Tajam
Hasil uji statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan tikungan tajam 11 28,9 pengendara meninggal dunia, sedangkan yang mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
lukacedera ada sebanyak 27 71,1. Nilai p value = 0,270, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tikungan tajam dan akibat
kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berupa meninggal dunia atau lukacedera. Dilihat dari nilai OR CI 95 = 1,612, berarti tikungan tajam tidak
berisiko menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera akibat kecelakaan lalu lintas dibandingkan faktor penyebab lainnya.
7
. KabutMendung
Hasil uji statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan kabutmendung mengakibatkan 1 20 pengendara meninggal dunia, sedangkan
yang mengakibatkan lukacedera ada sebanyak 4 80. Nilai p value = 0,975, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kabutmendung dan
akibat kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berupa meninggal dunia atau lukacedera. Dilihat dari nilai OR CI 95 = 0,966, berarti
kabutmendung tidak berisiko menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera akibat kecelakaan lalu lintas dibandingkan faktor penyebab lainnya.
8
. Hujan
Hasil uji statistik diperoleh bahwa kecelakaan yang disebabkan cuaca hujan mengakibatkan 8 28,6 pengendara meninggal dunia, sedangkan yang
mengakibatkan lukacedera ada sebanyak 20 71,4. Nilai p value = 0,408, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara hujan dan akibat
kecelakaan lalu lintas pada pengendara sepeda motor berupa meninggal dunia atau lukacedera. Dilihat dari nilai OR CI 95 =1,571, berarti cuaca hujan
Universitas Sumatera Utara
tidak berisiko menyebabkan kejadian meninggal dunia atau lukacedera akibat kecelakaan lalu lintas dibandingkan faktor penyebab lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Pengendara Sepeda Motor
Pada penelitian ini, karakteristik pengendara yang meliputi jenis kelamin, umur, jenis pekerjaan, dan kepemilikan SIM tidak secara mendalam karena hanya
digunakan informasi penegas dari pengendara dan tidak termasuk kedalam variabel penelitian.
Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik pengendara sepeda motor yang mengalami kecelakaan lalu lintas didominasi oleh jenis kelamin
laki-laki yaitu 88,7. Hal ini dikarenakan data pengendara sepeda motor laki-laki jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan pengendara sepeda motor perempuan.
Lalu bila dilihat berdasarkan usia pengendara sepeda motor, maka diketahui usia pengendara sepeda motor termuda adalah 12 tahun, sedangkan yang paling tua
adalah usia 75 tahun. Rata-rata pengendara sepeda motor yang mengalami kecelakaan lalu lintas berusia 28,5 tahun. Apabila dilihat dari pembagian kelompok umur, maka
kelompok umur pengendara tertinggi yang mengalami kecelakaan berada pada rentang umur 18-23 tahun yaitu sebanyak 259 kejadian 30,4. Hal ini dapat
dikarenakan pada rentang umur 18-23 tahun merupakan kelompok umur yang memiliki mobilitas tinggi dengan berbagai aktifitas dan cenderung masih labil dalam
berkendara karena usia yang muda. Tingkat kecelakaan tertinggi kedua dialami kelompok umur 24-29 tahun yaitu sebanyak 155 kejadian 18,2, hal ini dapat
disebabkan oleh pada rentang kelompok umur ini pengendara merupakan kelompok
Universitas Sumatera Utara